Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Miracle of Giving Fool: Belajar dan Melihat Cara Difabel Intelektual Mencurahkan Perhatian dan Isi Hatinya

Views: 5

Solidernews.com – Film Miracle of Giving Fool atau yang berjudul asli Babo merupakan adaptasi dari sebuah komik online dengan judul sama yang ditulis oleh Kang Full dan popular pada saat itu. Film ini hasil garapan Kim Jeong Kwon dengan pemeran utama bernama Cha Tae-hyun dan Ha Ji-won. Rilis pada 28 Februari 2008.

Genre film Korea Selatan yang satu ini adalah drama dengan sedikit bumbu romansa dan komedi. Tidak hanya menyorot tentang tokoh utama yang memiliki difabel intelektual, tapi nilai-nilai dan pentingnya keluarga juga sangat ditonjolkan dalam film ini. Sangat cocok apabila dinikmati bersama dengan keluarga, karena akan menguras emosi dan rasa haru ketika menontonnya.

Sekilas Alur Film Miracle of Giving Fool

Dikisahkan seorang pemuda dewasa bernama Seung Ryong diperankan oleh Cha Tae-hyun yang hidup di desa dengan adik perempuannya. Dalam kesehariannya, ia hanya berkutat dengan alat panggang. Karena keahlian yang dimiliki hanya membuat roti panggang. Hasil dari berjualan roti tersebut yang telah menghidupi ia dan adiknya.

Sebelum itu, perlu diketahui awal mula Seung Ryong mengalami difabel intelektual. Dalam film digambarkan bahwa, ketika ia masih kecil dan sedang tidur bersama dengan ayahnya. Tiba-tiba muncul asap beracun dirumahnya. Ayahnya dengan sisa tenaga yang dimiliki berusaha menyelamatkan Seung Ryong agar tidak menghirup asap tersebut. Dalam kejadian ini, ayahnya meninggal dan Seung Ryong berhasil diselamatkan. Namun, efek dari sebagian asap yang telah dihirup menyerang otaknya. Sehingga menyebabkan ia memiliki keterlambatan dalam menyerap informasi dan pikirannya masih seperti anak kecil.

Meskipun mengalami difabel intelektual, namun ia sangat menyayangi adiknya. Karena mereka hanya tinggal berdua, ibunya sudah meninggal beberapa tahun setelah ayahnya meninggal. Dalam pikiran Seung Ryong, ia selalu mengingat pesan ibunya sebelum meninggal untuk selalu menjaga adiknya. Semenjak saat itu, ia sudah tidak berseekolah dan hanya menghabiskan waktunya untuk menjual roti panggang di depan sekolah adiknya dengan tujuan agar dapat memantau adiknya.

Walaupun adik perempuannya yang bernama Jae-in sering kali acuh dan membentak Seung Ryong, bahkan pernah menendang sarapan yang telah disiapkan untuknya. Tapi hal itu tidak membuat senyum Seung Ryong luntur. Ia tetap menyayangi adik perempuan satu-satunya itu. Setiap pagi ia selalu bangun pagi dan membuatkan adiknya sarapan. Bahkan di dinding atas yang sejajar dengan tempat tidurnya, terdapat catatan agar selalu bangun pagi dan menyiapkan sarapan Jae-in. Seung Ryong sengaja membuat tulisan itu agar setiap bangun ia langsung bisa membacanya.

Sosok perempuan selain adiknya yang membuat Seung Ryong selalu tersenyum adalah temannya ketika SD. Namanya Ji-ho diperankan oleh Ha Ji-won. Sebenarnya semasa masih SD mereka tidak akrab. Karena ada satu insiden yang terjadi. Dikala Ji-ho sedang bermain piano di ruang musik, Seung Ryong hanya berani melihatnya dari balik jendela ruangan. Selesai memainkan beberapa lagu, Ji-ho meninggalkan ruang musik itu. Kemudian, datanglah segerombolan teman-temannya yang bolos kelas ke ruang musik itu dan salah satunya mencoba untuk merokok. Ditengah-tengah merokok, ia tersedak asapnya. Lalu, membuang asal rokok itu tanpa mematikannya. Disitu, Seung Ryong masih mengamati temannya itu dibalik jendela.

Beberapa menit berlalu, ruangan tersebut mengeluarkan asap dan ternyata piano Ji-ho terbakar akibat rokok. Disini, teman-temannya mengkambing hitamkan Seung Ryong sebagai pelakunya. Ji-ho pun membenci Seung Ryong, karena mengira ia yang membakar pianonya. Pada akhirnya Seung Ryong pun dikeluarkan dari sekolah. Semenjak itulah Ji-ho dan Seung Ryong menjadi tidak akrab.

Akan tetapi, mereka dipertemukan lagi ketika dewasa. Saat itu, Ji-ho kembali ke Korea Selatan setelah 10 tahun berkarir menjadi pianis di Eropa. Ia kembali karena dirinya merasa selalu gugup saat di panggung dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk memainkan piano kembali. Akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan keahlian yang dimilikinya tersebut.

Saat melihat Ji-ho telah kembali, Seung Ryong merasa sangat bahagia. Namun, ia hanya berani memperhatikan Ji-ho dari kejauhan, karena ia berpikir jika Ji-ho masih membencinya akibat insiden piano kala itu. Tapi ternyata, Ji-ho sudah melupakan kejadian di masa lalu itu dan menjelaskan kepada Seung Ryong secara baik-baik bahwa mereka bisa berteman kembali. Sejak saat itu mereka kembali berteman akrab.

Disaat adik perempuannya sendiri bahkan malu dengan kondisi  yang dimiliki Seung Ryong. Tapi dengan telatennya, Ji-ho selalu membantu dan peduli dengan Seung Ryong. Mulai dari memberikan sepatu yang layak dipakai, membantu Seung Ryong untuk mencuci rambutnya, mengobati tangan Seung Ryong ketika terluka, dan juga memberikan edukasi pada Seung Ryong agar lebih memperhatikan kebersihan dirinya.

Seung Ryong sangat senang dengan Ji-ho yang selalu mau membantunya. Bahkan ia merasa Ji-ho seperti sosok ibunya yang kembali hadir dalam hidupnya. Namun, rasa bahagianya itu tidak berlangsung lama. Perasaannya kembali terguncang saat ia sedang fokus berjualan roti panggang di kedainya dan mendengar kabar bahwa adiknya sedang sakit. Tanpa berpikir panjang, ia berlari memasuki area sekolah adiknya dengan terus meneriaki nama adiknya. Dengan susah payah ia menggendong adiknya dengan berlari menuju rumah sakit. Dalam pikirannya ia takut kehilangan adiknya sebagaimana disaat kehilangan ibunya.

Setelah menjalani perawatan dan pemeriksaan dari dokter, ternyata adiknya memiliki masalah dengan ginjalnya dan harus mendapatkan pendonor. Sang Soo, teman akrab Seung Ryong ketika dewasa, ialah anak bandel yang merokok dan menyebabkan piano Ji-ho terbakar. Karena merasa bersalah, ia mendonorkan ginjalnya untuk adik Seung Ryong.

Usai menjalani operasi, Jae-in kini pulih kembali. Dokter yang menanganinya menceritakan banyak hal tentang kakaknya. Dokter tersebut adalah ayah dari Ji-ho, sehingga kenal dengan Seung Ryong dan Jae-in. Dokter itu mengatakan bahwa Seung Ryong adalah kakak yang hebat. Dulunya, sang dokter berpikir untuk apa Seung Ryong selalu bekerja setiap hari tapi tidak pernah menggunakan uang hasil jerih payahnya tersebut. Kini rasa penasarannya tersebut terpecahkan setelah ia melihat bagaimana Seung Ryong membayar semua biaya perawatan adiknya dan ternyata uang itu memang ia khususkan untuk adiknya.

Berkat cerita dari dokter tersebut, hati Jae-in sedikit melunak terhadap kakaknya. Ia sadar bahwa selama ini kakaknya begitu peduli dengannya. Akan tetapi, kejadian tragis menimpa Seung Ryong. Ia dicegat dan dihajar oleh beberapa gangster yang sebenarnya adalah musuh Sang Soo, tetapi mereka salah sasaran dan malah menghabisi Seung Ryong.

Setelah kejadian itu, Seung Ryong meninggal. Adiknya merasa terpukul dengan kepergian kakaknya. Ia sadar bahwa selama ini telah menyia-nyiakan kasih sayang tulus yang telah diberikan kakaknya dan ia menyesali perbuatannya tersebut. Akan tetapi penyesalan itu tidak dapat mengembalikan nyawa kakaknya.

Pesan Moral dan Nilai Inklusif Film

Film dengan durasi 108 menit ini memberikan banyak nilai positif yang dapat dipetik dari beberapa kisahnya. Seperti karakter Seung Ryong yang selalu tersenyum walaupun disakiti oleh adiknya sendiri. Sikap seperti itu memberikan pembelajaran kepada para penontonnya untuk tidak mudah emosi apabila menghadapi segala sesuatu meskipun itu keluarga kita sendiri.

Sikap Seung Ryong yang rela bekerja setiap hari demi adiknya, memberikan gambaran betapa sayangnya ia sebagai seorang kakak. Bahkan ketika ia sudah meninggal, semua uang tabungannya diberikan kepada adiknya. Setidaknya, hal itu mampu menyentil semua perasaan penonton. Karena disaat sudah meninggal pun masih memberikan manfaat lewat hasil jerih payahnya selama masih hidup.

Seorang Seung Ryong yang notabenenya memiliki difabel intelektual saja mampu merawat dan membesarkan adiknya sendirian. Hal itu mengajarkan kepada para penonton agar tidak mudah mengeluh dalam menjalani kehidupan dan tetaplah fokus pada satu hal yang memang kita ahli dalam bidang itu.

Sebagaimana Seung Ryong yang fokus dan komitmen dengan satu keahlian yang dimilikinya, yaitu membuat roti panggang. Walaupun hanya sepotong roti panggang, namun hal itu memberikan banyak manfaat bagi semua pelanggannya. Selain enak, roti itu juga berarti bagi para anak sekolah yang tidak sempat sarapan karena terburu-buru. Disisi lain, dengan keahlian tersebut, mampu menghidupi Seung Ryong bersama adiknya.

Berbekal dari segala peristiwa yang ada dalam film Miracle of Giving Fool ini, diharapkan untuk semua orang yang memiliki keluarga difabel bisa lebih perhatian dan selalu menjadi support system terbaik bagi mereka. Karena jangan sampai ada penyesalan seperti yang dialami oleh Jae-in, adik Seung Ryong.[]

 

Penulis: Ajeng Safira

Editor   : Ajiwan

 

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content