Views: 11
Solidernews.com – Dunia digital kini semakin inklusif berkat TalkBack 15, pembaruan terbaru dari asisten aksesibilitas pembaca layar (Screen reader) andalan Android. Inovasi ini menghadirkan revolusi dalam cara difabel netra berinteraksi dengan konten visual di perangkat pintar berbasis Android mereka. Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) generatif, TalkBack 15 mampu “menerjemahkan” gambar-gambar di layar ponsel menjadi deskripsi yang kaya dan mendalam, memberikan akses yang belum pernah ada sebelumnya bagi mereka yang memiliki hambatan penglihatan.
Lisie Lillianfeld, Manajer Produk Google, mengungkapkan fakta mengejutkan: rata-rata, pengguna TalkBack menemui sekitar 90 gambar tanpa label setiap harinya. Angka ini menunjukkan betapa besarnya hambatan yang dihadapi difabel netra dalam mengakses informasi visual. Namun, dengan hadirnya TalkBack 15, kendala ini mulai terkikis.
Keistimewaan TalkBack 15 terletak pada integrasinya dengan Gemini Nano, sebuah model AI generatif yang mampu memahami dan mendeskripsikan gambar dengan detail yang belum pernah ada sebelumnya. Tidak hanya sekadar mengenali objek, Gemini Nano bahkan dapat mengidentifikasi landmark terkenal, produk spesifik, hingga gaya busana dalam sebuah gambar.
Ahmad, seorang difabel netra yang telah mencoba fitur ini, memberikan testimoni positif. “Fiturnya menarik dan sangat membantu. Dibandingkan dengan pembaca layar lain, deskripsi dari TalkBack ini sangat jelas dan bahkan bisa dibilang detail. Mirip hasil deskripsi dari Be My Eyes,” ujarnya, merujuk pada aplikasi asistif populer lainnya.
Sebagai contoh, Ahmad membagikan hasil deskripsi TalkBack 15 saat mendeskripsikan gambar profil sebuah grup di WhatsApp:
“Gambar itu adalah logo lama Apple yang pertama, yang dikenal sebagai “Rainbow Apple.” Logo ini menampilkan apel berwarna-warni dengan gigitan di sisi kanan. Apel itu dibagi menjadi enam irisan horizontal, masing-masing berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Logo ini dirancang oleh Rob Janoff pada tahun 1977 dan digunakan sampai tahun 1998.”
Deskripsi yang detail dan informatif ini menunjukkan kemampuan luar biasa TalkBack 15 dalam memahami dan menjelaskan elemen-elemen visual, bahkan termasuk informasi historis yang relevan.
Mengaktifkan fitur deskripsi gambar di TalkBack 15 sangatlah mudah. Pengguna cukup memindahkan fokus ke gambar di layar, membuka menu TalkBack dengan melakukan gestur menarik satu jari dari atas ke bawah lalu ke kanan (seperti huruf L awas/Huruf V braille), lalu memilih opsi “Deskripsikan gambar”. Untuk akses yang lebih cepat, pengguna dapat menetapkan gestur khusus untuk fungsi ini melalui menu setelan TalkBack.
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa teknologi AI generatif masih bersifat eksperimental. Google dengan jujur mengakui bahwa beberapa hasil mungkin tidak selalu akurat. Pengguna yang memilih untuk mengaktifkan fitur ini secara otomatis menyetujui Persyaratan Layanan Google.
TalkBack 15 juga memperhatikan aspek privasi pengguna. Google menegaskan bahwa saat menggunakan fitur deskripsi gambar, perusahaan hanya akan memproses gambar yang dipilih dan segera menghapusnya setelah selesai diproses.
Ahmad juga menambahkan satu catatan, “Sayangnya deskripsinya belum bisa interaktif, kita hanya bisa mendeskripsikan saja tanpa bisa bertanya lebih lanjut tentang objek yang dideskripsikan seperti di aplikasi Be My Eyes.” Meskipun demikian, ini tetap merupakan langkah maju yang signifikan dalam teknologi aksesibilitas.
Dengan hadirnya TalkBack 15, smartphone Android kini menjadi jembatan yang lebih kuat, menghubungkan dunia visual dengan individu yang mengalami hambatan penglihatan. Inovasi ini bukan hanya tentang teknologi, melainkan juga tentang membuka pintu kesempatan. Dengan deskripsi gambar yang lebih akurat dan mendalam, difabel netra kini memiliki akses yang lebih baik ke informasi visual, yang dapat berdampak signifikan dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial sehari-hari.
Melihat perkembangan pesat teknologi AI, harapannya bahwa di masa depan, fitur seperti ini akan semakin disempurnakan. Mungkin suatu hari nanti, deskripsi gambar interaktif yang diinginkan Ahmad akan menjadi kenyataan, membuka lebih banyak lagi peluang bagi difabel netra untuk menjelajahi dan memahami dunia visual di sekitarnya.[]
Reporter: Syarif Sulaeman
Editor : Ajiwan