Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Menepis Mitos: Mengubah Pandangan Salah Kaprah Tentang Penggunaan Komputer Bagi Difabel Netra

Views: 12

Solidernews.com – Kemajuan teknologi telah memberikan banyak manfaat bagi kelompok difabel, terutama bagi difabel netra. Salah satu inovasi yang sangat membantu adalah perangkat lunak pembaca layar atau yang lebih dikenal dengan sebutan komputer bicara. Alat ini memungkinkan orang dengan hambatan penglihatan untuk mengakses informasi secara digital melalui suara. Namun, meskipun manfaatnya sangat jelas bagi komunitas difabel netra, masih banyak kesalahpahaman yang tersebar di kalangan masyarakat umum tentang bagaimana perangkat ini bekerja dan digunakan.

Berbagai salah kaprah masih bertebaran liar ditengah-tengah masyarakat. Mulai yang beranggapan kalau komputer yang digunakan difabel netra itu ya komputer braille, device super mahal, komputer khusus, dan sebagainnya. Kadang menjadi hal menggelitik, yang perlu diluruskan.

Bukan Komputer Khusus, melainkan komputer pada umumnya

Komputer yang digunakan difabel netra itu sebenarnya seperti produk yang digunakan oleh masyarakat umum. Bedanya, device yang dimiliki difabel netra itu sudah terinstal softwhare pembaca layar.

Nah, software pembaca layar adalah program komputer yang memungkinkan difabel netra atau mereka dengan hambatan  penglihatan untuk menggunakan komputer atau perangkat digital. Software ini bekerja dengan menerjemahkan teks dan elemen visual di layar menjadi output suara, yang dapat dipahami difabel netra. Biasanya komputer yang sudah terinstal pembaca layar, juga dikenal sebagai komputer bicara.

Komputer Bicara Tidak Khusus Difabel Netra Total

Salah paham berikutnya adalah anggapan bahwa komputer bicara hanya bisa digunakan oleh orang yang sepenuhnya buta. Tidak semua pengguna teknologi ini adalah difabel netra total, banyak juga yang memiliki penglihatan terbatas atau mengalami gangguan penglihatan yang hanya mempengaruhi sebagian dari penglihatan mereka. Bagi mereka, komputer bicara adalah alat yang sangat membantu dalam mempercepat proses membaca dan meningkatkan efisiensi, meskipun mereka masih bisa melihat sebagian.

Selain itu, Banyak masyarakat yang tidak memahami betapa canggihnya perangkat komputer bicara saat ini. Mereka mungkin membayangkan suara robotik yang monoton dan sulit dimengerti. Padahal, perkembangan teknologi suara kini sudah jauh lebih maju, dengan suara yang lebih alami dan nyaman didengar. Banyak perangkat lunak komputer bicara yang bahkan memungkinkan pengguna untuk memilih berbagai jenis suara dan bahasa sesuai kebutuhan dan preferensi mereka.

Komputer bicara bukan hanya sekadar pembaca teks sederhana. Perangkat ini bisa melakukan lebih dari itu, seperti memberikan navigasi di internet, mendeskripsikan gambar, atau membantu dalam pemrograman. Banyak difabel netra yang menggunakan komputer bicara untuk bekerja di berbagai bidang, termasuk teknologi informasi, keuangan, dan bahkan seni digital. Kesalahpahaman bahwa komputer bicara hanya digunakan untuk membaca teks adalah pandangan yang sangat terbatas.

Kesalahpahaman dan adanya stigma

Ada juga kesalahpahaman yang berasal dari kurangnya pemahaman budaya atau pengalaman langsung dengan difabel netra. Beberapa orang berpikir bahwa difabel netra tidak mampu mandiri meskipun mereka menggunakan teknologi seperti komputer bicara. Padahal, teknologi ini justru memberikan kebebasan dan otonomi yang lebih besar bagi pengguna. Dengan komputer bicara, pengguna bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti membaca email, menulis laporan, atau mengelola keuangan pribadi tanpa bantuan orang lain.

Stigma yang melekat pada difabel netra sering kali datang dari kurangnya pengetahuan dan pengalaman masyarakat umum tentang teknologi ini. Banyak yang tidak menyadari bahwa dengan bantuan komputer bicara, difabel netra bisa berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan profesional dan sosial. Hal ini menciptakan hambatan tambahan bagi difabel netra, yang sering kali harus membuktikan kemampuan mereka di luar dari yang diharapkan oleh masyarakat.

Komputer Braille dan Device Mahal

Persoalan unik lainnya adalah anggapan masyarakat yang selalu mengidentifikasi apa pun yang digunakan difabel netra adalah dengan braille. Termasuk ketika mereka mendengar difabel bisa menggunakan komputer. Tidak sedikit yang mengira, kalau komputer tersebut menggunakan tombol braille. Pendapat ini tentu saja tidak benar sepenuhnya.

Nah, yang benar adalah device yang digunakan itu sama persis yang ada di pasaran. Mulai PC, Laptop, dan gawai lainnya. Semua sama. Hanya saja bila penggunanya adalah difabel netra, maka perlu diinstal software pembaca layar. Sehingga nantinya komputer/laptop/PC tersebut akan mengeluarkan suara untuk membantu difabel netra mengakses menu atau berkerja menggunakan komputer.

Selain itu, muncul pertanyaan lagi, berarti device yang digunakan itu memiliki harga mahal, ya? Tentu tidak, dong. Device yang digunakan itu harganya sama persis seperti yang beredar di pasaran. Berbagai merk laptop, komputer, dan gawai lain memiliki harga yang sama dengan yang ada di pasaran. Hal yang membedakan adalah soal spesifikasinya. Inipun sama dengan harga gadget pada umumnya.

Bernavigasi Menggunakan Keyboarding

Kalau keyboard-nya bukan braille lantas bagaimana cara difabel netra menggunakan komputer bicara? Nah, jawabannya adalah teknik mengetik sepuluh jari. Sehingga semua dilakukan menggunakan perintah keyboard. Shortcut, dan navigasi panah, jadi modal awal. Makanya, wajib hukumnya difabel netra yang ingin masuk ranah profesional, yang dituntut menggunakan komputer, teknik mengetik sepuluh jari itu harus dipahami.

Teknik mengetik sepuluh jari adalah cara mengetik yang melibatkan penggunaan semua jari tangan untuk menekan tombol pada keyboard. Tujuan utama dari teknik ini adalah meningkatkan kecepatan dan efisiensi mengetik. Dengan teknik ini, seseorang dapat mengurangi kebiasaan melihat keyboard saat mengetik, sehingga proses mengetik menjadi lebih lancar.

Salah satu poin penting dari teknik mengetik sepuluh jari adalah posisi jari-jari yang ditempatkan di tempat tertentu. Setiap jari memiliki tugas menekan tombol-tombol tertentu. Misalnya, jari-jari ditempatkan di “home row” atau baris dasar, di mana jari tangan kiri berada di tombol A, S, D, F, sementara jari tangan kanan berada di tombol J, K, L, dan ;.

Untuk bisa mengetik dengan cepat, pengguna juga harus menghafal posisi tombol-tombol pada keyboard. Ini akan mempermudah mereka mengetik tanpa harus melihat keyboard, sehingga kecepatan mengetik bisa meningkat.

Selain kecepatan, teknik mengetik sepuluh jari juga meningkatkan akurasi. Dengan latihan yang konsisten, teknik ini memungkinkan seseorang mengetik lebih cepat dan lebih tepat dibandingkan jika hanya menggunakan beberapa jari saja. Jadi, secara sederhana difabel netra itu sudah piawai dalam penggunaan keyboard komputer. Karena kesepuluh jarinya sudah paham fungsi masing-masing.[]

 

Reporter: Wachid Hamdan

Editor      : Ajiwan Arief

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air