Views: 3
Solidernews, Yogyakarta – Sebuah acara meditasi yang diadakan oleh komunitas Brailleiant Indonesia bekerja sama dengan Difabel Corner Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Selasa (30/7) dihadiri setidaknya 21 difabel netra. Mereka merupakan mahasiswa dari berbagai kampus di Jogja, termasuk UIN Sunan Kalijaga, UNY, dan ISI Yogyakarta. Acara tersebut dihelat di ruang pertemuan perpustakaan UIN.
Dipandu oleh Wahyu Juniawan, seorang praktisi meditasi berpengalaman asal Yogyakarta. Acara ini bertujuan memberikan pemahaman dasar teknik meditasi serta praktik langsung. Meditasi tersebut dirancang khusus bagi mahasiswa akhir yang sedang mengerjakan skripsi, dengan tujuan membantu mereka mengatasi tekanan dan mampu mengontrol diri.
Acara ini tidak hanya fokus pada meditasi, tetapi juga dilengkapi dengan kehadiran relawan yang mendampingi peserta. Relawan tersebut membantu saat praktik meditasi dan juga menjemput peserta di lobby. Selama sesi meditasi, para pendamping memastikan gerakan peserta sesuai dengan instruksi, sehingga para difabel netra dapat merasakan manfaat meditasi secara optimal.
Arif Prasetyo, Ketua Brailleiant Indonesia, menjelaskan latar belakang acara ini dimana saat ini banyak kampus yang menerima mahasiswa difabel, namun seringkali mereka tidak tahu cara mendampingi saat menyelesaikan tugas akhir. Akibatnya, tak sedikit difabel yang drop out dan sering ditertawakan oleh sesama difabel.
“Unit layanan disabilitas tidak mampu membantu banyak, dan mahasiswa difabel sering dianggap tidak mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri,” ujarnya.
Dengan diadakannya meditasi ini sebagai langkah awal, Arif berharap mahasiswa difabel dapat menghadapi berbagai tekanan, baik internal maupun eksternal, secara mandiri. Sebab sebagai seorang mahasiswa tentu tanggung jawab yang mereka emban jauh lebih berat.
“Dengan meditasi, mereka akan bisa mengontrol emosi dan pikiran, sehingga bisa melewati masa-masa sulit,” tambahnya.
Salah satu peserta, Akbar Ariantono Putra, mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga, merasakan dampak positif dari meditasi ini. Menurutnya meditasi membuatnya bisa berpikir lebih positif dan tenang dalam menghadapi permasalahan.
“Sebelum ikut meditasi, saya sering overthinking terutama di tempat part-time saya di perpustakaan UIN di Disability Corner yang sepi. Namun setelah ikut meditasi, rasanya lebih ringan dan tenang baik secara psikis maupun fisik,” ungkapnya.
Akbar menjelaskan bahwa acara ini tidak hanya bermanfaat bagi teman-teman netra yang sedang menyelesaikan skripsi, tetapi juga sangat membantu bagi mereka yang sedang menjalani masa awal perkuliahan, seperti dirinya.
Ia berharap acara meditasi seperti ini bisa dilaksanakan secara rutin di masa depan. “Untuk meditasi kemarin, kami diminta memfokuskan pikiran netral dalam menghadapi segala situasi. Perasaan yang netral artinya tidak menolak dan tidak menerima, atau terhanyut. Jadi, kita berada di antara dua sisi emosi. Menjadi pribadi yang lebih objektif dalam menghadapi berbagai peristiwa yang kita temui,” jelasnya.
Acara meditasi ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, mahasiswa difabel mampu mengatasi berbagai tantangan dan meraih kesuksesan baik di bidang akademik maupun pribadi. Arif mengungkapkan bahwa ke depannya, mereka berencana untuk mengadakan acara serupa dengan skala yang lebih besar. Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan moral yang lebih luas bagi para difabel dalam mengelola tekanan dan emosi mereka.[]
Reporter: Bima Indra
editor : Ajiwan