Views: 5
Solidernews.com – Sejak diresmikan pada tahun 2012 oleh KEMDIKBUD RI, hari musik nasional resmi diperingati setiap tanggal 9 Maret. Dipilihnya tanggal 9 Maret sebagai perayaan hari musik nasional tak lepas dari penghormatan kepada sosok W.R. Supratman yang merupakan seorang komposer musik bersejarah bagi Indonesia karena sudah berhasil menciptakan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Perayaan hari musik nasional sendiri mulai diperingati sejak tahun 2013 dan rutin diperingati hingga saat ini. Setelah satu dekade berlalu, perayaan hari musik nasional selalu menjadi hari besar para musisi atau pegiat musik tanpa terkecuali para musisi difabel.
Di tengah gemuruh industri musik yang semakin dinamis, ada sebuah narasi yang menggugah hati tentang para musisi difabel yang menemukan tempat bagi karya mereka dalam dunia digital. Meskipun menghadapi tantangan fisik dan aksesibilitas, mereka menggeser batasan dengan tekad tak tergoyahkan, menyalurkan bakat dan cerita mereka melalui platform online.
Bagi banyak musisi difabel, tantangan yang dihadapi tidak hanya terletak pada kreativitas mereka, tetapi juga pada aksesibilitas fisik. Dari kesulitan mengakses studio rekaman hingga keterbatasan dalam menyalurkan karya-karyanya, hambatan fisik sering kali menjadi penghalang nyata bagi mereka. Namun, dengan perkembangan teknologi dan platform online, barrier ini mulai teratasi.
Adanya platform online seperti youtube, tiktok, spotify, dan sebagainya. para musisi difabel menemukan panggung global untuk menyuarakan karya-karya mereka. Mereka tidak hanya dapat merekam musik mereka di rumah dengan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, tetapi juga dapat menjangkau pendengar dari berbagai belahan dunia.
Di balik setiap lagu atau karya musik, terdapat cerita-cerita hidup yang unik dan menginspirasi. Beberapa musisi difabel juga mengekspresikan perjuangan mereka melalui lirik-lirik yang kuat, sementara yang lain menunjukkan kecantikan dan keajaiban di balik ketidakmampuan melalui melodi yang mengalun, seperti apa yang ditunjukkan oleh salah satu musisi difabel Indonesia yang tengah populer saat ini bernama Putri Ariani. Melalui platform online, cerita-cerita ini menjadi lebih terdengar dan menginspirasi.
Lebih dari sekadar menciptakan musik, musisi difabel yang aktif di platform online juga berkontribusi pada peningkatan kesadaran dan inklusi. Dengan memamerkan karya-karya mereka, musisi difabel mengajak pendengar untuk melihat melampaui kekurangan fisik dan mengapresiasi karya mereka berdasarkan nilai artistiknya.
Perjalanan para musisi difabel dalam menyalurkan karya mereka melalui platform online adalah langkah menuju masa depan yang lebih inklusif dalam industri musik. Dengan terus mendukung dan mengapresiasi karya-karya mereka, kita tidak hanya menghargai keunikan setiap individu, tetapi juga memperkaya landskap musik global dengan beragam perspektif dan suara.
Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, platform online telah menjadi tonggak bagi para musisi difabel untuk menyalurkan karya mereka dan meraih pengakuan yang pantas. Dalam setiap catatan yang mereka buat, kita mendengar lebih dari sekadar musik. Kita mendengar keberanian, tekad, dan harapan akan dunia yang lebih inklusif bagi semua.[]
Penulis: Harisandy
Editor : Ajiwan Arief