Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Membangun Ruang Digital Inklusif: Jaga Difabel dari Ancaman Kekerasan Berbasis Gender Online

Views: 7

Solidernews.com – Di zaman yang serba digital, banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan. Tidak terkecuali masyarakat difabel. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada dampak negatif yang menyertainya. Salah satu permasalahan yang marak terjadi akhir-akhir ini adalah Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).

 

Kekerasan online ini dapat mencakup ancaman pembunuhan, fitnah, penghinaan, penguntitan, pelecehan, penipuan, peretasan, hacking, dan tindakan negatif lainnya di platform digital. Kasus berbasis online ini sering kali menyerang perempuan, remaja, dan masyarakat difabel.

 

Pada 24 Agustus 2024, Lembaga Swadaya Masyarakat Rifka Annisa Women’s Crisis Center mengadakan talkshow dengan tema “Membangun Ruang Digital yang Bebas dari Kekerasan Seksual dan Akses Layanan Aman bagi Remaja.” talkshow tersebut merespons isu KBGO dengan membahas dampak dan upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah KBGO agar tidak semakin merajalela, termasuk membangun keamanan jejaring digital yang inklusif.

 

“Soal kekerasan online, saya cukup sering mengalaminya. Bahkan ada yang masih berlangsung hingga saat ini. Ada pelaku yang terus menguntit saya sejak 2017 sampai sekarang. Mereka mengatakan bahwa saya tuna netra yang invalid, dikatain baperan, dan bahkan ada yang menghina kedua orang tua saya,” tutur Ramaditya Adikara, seorang konten kreator difabel, saat menceritakan pengalamannya dalam wawancara daring pada 30 Agustus 2024.

 

“Bahkan saat buku saya ditarik dari peredaran karena ada beberapa revisi, saya dikatakan menerbitkan buku sendiri dan membelinya sendiri. Tapi saya tidak peduli dengan omongan mereka selama tidak melewati batas. Kalau sudah keterlaluan seperti ancaman pembunuhan, maka saya akan melaporkannya ke pihak yang berwenang,” imbuh Rama.

 

“Pengalaman buruk di dunia digital yang sering saya alami adalah komentar-komentar negatif di akun YouTube saya. Namun, saya tidak begitu menghiraukan cibiran mereka, paling hanya saya hapus komentarnya agar tidak mempengaruhi konten video saya di YouTube,” ucap Rino (konten kreator difabel netra) pada wawancara daring 30 Agustus 2024.

 

Memahami Dampak dari KBGO

Efek dari Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) mencakup beberapa aspek, yaitu fisik, psikis, mental, sosial, dan ekonomi. Masing-masing korban akan mengalami dampak yang berbeda, tergantung pada kasus yang dialami. Dampak psikis/psikologis dapat berupa depresi, kecemasan, dan ketakutan. Jika sudah terjadi, hal ini bisa mengarah pada gangguan stres pascatrauma, seperti mimpi buruk, korban menjadi lebih sensitif, serba takut, harga diri menurun, dan sebagainya.

 

Dampak lainnya bisa mempengaruhi kondisi fisik, seperti gangguan tidur, sakit kepala, gangguan pencernaan, dan penurunan imunitas. Parahnya, jika sudah berdampak sosial, korban akan mengisolasi diri dari kehidupan sosial karena malu dan cemas. Bahkan, korban mungkin akan membatasi dirinya dari pendidikan dan pekerjaan.

 

“Pernah suatu kali, saya mendampingi salah satu korban KBGO. Ia melaporkan kasus itu, tetapi malah mendapat respons kurang baik dari teman kantornya. Katanya malah bikin repot, harus jadi saksi, merusak reputasi tempat kerja, disalahkan keluarganya juga, dan menyebabkan kerugian finansial,” jelas dr. Samuel Josafat, seorang dokter umum dan konsultan kesehatan masyarakat, dalam talkshow yang diadakan Rifka Annisa pada 24 Agustus 2024.

 

Banyak korban KBGO justru merasa tertekan akibat kurangnya dukungan dari lingkungan sekitarnya. Bahkan, kawan difabel juga merasakan dampak dari pelaku yang mengganggu algoritma konten, menyebarkan hoaks, dan mencemarkan nama baik. Oleh karena itu, penting sekali untuk kita mengantisipasi KBGO ini.

 

Upaya Pencegahan KBGO yang Inklusif

Cara menyikapi korban yang terdampak KBGO adalah dengan menjadi pendengar, mendampingi ke lembaga pengaduan, melaporkan kepada lembaga yang terpercaya, atau melaporkan ke polisi. Dukungan positif dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat dibutuhkan oleh korban.

 

Upaya lain yang tak kalah penting adalah menciptakan ekosistem digital yang aman dan nyaman. Karena sebenarnya kita sendiri berpotensi menjadi pelaku atau korban KBGO. Secara tidak sadar, kadang kita suka berkomentar buruk pada postingan orang lain. Hal itu sebenarnya sudah tergolong dalam KBGO. Oleh karena itu, hindarilah perbuatan yang sifatnya menghakimi orang lain di dunia digital.

 

“Membuat konten-konten digital yang sifatnya mengedukasi terkait KBGO juga salah satu upaya pencegahan. Buat konten yang mudah diakses oleh semua kalangan. Informasi yang diberikan juga harus aksesibel dan inklusif agar membantu teman difabel. Selain itu, dengan metode papan bermain atau game online juga lebih menarik. Sehingga metode pembelajarannya lebih asyik dan menyenangkan,” ucap Daniel Wahyu, perwakilan tabu.id, pada talkshow yang diadakan Rifka Annisa tanggal 24 Agustus 2024.

 

Selain pembuatan konten, akses layanan kesehatan juga perlu diperhatikan. Sebuah layanan kesehatan apapun itu seharusnya memenuhi prinsip AAAQ (Availability, Accessibility, Acceptability, Quality). Kerangka AAAQ ini berguna untuk membantu mengidentifikasi hambatan yang mungkin dihadapi perempuan, remaja, maupun difabel dalam mengakses bantuan dan layanan kesehatan. Ini merupakan bagian dari seperangkat alat UNICEF untuk mitigasi risiko KBGO.

 

“Availability, yaitu adanya layanan kesehatan yang dapat dijangkau seperti puskesmas atau klinik. Layanannya juga aksesibel untuk remaja dan difabel. Misalnya, jarak layanan kesehatan yang mudah dijangkau, jam buka, harga layanan, dan birokrasi/administratif yang jelas. Bagi difabel, juga disediakan ramp (tangga miring) untuk kemudahan akses. Tidak ketinggalan, informasi yang jelas dan tidak menyulitkan. Petugasnya juga tidak diskriminatif. Poin terakhir adalah tentang kualitas layanan. Layanan yang baik harus efektif, aman, tepat waktu, efisien, dan terintegritas. Pelayanan yang bagus tidak diskriminatif terhadap remaja maupun difabel, menjaga kerahasiaan dan privasi, serta aksesibel,” jelas dr. Samuel Josafat.

 

Sistem pendidikan juga memiliki peran dalam mencegah terjadinya kekerasan berbasis gender online, terutama bagi  difabel. Masing-masing sekolah harus mengambil tindakan untuk membangun sistem dukungan bagi individu  difabel guna menciptakan lingkungan yang inklusif dan memberdayakan mereka agar dapat mengurangi adanya cyberbullying. Caranya bisa dengan mengadakan seminar untuk seluruh siswa tentang pentingnya kepedulian kepada  difabel.

 

Waspada saat Berjejaring di Dunia Online

Selain upaya di atas, diperlukan juga upaya dari diri sendiri. Melindungi privasi diri di media sosial sangat penting. Pada dasarnya, yang dimaksud dengan privasi adalah batasan informasi tentang diri sendiri dari publik. Informasi pribadi tersebut jika tidak dilindungi dapat berisiko teridentifikasi atau terlacak oleh peretas.

 

Data pribadi tersebut meliputi: nama (nama lengkap, panggilan, nama orang tua), nomor identitas (NIK, NPWP, SIM, plat kendaraan, nomor rekening), alamat rumah, alamat IP, nomor telepon, karakteristik individu (sidik jari, tanda tangan), data biometrik (scan retina, wajah, dan suara), informasi properti (akta tanah dan bangunan), dan data pribadi lainnya.

 

“Sebaiknya informasi terkait identitas diri jangan diumbar di media sosial. Untuk meminimalisir terjadinya KBGO, foto profil di media sosial sebaiknya tidak menggunakan foto pribadi. Ciptakan kata sandi yang kuat dan nyalakan verifikasi login. Jika menerima URL dari nomor yang tidak dikenal, jangan asal klik. Hindari juga berbagi lokasi nyata secara langsung dan jangan meminjamkan perangkat pribadi kepada orang lain,” jelas Rino.

 

“Kalau ada komentar negatif, langsung blokir saja dan jangan dihiraukan agar tidak kepikiran. Selain itu, perlu memperkuat mental supaya tidak terlalu terbawa perasaan dengan omongan buruk orang lain. Berkumpullah dengan teman-teman yang positif agar arus pergaulan tetap mengarah pada hal-hal yang baik. Jangan lupa jaga sikap, karena bisa jadi komentar-komentar negatif itu timbul akibat perilaku kita yang kurang baik sehingga menyinggung mereka,” ujar Rama, menjelaskan beberapa tips agar terhindar dari KBGO.[]

 

Reporter: Ajeng Safira

Editor       : Ajiwan

 

 

Sumber Referensi

bestbuddies.org. (2024, Maret 6). Social Media Violence & the Disabled Community. Retrieved from Best Buddies International: https://www.bestbuddies.org/california/social-media-violence-and-the-disabled-community

Commission, E. (n.d.). What is gender-based violence? Retrieved from commission.europa.eu: https://commission.europa.eu/strategy-and-policy/policies/justice-and-fundamental-rights/gender-equality/gender-based-violence/what-gender-based-violence_en

Dian, R. (2023, Februari 16). 11 Jenis Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) yang Kasusnya Terus Mengalami Peningkatan. Retrieved from narasi: https://narasi.tv/read/narasi-daily/11-jenis-kekerasan-berbasis-gender-online-kbgo-yang-kasusnya-terus-mengalami-peningkatan

Fadli, d. R. (2022, November 4). Ini Cara Menyikapi KBGO atau Kekerasan Berbasis Gender Online. Retrieved from halodoc.com: https://www.halodoc.com/artikel/ini-cara-menyikapi-kbgo-atau-kekerasan-berbasis-gender-online?srsltid=AfmBOor5SqefgAb8gyBXFdlf-cS7HWNjQTXokd8bLqeJuHW5Gzaw0SvY

SAFEnet. (2020). Memahami dan Menyikapi Kekerasan Berbasis Gender Online. Retrieved from awaskbgo.id: https://awaskbgo.id/wp-content/uploads/2020/11/panduan-kbgo-v3.pdf

UNICEF. (2019). Availability, Accessibility, Acceptability and Quality framework: A tool to identify potential barriers in accessing services in humanitarian settings. Retrieved from gbvguidelines.org: https://gbvguidelines.org/document/availability-accessibility-acceptability-and-quality-framework-a-tool-to-identify-potential-barriers-in-accessing-services-in-humanitarian-settings/

Yogyakarta, T. R. (2022, Januari 17). Catatan Tahunan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender & Disabilitas. Retrieved from sapdajogja.org: https://sapdajogja.org/wp-content/uploads/2022/03/Catatan-Tahunan-Penanganan-Kekerasan-Berbasis-Gender-dan-Disabilitas-RCB-SAPDA-1.pdf

 

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air