Views: 17
Solidernews.com – SIGAB Indonesia melalui program SOLIDER – Strengthening Social Inclusion for Difability Equity and Rights (Memperkuat Inklusi Sosial untuk Kesetaraan dan Hak-hak Difabel) menyelenggarakan Pelatihan Perspektif GEDSI dan Pembangunan Inklusif. Pelatihan dilaksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal 21 dan 22 Juni 2023 di Kapanewon Bantul. Pelatihan ini dilaksanakan tidak hanya di Kabupaten Bantul D.I. Yogyakarta saja tapi juga diselenggarakan di wilayah program SOLIDER-INKLUSI lainnya seperti di Kulon Progo D.I. Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur Kabupaten Situbondo, dan Kalimantan Timur.
Pelatihan ini dihadiri sekitar 40 peserta yang diantaranya ada dari Kecamatan (Camat), Puskesmas, Kalurahan (Kalurahan Bantul dan Kalurahan Palbapang), Lurah/kepala desa, Carik, Kamituwo, Pangripta, Ulu-ulu, Pelayanan Umum/Tata Laksana, Jogo Boya, Babinsa, Bhabinkamtipmas, Bamuskal, Dukuh, PKK, FPRB, Toga, LPMK, Karang Taruna, dan BKM/UPK, Tokoh Agama, KWT (Kelompok Tani Wanita), dll.
Tujuan dari Pelatihan Perspektif GEDSI dan Pembangunan Inklusif ada dua yaitu pertama, terbangunnya pengetahuan, pemahaman dan wawasan mengenai definisi, tujuan, prinsip-prinsip dan langkah-langkah dalam membangun perspektif GEDSI (Gender Equity, Difability and Social Inclusion). Tujuan yang ke dua adalah muncul dan terbangunnya pengetahuan, pemahaman dan wawasan mengenai definisi, tujuan, prinsip-prinsip dan langkah-langkah dalam proses pembangunan inklusif disabilitas. Maria Tri Suhartini dan Muji Kusnanto berkesampan menjadi fasilitator pada kegiatan pelatihan di Kapanewon Bantul selama dua hari ini.
Peserta pelatihan diminta untuk mengisi pre test terlebih dahulu sebelum masuk ke sesi kegiatan pelatihan hari pertama Rabu, 21 Juni 2023, pada sesi pertama pelatihan membahas tentang GEDSI (Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial), dan sesi kedua membahas tentang Gender. Metode pelatihan yang digunakan yaitu dengan paparan materi pelatihan oleh fasilitator, kemudian dilakukan diskusi kelompok oleh para peserta pelatihan, terakhir ada tukar pengalaman diantara peserta tentang peristiwa ketidakadilan gender yang terjadi di masyarakat dan upaya-upaya penyelesaiannya.
Pengantar kegiatan kedua pelatihan di hari Kamis, 22 Juni 2023 dimeriahkan dengan permainan lempar bola kertas yang tujuannya untuk melakukan review pemahaman materi hari pertama yang didapat oleh peserta pelatihan. Pelatihan hari kedua ini membahas terkait perspektif difabilitas, dan pembangunan inklusif. Metode pelatihan yang digunakan yaitu dengan paparan materi pelatihan oleh fasilitator, kemudian dilakukan diskusi kelompok untuk menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) dengan acuan 9 indikator desa inklusi.
Retna Handayani selaku Carik Kalurahan Bantul memaparkan hasil diskusi kelompok tentang RKTL dengan acuan 9 indikator desa inklusi: 1) Keberadaan data & informasi tentang asset Desa yang komprehensif dan terupdate, termasuk data difabel, 2) keberadaan wadah pengorganisasian dan pemberdayaan bagi kelompok rentan, termasuk difabel, 3) jaminan keterlibatan dalam proses pengambilan kebijakan, 4) Adanya perencanaan anggaran yang mengarusutamakaninklusi difabel (Proses, Alokasi anggaran, realisasi dan evaluasinya), 5) Regulasi yang mendukung (PERDES), 6) Kesetaraan akses pada layanan umum di Desa, 7) Keberadaan sarana fisik yang lebih aksesibel, 8) Adanya bentuk tanggungjawab sosial dari masyarakat, 9) Adanya ruang untuk berinovasi dan berjejaring.
Rangkaian kegiatan Pelatihan Perspektif GEDSI dan Pembangunan Inklusif ditutup dengan pengisian post test oleh para peserta pelatihan, setelah mengisi post test peserta diminta untuk menuliskan tindak lanjut yang akan dilakukan dari masaing-masing peserta, dan yang terakhir para peserta diminta untuk mengisi google form evaluasi kegiatan pelatihan yang sudah dilakukan selama dua hari ini. Penutupan kegiatan pelatihan Perspektif GEDSI dan Pembangunan Inklusif oleh Kuni Fatonah sekalu perwakilan dari SIGAB Indonesia.
Efi Ariyanta Wibawa selaku Carik Kalurahan Palbapang memberikan tanggapannya terkait kegiatan pelatihan Perspektif GEDSI dan Pembangunan Inklusif yang dilakukan selama 2 hari, “secara pribadi ini menjadi pengetahuan dasar terkait dengan difabel, saya baru ini mendapatkan pemahaman secara dasar terkait difabel dan GEDSI, untuk tindakan yang bisa saya lakukan dengan solialisasi atau pemberitahuan terkait ap aitu GEDSI dan pembangunan inklusif ini kepada masyarakat mulai dari tingkat pedukuhan maupun RT paling tidak untuk melakukan persamaan pemahaman terkait difabel dan kesamaan gender” jelasnya.[]
Reporter: Indri
Editor : Ajiwan