Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Menciptakan Transformasi Digital yang Inklusif Bagi Difabel

Views: 44

Solidernews.com – Difabel harus harus menjadi salah satu pihak yang mendapatkan perhatian lebih dalam proses transformasi teknologi digital yang semakin pesat.  Transformasi digital yang inklusif dapat tercapai ketika difabel berpartisipasi aktif dan bermakna. Hal ini ditekankan Mukhanif Yasin Yusup, Direktur Difapedia dalam workshop “Transformasi Digital yang Inklusif mewujudkan Penyandang Disabilitas Berdaya Saing di Era Digital”, di Hall UNU Yogyakarta, Sabtu (11/5/2024)

“Tidak sedikit dari mereka juga belum bisa mengakses semua layanan digital yang ada. Hal ini berimplikasi pada upaya pemanfaatan sektor digital di kalangan penyandang disabilitas” terang Mukanif.

 

Acara yang diselenggarakan oleh Difapedia bekerjasama dengan Center for GEDSI dan Prodi SII UNU Yogyakarta ini bertujuan agar difabel memiliki akses dan kompetensi di sektor digital, baik untuk keperluan branding diri atau advokasi maupun pemanfaatan sektor digital untuk kesejahteraan sosial-ekonomi bagi difabel.

 

Pemateri yang hadir merupakan praktisi yang sudah lama berkecimpung di sektor digital. Misalnya, Lalu Bintang Wahyu Putra merupakan figur yang sudah berpengalaman dalam sektor media digital inklusif, baik sebagai alat advokasi maupun campaign awareness terkait difabel. “Difabel perlu bergerak di dunia digital karena suara difabel paling kuat dibanding suara yang nondifabel, publik belum banyak yang tahu kondisi nyata yang dialami difabel dan pentingnya sudut pandang langsung dari difabel,” tegasnya.

 

Pemateri lainnya adalah Muhammad Uwais, praktisi di bidang marketplace. Menurutnya, adalah penting untuk memastikan transformasi digital dilakukan dengan cara yang inklusif yaitu dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan kelompok difabel di Indonesia, yang berjumlah lebih dari 22 juta orang, dalam merancang teknologi, konten, dan layanan digital.

 

Melalui workshop ini diharapkan difabel dapat memanfaatkan sektor digital untuk mentingkatkan kesejahteraan sosial ekonomi mereka. Muhammad Uwais menyebutkan lima strategi yang dapat digunakan oleh UMKM Difabel, yaitu 1) Memilih marketplace yang aksesibel bagi kelompok difabel; 2) Mengoptimalkan deskripsi produk yang aksesibel, misalnya kontras warna, ukuran teks, format ramah difabel; 3) Memanfaatkan fitur bantuan pelanggan untuk memberikan layanan yang akomodatif bagi kelompok difabel; 4) Mempelajari panduan akses dan fitur aksesibilitas yang disediakan marketplace; dan 5) Berkoordinasi dengan marketplace untuk meningkatkan aksesibilitas penjual/produk bagi kelompok difabel.

 

Kegiatan yang didukung Telkom dan Lokallate ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari civitas UNU Yogyakarta dan masyarakat difabel di wilayah D.I Yogyakarta dari berbagai komunitas atau lembaga, misalnya PPDI, Pertuni, Gerkatin, HIDIMU, dan lain-lain.

 

Reporter: Yusuf

Editor    : Ajiwan

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air