Views: 7
Solidernews.com – Debat publik kedua bagi calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Badung Bali yang diselenggarakan pada tanggal 8 November 2024 digelar dengan tema “Menuju Pelayanan Publik yang Cerdas dan Inklusif bagi Masyarakat.” Acara ini dihadiri oleh kedua pasangan calon nomer urut satu dan dua yang memaparkan visi dan misi mereka untuk meningkatkan akses layanan publik, serta berbagai perwakilan dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk perwakilan kelompok difabel yang turut hadir sebagai panelis.
Dalam debat ini, masing-masing kandidat memaparkan program dan kebijakan untuk mengembangkan Badung sebagai kabupaten yang ramah difabel dan inklusif, terutama dalam aspek layanan publik seperti infrastruktur, teknologi digital, reformasi birokrasi, serta layanan pendidikan dan kesehatan bagi kelompok rentan. Acara ini juga menampilkan beberapa panelis yang berasal dari beragam latar belakang, termasuk I Gst. Ngurah Putu Harisandi, S.Pd, M.Pd, yang menjabat sebagai Ketua National Paralympic Committee (NPC) cabang Badung dan seorang guru sekaligus kontributor di Solidernews, yang hadir sebagai perwakilan kelompok disabilitas.
Sebagai panelis, Ngurah Harisandi menyoroti pentingnya penyediaan layanan publik yang tidak hanya cerdas tetapi juga inklusif bagi masyarakat rentan. Harisandi menekankan, “Pelayanan yang benar-benar inklusif adalah pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat, termasuk difabel. Oleh karena itu, program konkret dalam pendidikan, kesehatan, dan peluang kerja bagi difabel harus menjadi fokus agar kita bisa membangun masyarakat yang adil dan merata.”
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPU Badung, Agung Rio Swandisara, menjelaskan bahwa keterlibatan perwakilan difabel dalam debat ini merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa seluruh aspirasi masyarakat tersuarakan. “Kami di KPU Badung berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua pihak, termasuk perwakilan kelompok disabilitas, agar aspirasi mereka bisa didengar langsung oleh para calon pemimpin. Langkah ini kami ambil sebagai wujud demokrasi inklusif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat,” ungkap Agung Rio Swandisara.
Debat yang berlangsung dalam suasana tegang namun produktif ini mempertajam pandangan masing-masing pasangan calon terhadap program-program yang relevan dan implementatif bagi masyarakat rentan, termasuk bagi difabel, perempuan, dan anak-anak. Kandidat pun menyampaikan berbagai komitmen, termasuk penguatan fasilitas pendidikan inklusif, penambahan program kesehatan yang proaktif dan responsif, serta peluang pelatihan kerja yang menyasar pada kemandirian ekonomi kelompok rentan.
Acara ini mendapat perhatian besar dari masyarakat, khususnya kelompok difabel yang berharap pada pemerintahan baru yang lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan mereka. “Kami ingin melihat kebijakan yang tidak hanya berpusat pada kota tetapi juga menjangkau pedesaan, di mana banyak penyandang disabilitas tinggal,” ungkap Ngurah Harisandi saat memberikan masukan kepada kedua kandidat.
Dengan adanya debat ini dan partisipasi kelompok rentan, KPU Badung berharap masyarakat dapat menilai dan memilih calon pemimpin yang memiliki komitmen kuat untuk menciptakan pelayanan publik yang tidak hanya cerdas tetapi juga inklusif bagi seluruh masyarakat Badung.[]
Penulis : Harisandy
Editor : Ajiwan