Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Mensos Syaifullah Yusuf. Sumber Foto: Kumparan.com

Menteri Sosial, Syaifullah Yusuf : Difabel Termasuk Salah Satu Kelompok yang Harus Mendapatkan Perlinsos

Views: 8

Solidernewes.com,Bantul- Ratusan orang berpakaian hitam putih berkumpul di halaman  kompleks  Paseban Bantul. Mereka terlihat sudah sejak pagi berdatangan baik sendiri-sendiri maupun rombongan. Cuaca yang panas tetap membuat mereka semangat untuk menanti kedatangan orang penting.

Selepas sholat Jumat, mereka memasuki  Pendopo Manggala yang beradat persis di tengah-tengah kompleks perkantoran Pemerintah Daerah (Pemda) Bantul, di Jalan Wolter Wondisidi Bantul. Bukan hanya itu saja yang terlihat, di halaman parkir mobil-mobil berpelat merah, bahkan dari daerah lain seperti Kulonprogo, Gunungkidul dan Kota Jogja. Ternyata mereka, orang-orang berpakaian hitam putih tersebut menanti kedatangan menteri sosial RI, unutk mengikuti kegiatan bertajuk Pilar-pilar sosial DIY.

Kegiatan yang dilaksananakan pada Jumat, 18 Januari 2025 ini melibatkan sekitar 600 orang. Mereka terdiri dari pendamping rehabilitassi sosial (Resos), pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Tenaga Sosial Kecamatan (TKSK) kemudian Taruna Siaga Bencana (Tagana) beserta para sahabatnya dan para pejabat dinas sosial dan hadir pimpinan ormas keagamaan.

“Penyandang disabilitas termasuk kelompok yang harus mendapatkan Perlinsos”,  demikian salah satu petikan kalimat dari Gus menteri, sapaan akrap dari menteri sosial RI yaitu Syaifullah Yusuf.

Petikan kalimat tersebut tentunya membuat semangat anggota Difabel Siaga Bencana (Difagana) yang hadir, meskipun jumlahnya sangat sedikit yaitu sembilan orang dan mereka tidak dapat masuk di dalam Pendopo, sehingga hanya berkumpul di pojok belakang yang tentunya sangat jauh dari jangkauan sang menteri.

Lebih lanjut Gus menteri memaparkan bahwa DIY sudah disiapkan ratusan milyar rupiah untuk perlindungan   sosial bagi kelompok-kelompok masyarakat seperti anak terlantar, korban bencana, korban Napza, masyarakat miskin dan masyarakat difabel. Nantinya dana tersebut akan dialokasikan melalui Dinas Sosial (Dinsos) baik di pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota.

Gus menteri mengakui jika keberhasilan program-program tersebut tergantung di lapangan. Terkait hal ini Gus menteri menekankan agar  para pendamping khususnya pendamping PKH untuk berkeja semaksimal mungkin melayani para Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dan salah satu komponen KPM ini termasuk pula para difabel. Diharapkan para KPM tersebut akan mendapatkan Perlindungan Sosial (Perlinsos), kemudian direhabilitasi dan terakhir diberdayakan, dengan mengupayakan mendapatkan bantuan modal dari kementerian lain.

Nantinya apabila KPM sudah mampu berdaya maka harus segera di graduasi, sehingga dapat digantikan antrian berikutnya. Di targetkaan setiap tahun tingkat graduasi yang diharapkan Gus menteri adalah 10%. Dan tentunya hal ini juga berlaku bagi KPM dari komponen disabilitas. Jadi tidak benar kalau ada pemahaman bahwa penyandang disbilitas akan mendapatkan bantuan sosial seumur hidup.

Sebelum mengakhiri paparanya Gus Menteri menambakan bahwa, kelompok yang mendapatkan perlinsos seumur hidup adalah lansia terlantar. Yaitu mereka yang sudah berumur lebih dari 70 tahun tapi terlantar, karena kalau mereka mau diberdayakan sudah tidak memungkinkan.

Kemudian selaku Bupati Bantul Addul Halim, mengaku senang wilayahnya kedatangan Gus menteri dalam kegiatan pilar-pilar sosial. Dia berharap nantinya angka kemiskinan yang ada di Kabupaten Bantul dapat ditekan. Tentunya dukungan dari pemerintah pusat dalam hal ini kementerian sosial sangat diharapakan, melalui para tenaga sosial pusat yang ada di daerah seperti pendamping PKH.

 

Harapan peserta dari Difabel

Salah seorang difabel anggota difagana kepada solider mengatakan, ternyata alokasi anggaran untuk bansos itu besar sekali ratusan milyar rupiah. Namun, dilapangan kenapa  banyak teman-teman difabel yang tidak mendapatkan bansos tersebut. Bahkan sebagian teman difabel yang tadinya dapat sekarang malah sudah tidak dimenerima lagi, tanpa alasan yang jelas.

Ironisnya orang-orang nondifabel yang notabene lebih aksesibel karena mampu bekerja apa saja malah mendapatkan bansos, demikian sebagai penutup wawancara singkat dengan solidernews.[]

 

Reporter: Dwi Windarta

Editor      : Ajiwan

 

 

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content