Views: 36
Solidernews.com – Difabel mental merupakan kondisi yang masih minim diketahui keberadaannya di masyarakat. Dibandingkan terlihat, mayoritas kondisi mereka justru tidak terlihat. Isu ini masih sangat eksklusif, biasanya hanya diketahui oleh tenaga Kesehatan seperti psikiater, psikolog dan dokter saja. Pengetahuan yang dimiliki masyarakat umum biasanya hanya berasal dari asumsi, anggapan atau stigma yang beredar soal difabel mental. Oleh karena itu, pada tulisan ini penulis ingin memperkenalkan secara singkat kepada pembaca mengenai difabel mental.
Penjelasan tentang difabel mental
Berdasarkan definisi UU 8 tahun 2016, difabel mental adalah terganggunya fungsi pikir, emosi dan perilaku. difabel mental memiliki 2 jenis yang berbeda yaitu difabel perkembangan dan difabel psikososial.
Berdasarkan keterangan dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) difabel perkembangan merupakan sekelompok kondisi berbeda pada kemampuan Fisik, kemampuan belajar, kemampuan bahasa atau cara berperilaku yang awal mula kondisi tersebut terjadi sebelum anak memasuki usia sekolah dan menyebabkan hambatan secara personal, akademik, dan bidang-bidang hidup lainnya. Sedangkan difabel psikososial menurut NIMH (National Institute of Mental Health) adalah gangguan mental, perilaku dan emosi yang bisa terjadi di usia berapapun dan menyebabkan hambatan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Apa perbedaan signifikan difabel perkembangan dengan difabel psikososial?
Terdapat perbedaan yang signifikan antara difabel perkembangan dan difabel psikososial. Namun penulis menyadari bahwa penjelasan pendek itu belum cukup untuk menjelaskan mengenai perbedaan diantara 2 jenis difabel mental tersebut. Oleh karena itu izinkan penulis memberi penjelasan lebih terkait hal tersebut.
Perbedaan pertama yaitu dapat dilihat dari masa terjadinya difabel tersebut. Untuk difabel perkembangan, biasanya kondisinya sudah individu tersebut bawa sejak lahir. Namun biasanya lebih sering terlihat saat usia individu tersebut memasuki usia awal sekolah. Sedangkan difabel psikososial bisa terjadi kapanpun, biasanya bukan termasuk kondisi bawaan. Seringkali kondisi ini terjadi pada usia remaja hingga dewasa. Kedua, durasi dari individu tersebut merasakan gejala yang dialaminya. Biasanya gejala yang dialami difabel perkembangan terjadi sejak lahir hingga akhir hayatnya. Sedangkan gejala yang dirasakan difabel psikososial ada yang hanya berlangsung sementara saja, ada juga yang berlangsung seumur hidup.
Contoh-contoh difabel perkembangan dan psikososial
Baik itu difabel perkembangan maupun difabel psikososial memilik kategori, nama diagnosis yang berbeda tergantung buku panduan mana yang digunakan.
Pada kesempatan ini, penulis akan menggunakan DSM 5 TR. Untuk difabel perkembangan terdiri dari 5 kategori, penulis akan menggunakan singkatan gangguan+BAHIK (Belajar, Autis, ADHD, Intelektual, Komunikasi) untuk mempermudah penulis mengingat kategori difabel perkembangan. Pertama yaitu gangguan belajar, contoh dari gangguan belajar antara lain yaitu disleksia, diskalkulia. Kedua yaitu gangguan ADHD, ADHD dibagi menjadi 3 tingkat spektrum yang berbeda yaitu ringan, sedang dan berat. Begitupula dengan gangguan autisme yang memiliki 3 tingkat spektrum yang sama dengan ADHD. Untuk gangguan intelektual dalam buku tersebut membaginya menjadi 4 tingkatan yang berbeda, yaitu ringan, sedang, berat, sangat berat. Untuk contoh dari gangguan komunikasi yaitu gangguan Bahasa, gangguan membuat suara yang sesuai, gagap, dan gangguan komunikasi pragmatis.
Sedangkan untuk difabel psikososial jumlah nama diagnosisnya jauh lebih banyak dibandingkan difabel perkembangan. Contoh dari kondisi psikososial antara lain yaitu gangguan kecemasan, depresi, bipolar, gangguan kepribadian ambang, skizofrenia dan lain lainnya.
Kesimpulan
Difabel mental dibagi menjadi 2 jenis yaitu difabel perkembangan dan psikososial. Perbedaan signifikan antara difabel perkembangan dan difabel psikososial terletak pada masa terjadinya dan durasi terjadinya. Untuk difabel perkembangan merupakan kondisi yang dibawah sejak lahir. Gejala difabel perkembangan akan berlanjut hingga individu tersebut menutup mata. Sedangkan difabel psikososial biasanya terjadi pada masa remaja atau dewasa. Gejala dari kondisi tersebut ada yang dapat berhenti beberapa saat hingga kambuh kembali, namun ada juga yang terus berlanjut tanpa berhenti hingga akhir hayatnya.
Saran
Bagi individu yang memiliki kondisi difabel mental, kondisi tenaga ahli Kesehatan seperti dokter, psikologi dan psikiater sangat berperan penting untuk mengurangi gejala yang mengganggu sehingga dapat hidup lebih baik. Bagi para pembaca yang merasa bahwa kondisi mentalnya sedang tidak baik-baik saja, segeralah cari pertolongan ke tenaga Kesehatan terdekat. Penanganan lebih awal memperbesar kemungkinan tenaga ahli Kesehatan bisa memperbaiki kondisi mental secara lebih cepat. Apabila terlambat ditangani maka hal yang terjadi adalah yang sebaliknya.[]
Penulis: Rahmat Fahri Naim
Editor : Ajiwan