Views: 5
Solidernews.com – Di tengah keramaian Kota Denpasar Bali, terukir kisah inspiratif Nyoman Bawa (N.B.), seorang ayah dengan hambatan penglihatan yang mendedikasikan banyak waktunya untuk mengantarkan sang buah hati meraih pendidikan terbaik. Bagi N.B., hambatan penglihatan tak sertamerta menjadi pematah semangatnya untuk menunjukkan kasih sayang dan dukungan penuh kepada anaknya.
Keterlibatan N.B. dalam pendidikan anaknya sudah dimulai sejak anak sulungnya. Saat pertama kali mendaftarkan sang anak ke sekolah, N.B. hadir dengan antusias, mengikuti setiap proses pendaftaran dengan seksama. Ia tak segan bertanya dan berdiskusi dengan pihak sekolah jika mengalami suatu kendala seperti mengisi formulir pendaftaran secara offline maupun online demi memastikan anaknya mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.
“Saya bersyukur karena ditempat anak saya bersekolah lingkungannya sangat support dan saya merasa sangat terbantu dengan pelayanan yang pihak sekolah berikan. Seperti saat saya perlu mengisi formlulir pendaftaran secara offline saat anak saya yang pertama waktu itu saya dibantu salah seorang guru yang bertugas untuk mengisi form yang tidak bisa saya lakukan secara mandiri. Karena itu saya berusaha selalu berkomunikasi tentang kelengkapan apa saja yang dibutuhkan agar sampai tidak ada yang tertinggal bagi anak saya,” ujar N.B.
Semangat N.B. tak berhenti di situ. Kehadirannya di sekolah tak hanya sebatas mengantar dan menjemput sang anak. Ia kerap hadir dalam berbagai acara sekolah, seperti perayaan Hari Pendidikan Nasional, perpisahan siswa, dan bahkan beberapa kali diminta pihak sekolah untuk mengisi hiburan musik dengan organ tunggalnya jika sedang ada acara perayaan hari-hari tertentu. N.B. tak canggung untuk berbaur dengan orang tua lain yang anaknya bersekolah ditempat yang sama dan N.B. juga selalu antusias dalam setiap kegiatan sekolah.
Dalam memilih sekolah bagi putra-putrinya N.B. lebih memilih yang berada tidak jauh dari kediamannya, hal tersebut ia lakukan agar lebih mudah untuk bermobilitas dan mengurus segala sesuatunya berkenaan dengan keperluan sekolah anak-anaknya. Alhasil seluruh putra-putrinya memulai jenjang pendidikannya di tempat yang sama yang tak jauh dari tempat tinggalnya yaitu di sekolah TK Kumara Loka begitu pun jenjang SD yang bertempat di SD Negeri 1 Panjer Denpasar.
Cerita perjuangan N.B. dalam membimbing putra-putrinya patut menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi para orang tua yang ia temui di sekolah anaknya. Ia menunjukkan bahwa kasih sayang dan dedikasi orang tua tidak mengenal batas. Meskipun memiliki hambatan penglihatan, N.B. tetap mampu memberikan dukungan penuh kepada anaknya dalam meraih pendidikan dan masa depan yang cerah.
“Saat pertamakali saya menghantarkan anak ke sekolah dulu waktu itu saya merasa sedikit was-was karena saya belum mengenal lingkungan sekolah dan bagaimana saya jika sampai menemui kesulitan saat itu. Namun ternyata dugaan saya salah justru saya sangat di sambut dengan hangat, dan itu merupakan hal yang begitu spesial buat saya karena masih belum banyak saya temukan di tengah masyarakat luas khususnya di Bali,” jelas N.B. menambahkan.
Dalam mengasuh dan membimbing putra-putrinya N.B. selalu bersinergi dengan pasangan hidupnya terlebih N.B. adalah satu-satunya orang dengan difabel di keluarga kecilnya yang sekaligus menjadi kepala keluarga. Jadi istri N.B. adalah seorang patner setia yang dimilikinya untuk memantau setiap pertumbuhan dan perkembangan buah hatinya dari waktu-kewaktu.
Tak lupa disetiap harinya N.B. juga selalu meluangkan waktunya untuk bercerita atau sekedar bercengkrama dengan istri dan anak-anaknya selepas bekerja. Semua itu ia lakukan demi menjaga komunikasi dan menjalin kedekatan emosional dengan keluarga sederhananya. Terlebih di era yang sudah serba digital di mana anak-anak sudah sangat dekat dengan gadget yang membuat tak jarang dari mereka lupa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
“Saya selalu berusaha memiliki waktu berkumpul dan bercerita dengan anak-anak saya yang biasanya saya lakukan di jam-jam makan malam selepas saya bekerja atau saat saya sedang tidak ada jadwal untuk mengisi musik karena kebetulan saya pemain organ tunggal. Saya ingin menanamkan pada anak-anak saya bahwa komunikasi dan interaksi secara langsung itu sangat penting dan tidak larut dengan terus memegang gadget saja hingga berjam-jam hingga lupa dengan dunia nyata” jelas N.B.
Kisah N.B. adalah sekelumit cerita yang mengingatkan kita bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan terbaik tidak peduli latar belakangnya dan orang tua memiliki peran penting dalam mengantarkan mereka mencapai cita-cita. Dengan semangat dan dedikasi, hambatan apapun itu bentuknya bukanlah halangan untuk meraih kesuksesan.
N.B. menggunakan berbagai cara untuk mengatasi hambatan penglihatannya dalam mendampingi anaknya. Ia menggunakan teknologi bantu seperti pembaca layar dan perangkat lunak pengenalan suara untuk mengakses informasi dan berkomunikasi dengan orang lain. N.B. juga belajar Braille dan menggunakan tongkat untuk membantunya beraktivitas.
N.B. tidak sendiri dalam perjuangannya. Ia mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dan masyarakat. Istrinya selalu setia mendampinginya dan membantunya dalam mengurus kebutuhan sehari-hari baik yang berkenaan dengan rumah maupun sekolah anak-anaknya.. Guru-guru di sekolah anaknya pun sangat supportive dan selalu memberikan bantuan kepada N.B.
“Saya benar-benar bersyukur ketika saya diberi Tuhan seorang istri yang begitu baik dan dia seorang perempuan nondifabel yang sering membantu saya jika ada hal-hal yang memang tidak memungkinkan untuk saya kerjakan sendiri semisal mengajar anak menulis ataupun membaca huruf latin atau menyiapkan keperluan seragam sekolah anak-anaknya” tutupnya dengan senyuman.
Kini N.B. telah memiliki tiga orang anak di mana seluruh anak-anaknya terlahir dengan kondisi non-difabel, dan kini anak sulungnya sudah berhasil melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Semua itu tak terlepas hasil dari perjuangan serta semangat dan kerja kerasnya agar bisa memberikan yang terbaik bagi keluarga sederhananya.
Cerita N.B. adalah bukti nyata bahwa orangtua dengan difabel juga mempunyai kemampuan untuk dapat menghantarkan putra/putrinya dalam menggapai kesuksesan.[]
Reporter : Harisandy
Editor : Ajiwan Arief