Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Pekan Budaya Difabel 2024 Beri Ruang Belajar pada Anak Usia Dini Tentang Keberagaman dan Inklusivitas

Views: 9

Solidernews.com – Pekan Budaya Difabel merupakan sebuah acara penting yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya anak-anak, tentang keberagaman kemampuan yang ada pada setiap individu. Acara ini menyoroti pentingnya inklusivitas, yaitu sikap saling menerima, menghargai, dan memberikan kesempatan yang setara kepada semua orang, termasuk mereka yang difabel. Dengan mengenalkan konsep inklusivitas sejak dini, kita dapat membentuk generasi masa depan yang lebih empatik dan terbuka terhadap perbedaan.

Untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional, Dinas Kebudayaan Provinsi DIY menggelar acara pekan budaya difabel di Lapangan Minggiran, Kota Yogyakarta. Acara tersebut digelar mulai dari tanggal 3-7 Desember 2024. Pekan Budaya Difabel kali ini bertajuk “Gayeng Regeng.” Artinya diharapkan napas dari acara tersebut gegap gempita.

Dalam setiap harinya menampilkan acara yang berbeda-beda. Pada tanggal 4 Desember 2024, diadakan acara melukis lampion bersama anak-anak PAUD Kemantren Mantrijeron dan SLB 1 Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan dengan kunjung museum ke Sonobudoyo. Di mana hal ini ditujukan untuk interaksi inklusif sejak dini.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menyampaikan dalam pembukaan PBD bahwa nilai inklusi yang menjadi fokus PBD 2024 mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan dan keberagaman. “Pekan Budaya Difabel 2024 memperkuat posisi Yogyakarta sebagai kota yang mengedepankan inklusifitas, saling menghormati, kasih sayang, dan kepedulian melalui nilai-nilai budaya.”

 

Sekilas Mengenai Pekan Budaya Difabel

Pekan Budaya Difabel adalah sebuah rangkaian kegiatan yang biasanya melibatkan berbagai kegiatan seni, budaya, dan pendidikan, dengan tujuan untuk mempromosikan keberagaman serta menghargai perbedaan dalam masyarakat. Acara ini diadakan untuk memberikan ruang bagi kalangan difabel agar dapat menunjukkan bakat dan potensi mereka, serta untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penghargaan terhadap perbedaan, terutama dalam hal kemampuan.

Pada Pekan Budaya 2024 ini, banyak kegiatan yang dilakukan. Seperti pertunjukan seni, talkshow, bedah buku karya difabel, pameran karya seni, dan stand UMKM Difabel, serta berbagai kegiatan interaktif yang melibatkan teman-teman difabel, anak-anak dan masyarakat umum. Hal ini memberikan kesempatan untuk memperkenalkan kepada anak-anak bahwa setiap individu, terlepas dari kondisi fisik atau mental mereka, memiliki potensi dan hak yang sama untuk berkontribusi dalam masyarakat.

 

Pentingnya Inklusivitas untuk Anak

Inklusivitas bukan hanya soal memberikan akses fisik yang setara, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai empati, keadilan, dan rasa hormat terhadap orang lain. Dalam konteks pendidikan, inklusivitas berarti menciptakan lingkungan yang mendukung bagi semua anak, termasuk anak-anak dengan difabel, untuk belajar dan berkembang tanpa adanya diskriminasi.

Anak-anak perlu diajarkan bahwa kondisi difabel bukanlah sebuah hal yang harus ditakuti atau dijauhi. Melalui cerita, buku, atau media lainnya, anak-anak bisa belajar tentang   difabel yang memiliki kemampuan luar biasa. Hal ini dapat memberikan perspektif yang lebih positif tentang keberagaman.

Salah satu cara efektif untuk mengajarkan inklusivitas adalah dengan memberi anak-anak kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan  difabel. Interaksi langsung membantu anak-anak untuk memahami bahwa teman mereka yang memiliki difabel juga memiliki banyak kemampuan dan kelebihan.

“Ya, benar agenda pagi ini adalah kunjungan museum, workshop, serta berkreasi bareng antara anak-anak SLB dengan teman-teman dari TK Mantrijeron. Mereka berkarya bareng dan saling membantu,” ujar Laras selaku relawan pada acara workshop PBD di Lapangan Minggiran.

Anak-anak yang diajarkan nilai-nilai inklusif sejak dini akan tumbuh menjadi individu yang lebih menghargai perbedaan. Mereka akan lebih siap untuk berinteraksi dengan teman-teman yang memiliki latar belakang dan kemampuan berbeda. Ketika anak-anak diberi kesempatan untuk memahami dan menghormati perbedaan, mereka belajar untuk lebih terbuka dan tidak cepat menilai orang lain berdasarkan kondisi fisik atau mental.

“Bahwasanya memang agenda Pekan Budaya Difabel ini ingin membangun inklusifitas sejak dini. Hal itu diwujudkan dengan kegiatan partisipasi dan kolaborasi antara siswa-siswi SLB dan PAUD Kemantren Mantrijeron. Hal ini ditujukan agar anak-anak dapat menghargai serta mengenal perbedaan sejak dini.” Ujar Broto, selaku Ketua Pelaksana Pekan Budaya Difabel saat wawancara di Lapangan Minggiran pada 4 Desember 2024.

Selain itu, Broto juga menjelaskan wujud dari pembangunan inklusi sejak dini itu diwujudkan dalam bentuk kunjungan museum, berkarya bareng, melukis lampion, dan sebagainya. Di mana hal ini dilakukan oleh anak-anak PAUD Kemantren Mantrijeron dan rekan-rekan SLB. Lampion tersebut nantinya akan di pajang dengan digantung pada bendera warna-warni yang menghiasi area sekitar lapangan.

 

Manfaat Mengenalkan Inklusivitas kepada Anak antara lain:

Pertama, meningkatkan kepedulian dan empati. Ketika mengenal dan berinteraksi dengan penyandang difabel, anak-anak akan mengembangkan rasa empati yang lebih kuat. Mereka akan lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu merespons dengan cara yang penuh pengertian.

Kedua, membentuk karakter yang toleran dan terbuka. Inklusivitas mengajarkan anak-anak untuk menerima perbedaan. Mereka akan lebih terbuka terhadap berbagai budaya, agama, dan kemampuan, yang sangat penting untuk membangun hubungan yang harmonis di masyarakat.

Ketiga, memperkuat rasa persaudaraan. Ketika anak-anak diajarkan untuk bekerja sama tanpa memandang perbedaan, mereka akan tumbuh menjadi individu yang lebih menghargai kerjasama dan kebersamaan dalam kehidupan sosial.

 

Pekan Budaya Difabel adalah kesempatan emas untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang nilai inklusivitas. Melalui kegiatan yang melibatkan penyandang difabel, anak-anak dapat melihat dengan langsung bahwa setiap individu difabel itu memiliki keahlian. Terlepas dari kondisi fisik atau mental mereka berhak untuk dihargai dan diberikan kesempatan yang setara. Dengan mengajarkan inklusivitas sejak dini, kita dapat membentuk generasi yang lebih empatik, toleran, dan terbuka terhadap perbedaan, serta menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis untuk semua pada masa yang akan datang.[]

 

Reporter: Ajeng Safira

Editor      : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content