Views: 5
Solidernews.com – Breathe adalah sebuah film romantis Hollywood yang dirilis pada tahun 2017. Mulai tayang di Indonesia pada 22 November 2017. Breathe menjadi film debut Andy Serkis dalam penyutradaraan film panjang. Film ini ditulis oleh William Nicholson, diadaptasi dari kisah nyata yang mengisahkan kehidupan Robin Cavendish, seorang pria yang memiliki polio pada usia 28 tahun. Cerita ini diangkat dari pengalaman nyata orang tua produser film ini, Jonathan Cavendish.
Film yang dibintangi oleh Andrew Garfield (Robin Cavendish) dan Claire Foy (Diana Blacker) ini mengisahkan indahnya cinta antara seorang pria polio dan istrinya yang dengan setia merawatnya. Peran Claire Foy tidak hanya menambah kedalaman emosional pada cerita, tetapi juga memperkuat tema utama film tentang cinta dan perjuangan. Chemistry antara Claire Foy dan Andrew Garfield sangat terasa, mereka berhasil menggambarkan dinamika suami istri yang tulus dan saling mendukung satu sama lain.
Alur Cerita Film
Film Breathe dimulai dengan kehidupan Robin Cavendish (diperankan oleh Andrew Garfield) yang merupakan pebisnis teh. Ia membeli teh dari Kenya dan dijual di Inggris. Awal pertemuannya dengan Diana yaitu ketika Ia akan bermain kriket dengan temannya, Robin melihat seorang gadis cantik yang tak lain adalah Diana. Robin pun memberanikan diri untuk mengajak Diana kenalan. Dari situlah mereka menjadi semakin dekat dan pada akhirnya menikah.
Selang 2 tahun pernikahan, Robin tiba-tiba terjangkit penyakit polio pada usia 28 tahun. Saat itu juga Diana tengah mengandung anak mereka. Penyakit ini menyebabkan Robin lumpuh dari leher ke bawah dan ia bergantung pada alat respirator untuk bernapas. Setelah beberapa minggu dirawat secara intensif di rumah sakit, kondisi Robin semakin membaik dan sudah mulai bisa berbicara. Robin pada saat itu merasa sangat terpuruk, ia berpikir lebih baik mati dan menyuruh istrinya untuk mengikhlaskan kepergiannya. Namun, Diana dengan tegas menolak keputusan Robin. Setiap hari ia selalu berkunjung ke rumah sakit untuk merawat Robin.
Setelah putranya lahir, Diana membawanya ke rumah sakit dan memperlihatkan anak mereka kepada Robin. Disitulah Robin mulai memiliki semangat untuk hidup kembali. Robin meminta kepada Diana untuk membawanya pulang, karena ia merasa terkurung berada di rumah sakit. Dalam situasi yang sangat sulit, Diana menunjukkan keteguhan hati dan berjuang untuk membawa suaminya keluar dari rumah sakit. Meskipun banyak dokter meragukan kemampuannya untuk bertahan hidup di luar perawatan medis. Pada akhirnya Robin dirawat dirumah oleh Diana. Hal ini adalah sebuah keputusan yang sebenarnya sangat radikal di tahun 1960-an. Namun dengan telaten, Diana merawat sang suami. Ia juga berusaha untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi suaminya, termasuk menciptakan inovasi dalam alat bantu pernapasan yang memungkinkannya untuk beraktivitas lebih bebas.
Robin Cavendish yang sempat divonis hanya akan bertahan hidup dua minggu saja, akhirnya meninggal dunia di usia 64 tahun pada 8 Agustus 1994 silam dan Robin dianggap sebagai tokoh difabilitas yang menjalani hidupnya dengan berani.
Makna Mendalam Film
Film ini menggambarkan berbagai fase kehidupan mereka setelah Robin terdiagnosis polio, termasuk perjuangan Diana yang penuh kasih dan keberanian dalam merawat Robin. Diana juga mulai melakukan riset tentang cara hidup yang lebih baik bagi orang-orang dengan hambatan fisik, hingga akhirnya ia dan Prof. Teddy (teman baik Robin) berhasil mengembangkan kursi roda yang dilengkapi dengan ventilator portabel, yang memungkinkan Robin untuk bergerak lebih bebas dan bahkan melakukan perjalanan.
Selain itu, pentingnya dukungan dari keluarga sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan hidup yang luar biasa. Film ini menunjukkan bahwa meskipun seseorang mungkin dibatasi secara fisik, namun semangat dan kekuatan hati dapat membawa mereka untuk mencari solusi yang tak terbayangkan.
Teknologi seperti desain kursi roda dan ventilator portabel yang dikembangkan untuk Robin, menjadi kunci penting dalam film ini. Menggambarkan bagaimana inovasi medis dapat mengubah kehidupan seseorang dengan cara yang luar biasa. Robin tidak hanya berjuang untuk hidup tetapi ia juga berkontribusi dalam menciptakan alat bantu yang lebih baik bagi kelompok difabel.
Seperti yang digambarkan dalam film bahwa Robin turut serta menjadi pembicara dalam acara seminar yang dihadiri oleh seluruh petinggi rumah sakit di Jerman. Di hadapan para petinggi tersebut, Robin berkata bahwa kedatangannya bukan untuk memohon tapi untuk memerintah mereka agar segera ke rumah sakitnya masing-masing dan mengabarkan kepada seluruh pasien lumpuh disana, bahwa mereka juga bisa benar-benar hidup. Ia memberikan edukasi kepada seluruh petinggi rumah sakit di Jerman dengan mengatakan
“Sampai kapan kalian semua mau memenjarakan orang-orang lumpuh itu. Walaupun Jerman mengklaim memiliki fasilitas kesehatan terbaik di dunia untuk orang lumpuh, tapi klaim itu hanya untuk kebanggaan kalian sendiri. Bukan sebenarnya yang diinginkan para pasien. Lihatlah aku sekarang, aku adalah pasien lumpuh pertama di dunia yang telah berhasil kabur dari penjara bernama rumah sakit.”
Robin juga menceritakan waktu pertama kali ia lumpuh, ia ingin mati. Tapi istrinya tak mengizinkan. Istrinya menyuruhnya untuk terus hidup dan menyaksikan anak mereka tumbuh besar. Maka dari itu, Robin memutuskan untuk terus hidup karena keluarganya, dengan keluarganya, dan untuk keluarganya. Semenjak itu ternyata semua diluar dugaannya. Ia tak hanya hidup, tetapi benar-benar hidup. Itu merupakan suatu aksi nyata untuk mengubah pandangan masyarakat tentang mereka. Ini memberikan pesan penting tentang pemberdayaan dan hak asasi manusia.
Selain itu, film ini juga memberikan perhatian besar pada kasih sayang antara Robin dan Diana. Diana tidak hanya menjadi pasangan hidup, tetapi juga sahabat terbaik dan perawat yang penuh perhatian bagi Robin. Diana bahkan tak memedulikan anggapan orang lain bahwa sang suami yang terkena polio ini adalah seorang mayat hidup. Robin dan Diana selalu menemukan cara untuk menikmati hidup bersama, termasuk melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru. Kisah cinta mereka menggambarkan ketahanan dan komitmen dalam menghadapi cobaan hidup yang paling berat sekalipun.
Breathe adalah film yang menyentuh hati dan penuh inspirasi, yang mengajak kita untuk menghargai hidup, berjuang melawan segala hambatan, dan mencari kekuatan dalam cinta serta dukungan orang-orang terdekat. Kisah ini sangat menginspirasi banyak orang tentang bagaimana teknologi, inovasi, dan semangat untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik meskipun menghadapi tantangan fisik yang luar biasa.
Dari segi sinematografi, film ini menampilkan pemandangan indah dari Kenya dan Inggris, serta momen-momen emosional yang mendalam antara Robin dan keluarga kecilnya. Penggambaran visual ini memperkuat narasi emosional film serta membuat penonton lebih bisa hanyut dalam alur ceritanya.[]
Reporter: Ajeng Safira
Editor : Ajiwan