Views: 11
Solidernews.com – Pada hari Sabtu, tanggal 25 Mei 2024, SIGAB Indonesia melalui Program SOLIDER (Strengthening Social Inclusion for Diffability Equity and Rights – Memperkuat Inklusi Sosial untuk Kesetaraan dan Hak-hak Difabel/Penyandang Disabilitas) melakukan pelatihan pendataan difabel kalurahan di Ruang Meeting RM Ingkung Kuali Pusat. Kegiatan tersebut dihadiri oleh KDK (Kelompok Difabel Kalurahan) serta Perangkat Kalurahan Kabupaten Bantul (Kalurahan Bantul, Kalurahan Sabdodadi, Kalurahan Palbapang, Kalurahan Sumberagung, Kalurahan Trimulyo, Kalurahan Patalan), KDK serta Perangkat Kalurahan Kabupaten Kulon Progo (Kalurahan Kaliagung, Kalurahan Sukoreno, Kalurahan Sri Kayangan, Kalurahan Kembang, Kalurahan Jatisarono, Kalurahan Wijimulyo), Fasilitator Kalurahan, dan SIGAB Indonesia.
Kuni Fatonah selaku Program Officer (PO) SOLIDER-INKLUSI pada sambutannya menyampaikan bahwa pendataan difabel pertama kali dilakukan oleh kader difabel pada tahun 2022, kemudian dari data yang diperoleh diserahkan kepada KDK dan pemerintah kalurahan. Kuni menjelaskan tujuan kegiatan pelatihan ini untuk melakukan update data difabel kalurahan “Hari ini kita akan melakukan pelatihan input data difabel dengan menggunakan tools excel, sehingga dapat diakses melalui offline yang telah disiapkan oleh tim data analis, update data ini diharapkan bisa selesai selama dua sampai tiga bulan kedepan, sehingga kegiatan ini nantinya bisa didukung pemerintah kalurahan” jelas Kuni.
Pendataan difabel ini bisa dilakukan kolaborasi dengan pemerintah kalurahan, dukuh dan tim pendata sehingga tidak harus melakukan pendataan secara door to door. Doddy Kaliri selaku PO menambahkan bahwa “Kebutuhan data difabel menjadi sangat prioritas, sehingga ini menjadi momentum untuk membangun data di setiap kalurahan agar menjadi lebih baik” imbuh Doddy.
Sebelum masuk pada pelatihan pendataan difabel, para peserta diberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai istilah difabel, ragam difabel, penyebab difabilitas, dan cara berinteraksi dengan difabel yang disampaikan oleh Rahmiatun Nur Khasanah. Rahmi menegaskan bahwa semua orang memiliki potensi yang sama untuk menjadi difabel “Semua orang memiliki potensi yang sama untuk menjadi ragam difabilitas seperti halnya ketika usia semakin bertambah, Kebutuhan ramp (bidang miring) menjadi sangat diperlukan karena semua orang akan bertambah usia dan menjadi lansia. Sehingga kita disini bisa lebih paham dan lebih peduli terhadap difabel” tegasnya.
Endang selaku tim analisis data menjelaskan terkait dengan tools pendataan difabel dengan menggunakan tools excel yang sudah disediakan, untuk input data ini dibutuhkan informasi terkait dengan data diri difabel. Para peserta kemudian melakukan praktik input data difabel dengan memasukan data difabel yang sudah ada dari kalurahan masing-masing.
Data difabel ini menjadi sangat penting karena untuk membantu pemerintah desa/kalurahan dalam membuat program-program kerja dan membantu mewujudkan pendataan Regsosek (Registrasi Sosial Ekonomi) dimana sistem pendataan kependudukan yang mencakup profil, kondisi sosial ekonomi, dan tingkat kesejahteraan penduduk.
Pertemuan ditutup oleh Rohmanu Solikin selaku Program Manager (PM) Program SOLIDER-INKLUSI dengan menyampaikan harapan bahwa pendataan difabel dapat ditiru oleh kalurahan lain “Harapannya pendataan ini bisa ditiru oleh kalurahan-kalurahan lainnya di Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul. Karena sifatnya kami sebagai lembaga masyarakat sipil hanya menginisiasi, harapannya yang akan meneruskan tentu dari pemerintah”.
Rohmanu juga berharap data difabel yang diperoleh valid “Mohon kerjasama dan dukungan pemerintah, masyarakat, KDK agar data difabel bisa lengkap sehingga dapat menghasilkan data yang valid” tutupnya.[]
Reporter: Indri K
Editor : Ajiwan