Views: 28
Solidernews.com, Yogyakarta – PENDIDIKAN inklusi di lingkungan perguruan tinggi. Tak lain menjadi satu langkah memperkuat pondasi inklusif, di antara warga kampus. Tak sekedar memberikan peluang belajar kepada individu dengan kebutuhan spesifik, tentunya. Namun, sebuah transformasi terhadap sistem pendidikan itu sendiri.
Selain mencipta budaya inklusif, sistem pendidikan inklusi akan mendorong proses pembelajaran inovatif dan adaptif. Sehingga berbagai aspek sosial kemanusiaan akan lahir dan ditumbuhkan. Kesetaraan dihadirkan, kesenjangan sosial diminimalisir, hambatan sosial dan individual tereleminasi. Dengan begitu, mahasiswa siap menghadapi multi realita kehidupan sosial bermasyarakat.
Berbagai reasonable di atas, disadari Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Menghadirkan berbagai fasilitas adaptif sehingga aksesibel, diupayakan sebagai bentuk konsekuensi. Lebih kurang satu dekade, kampus swasta ini telah membuka ruang dan kesempatan bagi para mahasiswa berkebutuhan spesifik (difabel). Sejumlah mahasiswa dengan berbagai kebutuhan spesifik, telah menjadi bagian dari nafas pendidikan. Karenanya, menjaga ruang-ruang inklusif yang telah dibangun, menjadi komitmen seluruh elemen sivitas akademika UDW Yogyakarta.
Hingga sampai pada sebuah keputusan bersama. Institusi pendidikan tinggi swasta di Yogyakarta ini, menasbihkan diri sebagai pusat studi multidisiplin. Tonggak penting dalam perjalanan pendidikan tinggi, yang menandai komitmen kuat UKDW memajukan pemikiran lintas disiplin. Pun mengembangkan ilmu pengetahuan yang holistik, guna menjawab kompleksitas tantangan dan beragam isu era kini.
Selasa (21/5/2024). Bertempat di Ruang Seminar Pdt. DR Rudy Budiman UKDW Yogyakarta, Pusat Studi Disabilitas dan Desain Inklusif, dan Pusat Studi Kebencanaan (Center of Disaster Risk Management and Sustainable Development Studies) diresmikan (di-launching). Dua pusat studi multi disiplin yang lahir dari tekad Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UKDW Yogyakarta, menciptakan wadah kolaborasi lintas disiplin.
Warna dan keunikan
Dalam sambutannya, DR. Freddy Marihot Rotua Nainggolan, menyampaikan beberapa hal. Bahwa LPPM melihat dalam perjalanan penelitian masyarakat, terdapat dua penelitian yang sangat kuat. Yaitu, terkait inklusivitas dan kebencanaan. Karenanya, kedua pusat studi tersebut diharapkannya, akan memberi warna, keunikan, serta status bagi UKDW.
“Dengan me-launching dua pusat studi, UKDW mengelola pembentukan penelitian multidisiplin. Pusat studi ini hendaknya menjadi warna, keunikan, serta status UKDW. Bukan berharap terjadi bencana. Melainkan, menyadari sebagai warga negara yang tinggal di negara yang rawan bencana,” ujar Freddy Nainggolan.
Adapun Rektor UKDW Wiyatiningsih, ST., MT., menyambut gembira launching pusat studi tersebut. Dia menyampaikan, bahwa dua pusat studi yang dilaunching, sejalan dengan rencana induk pengembangan UKDW. Yakni sebagai pusat studi yang dapat memberikan manfaat, baik bagi difabel dan institusi yang akan digandeng.
Menjadi pusat studi unggul, lanjutnya. Baik dalam penelitian dan pengembangan kajian disabilitas serta desain inklusif yang mengintegrasikan nilai-nilai Kedutawacanaan. Sebagaimana visi dan misi luhur yang disematkan UKDW. Dengan demikian, lingkungan inklusif, transformatif, dan berkelanjutan dalam pluralitas dunia, dapat diwujudkan.
Ada pun, mengaktualkan nilai-nilai Kedutawacanaan sebagai solusi atas mitigasi kebencanaan menjadi visi pusat atudi kebencanaan (Centre of Disaster Risk Management and Sustainable Development Studies).
Dengan misi, sebuah laboratorium kolaboratif dalam mitigasi bencana, yang menerapkan metodologi penelitian multidisipliner yang aktual dan kontekstual, diwujudkan. Berikutnya, membangun jejaring dengan semua pemangku kepentingan, mengembangkan kemandirian yang berkualitas, berdaya ungkit dan memiliki nilai tawar baik di tataran lokal, nasional hingga global, menjadi gerakan berikutnya.[]
Reporter: Harta Nining Wijaya
Editor : Ajiwan Arief