Views: 14
Solidernews.com – Pusat Disabilitas (Pusdis) Universitas Hasanuddin adalah lembaga yang sedang, akan dan terus mendorong kampus inklusi disabilitas tak ingin ketinggalan untuk merayakan hari disabilitas internasional 2024. Lembaga ini belum lama mengadakan Inclusive Society Fest dengan tema “Bringing Bright Future for All”., Pusdis berusaha untuk menguatkan dan kembali memantik api semangat pada setiap pihak yang mulai menyuarakan isu difabel. Tidak hanya terbatas pada internal kampus Universitas Hasanuddin, festival ini berharap dapat merangkul semua pihak terkhususnya sekolah dengan murid difabel dan juga orang tua dengan anak difabel yang menjadi supporting system pertama bagi calon-calon mahasiswa difabel.
Berlangsung di Car Free Day (CFD) Universitas Hasanuddin pada hari Minggu, 15 Desember 2024. acara ini diusung dengan suasana out door, tetapi tetap berjalan dengan hangat.
“Terimakasih banyak, seluruh jajaran panitia yang semangatnya sederas hujan. Juga pada semua pihak yang turut merayakan dan mendorong inklusifitas yang memberikan biaya pada kami. Pendanaan terbesar ada dari Universitas Hasanuddin, Gojek Indonesia dan juga Kaku Food,” kata Nabila May Sweetha selaku ketua panitia dalam sesi laporan yang diberikannya.
Universitas Hasanuddin sendiri adalah Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) yang memiliki kendali terhadap keseluruhan administrasi dan keuangan di dalam kampus. Beberapa tahun belakangan ini, Universitas Hasanuddin berusaha untuk menambah pemasukan kampus melalui pendirian Hotel, fasilitas olahraga, tambak, peternakan dan sampai dengan badan-badan industri seperti catering.
“Acara kita yang berlangsung satu bulan setengah, yang terdiri dari empat acara dan satu festival selalu di-support full dengan konsumsi dari Hadin Catering,” ucap Nabila.
Dalam Festival itu juga turut hadir Wakil Rektor Bidang 1, bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin, Muhammad Ruslin, M.Kes., Ph.D,. Sp.BM(K). Prof Ruslin adalah pihak pertama di dalam kampus, yang mendukung Pusdis untuk membuka jalur khusus afirmasi penerimaan mahasiswa difabel.
“kita punya komitmen kuat untuk membuat kampus ini lebih inklusif dan memperbaiki semua kekurangan. Halangan-halangan di depan kita boleh saja ada dan beragam, tapi yang penting kita masih semangat. Terus semangat. Saya pribadi sangat mendukung kegiatan-kegiatan Pusdis. Jika ada kendala terkait pembelajaran yang dihadapi oleh mahasiswa difabel, jangan pernah ragu untuk berdiskusi bersama kami. Kita selesaikan bersama-sama,” Jelas Prof Ruslin dalam sambutan sekaligus pembukaannya.
Kehadiran wakil rector 1 Universsitas Hasanuddin juga disertai oleh ketua Perdosri Sulawesi Papua, Dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.K.F.R., Ped. (K) selaku Istri dari WR 1. Dr Nila juga adalah orang yang baik itu sebagai pribadi ataupun selaku ketua Perdosri Sulawesi Papua, selalu memberi dukungan baik materi ataupun non materi kepada gerakan difabel di kota Makassar.
Festival itu, seperti namanya, ditujukan untuk merayakan semua orang. Maka dari itu acaranya berjalan non formal, bersemangat dan sangat akrab meskipun berlangsung di bawah hujan. Penampilan yang disuguhkan pun beragam. Mulai dari orasi keadilan, pembacaan puisi, pembacaaan cerpen, stand up comedy, nyanyian isyarat dari panitia, pertunjukan band inklusif sampai dengan pengumuman undian. Sejumlah hadiah mulai dari strika, kompartemen, uang tunai sampai dengan kulkas disediakan oleh Universitas Hasanuddin untuk memancing ketertarikan masyarakat luas. Terbukti, meskipun berlangsung di bawah rintik hujan yang terbilang deras, Festival Inklusif Pusdis Universitas Hasanuddin tahun ini tetap ramai oleh pengunjung dan berlangsung semarak.
Kepala Pusdis sendiri menilai bahwa sekolah inklusif, sekolah luar biasa dan orang tua difabel harus membangun sinergi yang baik dengan Unit Layanan Disabilitas (ULD) di tingkat perguruan tinggi. Kendala yang saat ini dihadapi oleh kampus-kampus yang menerima mahasiswa difabel adalah kurangnya pembinaan akademik yang dilakukan di tahapan sekolah menengah atas. Dengan sinergi yang kuat, Universitas Hasanuddin yakin, kedepannya akan semakin banyak difabel yang bisa berkuliah di perguruan tinggi dan mendapatkan hak mereka untuk belajar.[]
Reporter: Lala
Editor : Ajiwan