Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Manivestasi HDI 2024: Bukan Perayaan Belaka tapi Simbol Implementasi penghormatan dan Perjuangan Nyata bagi Difabel

Views: 8

Solidernews.com – Semenjak Hari Disabilitas Internasional ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1992 melalui resolusi 47/3 perjalanan masyarakat difabel terus berkembang ke arah positif. Mulai soal penghargaan, kesetaraan, dan pemenuhan hak kini makin dapat terasa dampaknya. Utamanya bagi Indonesia sejak resminya UU. No. 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. Makin banyak peraturan dan kebijakan yang mengangkat harkat masyarakat difabel.

Pada 3 Desember 2024 di Indonesia sendiri sudah memiliki kegiatan peringatan HDI yang di laksanakan di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Banyak sekali agenda yang tentunya melibatkan kalangan difabel. Di mulai dari pameran seni, pementasan karya, dan berbagai talkshow terkait semangat inklusif. Secara serentak juga di beberapa daerah turut melaksanakan agenda tahunan ini. Meriah, penuh keceriaan, dan tentunya banyak variasi peringatan yang dilaksanakan untuk momen HDI 2024.

Bila dikaitkan dengan perjalanan bangsa Indonesia tentunya kita tahu, baru saja kita beralih ke pemimpinan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran berserta jajarannya. PILKADA pun telah usai kita laksanakan sejak 27 November 2024. HDI pun kini menjadi momen penting untuk kita resapi bersama terkait moril dan sinergitas yang terkandung di dalamnya.

Suatu hal yang benar-benar harus dipahami adalah momen Hari Disabilitas Internasional ini tidak sesederhana perayaan atau pesta peringatan saja. Melainkan di dalamnya terdapat marwah dan semangat yang membara terkait perjuangan, proses, serta perjalanan yang belum usai untuk terus mengawal kesetaraan hak, pemenuhan hak, dan penghargaan bagi kalangan difabel. Utamanya bagi para difabel di Indonesia.

“Tentu kita tahu, momen hari disabilitas internasional ini tidak hanya soal perayaan belaka. Tapi bagaimana kita bisa menyadari bahwasannya ada pesan dan simbol semangat untuk terus membela serta meningkatkan kesetaraan bagi difabel dalam segala aspek. Sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, politik, dan aspek lainnya harus bisa diakses serta dapat merangkul partisipasi aktif dari para masyarakat difabel tanpa terkecuali,” ujar Asep selaku Koordinator PLD UIN Sunan Kalijaga dalam sambutan peringatan HDI 2024 di UIN Sunan Kalijaga 3 Desember 2024.

 

Masa depan Inklusif serta Progresif bagi Kalangan Difabel Indonesia

Dalam semangat yang di bawa oleh HDI 2024, tema yang dicanangkan secara global adalah “Amplifying the Leadership of Persons with Disabilities for an Inclusive and Sustainable Future” atau “Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan.” Dalam konteks indonesia, pemerintahan yang baru menjabat juga merupakan simbol sebuah babak baru perjuangan bagi difabel untuk menagih janji yang telah disampaikan oleh para pemangku jabatan sewaktu kampanye.

Kita sebagai difabel harus turut mengawal untuk memastikan pemerintahan baru ini apakah sudah melibatkan difabel secara penuh. Selain itu, kita harus mengawal pemerintahan baru untuk selalu berpijak pada UU. No. 8 tahun 2016 saat merumuskan kepentingan difabel di seluruh Indonesia.

Sesuai tema besar dari HDI 2024, kita harus terus mewujudkan apa yang belum diberikan oleh pemerintah atau pun sosial masyarakat. Kita harus selalu mempertahankan hak, kesetaraan, serta penghargaan   sebagaimana termaktub dalam perundangan dan peraturan di Indonesia terkait dengan perlindungan dan pemenuhan hak  difabel.

“Kita sebagai difabel, seharusnya dapat menjadi pemimpin yang mempertahankan hak serta martabat yang memang menjadi hak kita. Tentu dengan semangat kepemimpinan inklusif. Kita dapat mengawal proses pemerintahan di Indonesia, bergerak melalui organisasi, profesi masing-masing, serta kegiatan advokasi untuk hak-hak kita yang belum diberikan oleh negara,” ujar Suharto selaku dosen difabel, dalam gelaran peringatan HDI di Gedung Kuliah Terpadu UIN sunan Kalijaga 3 Desember 2024.

Memaknai kepemimpinan difabel dengan semangat inklusif, tentunya membawa kita untuk selalu kritis terhadap situasi di sekitar kita. Utamanya yang terkait kesetaraan, penghargaan, dan pemenuhan hak dari undang-undang yang belum terpenuhi. Maka, ini menjadi tugas kita untuk selalu mengawal pemerintahan Indonesia yang baru saja di jabat oleh pemerintahan baru.

 

Bukan Perayaan belaka; tapi Realisasi yang Dibarengi Kesadaran

Dengan semangat HDI 2024, kita sebagai masyarakat difabel di Indonesia, harus bersatu padu untuk memperjuangkan hak yang ada. Mulai soal hak kesehatan, kesempatan kerja, pendidikan, konsesi, bahkan hak berpolitik yang di negara kita masih menuai berbagai polemik.

Nur Syarif, selaku ketua Formasi Disabilitas, pada wawancara 15 November 2024 juga menegaskan kalau kita harus membela hak yang belum dipenuhi pemerintah sebagaimana mandat UU. No. 8 Tahun 2016. “Terutama hak kita di bidang konsesi yang sampai kini belum maksimal dipenuhi. Harapannya pemerintahan baru ini dapat menyelesaikan dan menunaikan hak kita yang belum dipenuhi.”

Selain aspek di atas, semangat HDI 2024 harus kita sadari untuk terus konsisten membangun jaringan sosial yang inklusif. Hal itu dapat di mulai dari diri kita sendiri sebagai masyarakat difabel. Mau meningkatkan kualitas diri, jangan minder untuk terlibat pada masyarakat umum, serta terus semangat untuk aksi nyata memperjuangkan hak kita di kehidupan sehari-hari.

Broto, selaku seniman serta pemerhati seni difabel, pada wawancara 4 desember 2024 turut berpendapat kaitannya semangat HDI, “Saya menjadikan Pekan Budaya Difabel sebagai wadah untuk membangun masyarakat yang inklusif. Gelaran acara PBD 2024 dengan tema Gayeng Regeng ini juga menjadi spirit untuk mewujudkan kesetaraan bagi difabel. Mulai UMKM difabel berkolaborasi dengan UMKM nondifabel, pementasan seni difabel, kreasi difabel, dan sebagainya itu menjadi realisasi semangat dari HDI 2024.”

Dalam penegasan lain, Suharto selaku dosen UIN Sunan Kalijaga berpendapat, “kita harus menjadi ahli dalam bidang masing-masing. Mau yang bermusik, berkesenian, berorganisasi, menulis, dan sebagainya itu dapat menjadi jalan keberlanjutan dari perjuangan kita, sebagai masyarakat difabel. Sehingga realisasi hak kita dapat terwujud di masa yang akan datang.”

“Suarakan kesetaraan, inklusifitas, penghargaan, kualitas, pembuktian kemampuan, serta kredibilitas yang kita miliki. Sehingga kita menjadi difabel yang dapat merealisasikan apa yang menjadi hak serta martabat kita!” imbuhnya.

Maka sudah menjadi poros utama kalau HDI adalah alarm pengingat kepada kita untuk senantiasa waspada, saling mendukung, semangat, dan terus membesarkan bara perjuangan untuk menciptakan Indonesia yang aman, nyaman, serta adil bagi kelompok difabel. HDI 2024 merupakan estafet perjuangan yang harus terus kita jalankan yang tidak boleh diabaikan.[]

 

Reporter: Wachid Hamdan

Editor     : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content