Views: 4
Solider.id – Mantrijeron Nyawiji Festival 2023 yang diselenggarakan tiga hari beruntun pada Jum’at (9/6) sampai Minggu (11/6) di Lapangan Minggiran dari sore hingga malam hari menjadi salah satu kegiatan edukasi dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep inklusi terhadap masyarakat secara langsung.
Dalam rangka memperingati HUT ke-76 Pemerintah Kota atau Pemkot Yogyakarta, ‘Festival Mantrijeron Nyawiji’ diusung sebagai tema apik dengan harapan dapat mempersatukan dan menumbuhkan solidaritas semua warga Mantrijeron.
Hal unik dari Festival ini adalah memberikan akses unjuk potensi seni dengan melibatkan lintas usia, mulai dari anak usia dini hingga orang dewasa dan warga difabel. Penentasan kesenian tradisional maupun modern, fashion show UMKM, dan stand bazzar aneka kuliner juga mewarnai rangkaian kegiatan tersebut.
Keterlibatan Forum Kecamatan Inklusi (FKI) Mantrijeron menjadi satu bukti dari ‘Nyawiji,’ sehingga menandakan keikutsertaan semua warga, tanpa ada yang ditinggalkan dalam gelaran festival. Gelar seni dari para difabel juga masuk menjadi bagian dari acara dalam panggung.
Ragam kesenian yang ditampilkan warga difabel Mantrijeron menjadi magnet bagi pengunjung. Secara langsung masyarakat umum dapat mengetahui bagaimana para difabel ini dapat memainkan alat musik, bernyanyi, berpantomim, berpuisi, hingga menari.
Dalam jeda waktu pentas seni, sisipan advokasi publik yang berkaitan dengan ‘awareness’ untuk berinteraksi dengan difabel juga sedikit dipaparkan oleh pemandu acara, Ajiwan Arief difabel Low Vision dan Eko Septiardi difabel pengguna kursi roda.
“Kita tadi sudah saksikan beberapa penentasan dari teman-teman difabel. Ada yang main musik, nyanyi, tari dan puisi. Ternyata mereka bisa, mereka punya potensi. Lalu bagaimana jika para pengunjung disini nanti ada yang bertemu dengan difabel dan ingin berinteraksi dengan mereka?” lontar Ajiwan pada pengunjung.
Secara singkat kedua pemandu acara tersebut memberikan informasi tentang berinteraksi dengan ragam difabel. Misal untuk mengajak bicara difabel pengguna kursi roda diharapkan kontak mata sejajar, baik dengan membungkukan badan atau jongkok. Untuk difabel Netra, baik yang total maupun low vision bisa diawali dengan menyapa dan mengulurkan tangan. Untuk difabel tuli dapat dengan menepuk dan berhadapan agar gerak bibir terbaca.
- Agung Supriatmojo, S.H, Ketua Forum Kecamatan Inklusi Mantrijeron menyampaikan, di wilayah Mantrijeron terdapat warga difabel yang memiliki banyak potensi dan kemampuan setara dengan warga lain. Dalam pendidikan pun, ada yang lulus hingga sarjana, ada yang sudah bekerja, selain mereka yang masih sekolah.
Dihadapan Mantri Pamong Praja Kemantren Mantrijeron, Affrio Sunarno, S.Sos, ia turut memperkenalkan satu persatu para difabel yang telah maupun akan tampil di panggung, mulai dari alamat tinggal hingga aktivitas mereka.
Dari balik panggung, warga difabel Mantrijeron lain yang juga memiliki potensi semisal Eko Septiardi yang saat ini bekerja di PT. Asrta Yogyakarta merupakan Sarjana Teknik. Eko mendapat kesempatan kerja di PT. Astra melalui jalur rekutmen untuk umum.
“Saat itu PT. Astra tempat saya bekerja membuka rekrutmen karyawan baru untuk umum, dan saya mengikuti tes perekrutan tersebut. Setiap alur tes yang saya jalani sama dengan pelamar lain. Saya bersyukur dapat diterima dan berkesempatan bekerja di Astra,” kata Eko.
Ajiwan Arif Henrdadi, Sarjana Satra Indonesia lulusan UGM dan bekerja di kantor Sigab Indonesia di Yogyakarta. Ia pernah mendapat beasiswa dari Australia Award dan banyak mengisi acara advokasi sebagai narasumber baik yang diadakan pemerintahan maupun kelembagaan.
Sri Hartanty, di lingkungan disapa Bu Ajiwan difabel fisik, meski baru kurang dari dua tahun menjadi warga Mantrijeron sudah berhasil mempersembahkan mendali Peparda 2023 sebagai atlet NPC Kota Yogyakarta. Aktivitas lain sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) ia juga penulis dan kontributor media online. Pernah menjadi Duta Original Rekor Indonesia, sebagai Duta Disabilitas Berprestasi, dan pernah dua kali bertemu Bapak Presiden Joko Widodo.
Di Kemantren Mantrijeron juga terdapat sekolah SLB Yakatunis yang telah menghasilkan banyak difabel berpotensi baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional. Nawala Aji Pradana, salah satu pengisi pentas seni dari Yakatunis kelas 9 membawakan puisi yang ia tulis sendiri, hingga Putri Ariani penyanyi diafbel Netra yang berprestasi di America’s Go Talent 2023.
Mantrijeron Nyawiji Festival semoga dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan tiap tahun dengan konsep inklusifitas. Melalui festival yang inklusi di kemantrenan seperti ini dapat menjadi sarana upaya edukasi publik terkait keberadaan warga difabel tanpa mendikte masyarakat. Setiap orang berpotensi menjadi difabel baru, baik disebabkan kecelakaan, vonis penyakit tertentu atau karena faktor usia lanjut.[]
Penulis : Srikandi Syamsi
Editor : Ajiwan Arief