Views: 26
Solidernews.com, Cirebon – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cirebon bertekad meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Umum 2024 dengan tema “Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih pada Pemilihan Umum Tahun 2024”. Kegiatan tersebut berlangsung pada 17 Desember 2023 di hotel Patra Cirebon. Fokusnya adalah pemilih pemula, difabel, perempuan, komunitas, dan media massa. Peserta terlibat berasal dari difabel, organisasi intra dan ekstra kampus, organisasi agama, dan perwakilan dari generasi Z di berbagai sekolah di Cirebon.
Diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang organisasi, mulai dari organisasi difabel hingga kelompok media massa. Acara ini terbagi dalam dua sesi:
Sesi Pertama: Pemantapan Hak dan Peran Partisipasi difabel serta Peran Politik Perempuan dalam Pemilu 2024. Sesi Kedua Tantangan yang Dihadapi Generasi Z sebagai Pemilih Cerdas dalam Pemilu 2024 dan Refleksi Pentingnya Peran Media sebagai Pilar Demokrasi di Indonesia.
Diskusi bertujuan memperkuat kesadaran akan pentingnya peran setiap kelompok dalam proses demokrasi serta mendorong partisipasi yang lebih luas dan merata dalam konteks Pemilu mendatang. Pendidikan inklusi menjadi fokus utama dalam menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan berkeadilan bagi semua individu dalam acara ini. Dengan mengintegrasikan peserta berkebutuhan khusus ke dalam lingkungan pendidikan biasa, pendidikan inklusi berupaya menjamin akses yang setara terhadap pembelajaran, pengembangan potensi, dan interaksi sosial.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cirebon, DR. H. Sopidi, M.A., menegaskan bahwa pendidikan pemilih tidak hanya urusan partai politik, organisasi, atau individu politikus semata, melainkan sebuah kewajiban bagi seluruh masyarakat.
“Pendidikan pemilih adalah bentuk pendidikan untuk semua, bukan hanya untuk partai politik, dan politikus saja. Namun, semua berhak mendapatkan pendidikan politik dengan adil,” paparnya.
Pendidikan pemilih menjadi fondasi bagi partisipasi yang berkualitas dalam proses demokrasi, menggarisbawahi pentingnya mengedukasi semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
“Menjadi pemilu rasional adalah bentuk kebijaksanaan. Tentu dengan melihat perbandingan, maka kita tahu pemimpin dari waktu ke waktu, sehingga akan menyimpulkan siapa yang pantas untuk dipilih secara rasional,” imbuhnya.
Di sisi lain, seorang aktivis yang peduli terhadap isu difabel serta pemateri pertama, Sri Agustini Joekanan, menyoroti perlunya mengakomodasi pandangan dan kebutuhan dari difabel dalam konteks pendidikan pemilih. Menurutnya, perlu ada perhatian yang lebih besar terhadap difabel, karena cara mereka memahami dan terlibat dalam proses pemilihan mungkin berbeda dengan mayoritas orang. Ia menegaskan bahwa pengetahuan terbaik difabel sebenarnya datang dari individu yang mengalaminya, menyoroti pentingnya menggali pemahaman langsung dari sumbernya.
“Yang tahu disabilitas ya penyandang disabilitas itu sendiri, sehingga perlu kiranya untuk mengakomodir suara dari penyandang disabilitas,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa dalam rangka membangun masyarakat yang inklusif, pendidikan pemilih harus merangkul dan mengakomodasi keberagaman dan kebutuhan dari setiap individu, termasuk difabel.
Sementara menurut Hasan Basri, perwakilan dari peserta Forum Komunikasi Difabel Cirebon (FKDC), menjelaskan, diskusi tersebut tidak hanya memberikan pengetahuan akan aturan yang jelas bagi difabel, namun juga memberikan pandangan praktis yang sangat dibutuhkan oleh pemilih difabel. Acara ini memberikan wawasan baru mengenai cara konkrit untuk melibatkan dan mendorong partisipasi aktif dari individu difabel dalam proses pemilihan.
“Ya, acara ini merupakan manifestasi dari cara berpikir yang benar dari KPU Cirebon, bahwa ada sebagian orang yang merasa terpinggirkan, merasa suaranya dianggap. Tentu, selain materi yang sudah diberikan, ada langkah-langkah konkret yang dilakukan pada tataran nyata,” jelasnya.
Dengan demikian, adanya dialog dan wadah seperti yang diinisiasi oleh KPU Cirebon menandai langkah positif dalam upaya memperluas pemahaman serta pengalaman praktis terkait inklusi dalam pemilihan bagi penyandang disabilitas. Langkah-langkah konkret seperti ini menjadi penting dalam mendukung visi pendidikan pemilih yang benar-benar inklusif bagi semua warga masyarakat.
Acara tersebut diakhiri dengan pengalaman yang luar biasa; sesi pemilihan yang disesuaikan untuk teman-teman disabilitas. Dalam suasana yang ramah dan inklusif, kami memastikan setiap individu dapat berpartisipasi sepenuhnya. Pendekatan yang teliti terhadap kebutuhan mereka memastikan bahwa hak suara dan keterlibatan mereka dihargai sepenuhnya. Sesi ini menjadi momen penting yang meneguhkan komitmen untuk mewujudkan inklusi sejati dalam setiap kesempatan.[]
Reporter: Basri
Editor : Ajiwan Arief