Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

logo Sumpah Pemuda 96 Tahun

Makna Logo Hari Sumpah Pemuda 2024: Maju Bersama Indonesia Raya dan Pergerakan Difabel Muda

Views: 11

Solidernews.com – Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap 28 oktober sebagai pengingat pentingnya peran pemuda dalam menjaga persatuan bangsa dan menumbuhkan semangat cinta tanah air, tidak terkecuali pemuda difabel. Pada peringatan ke-96 tahun 2024 ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia mengusung tema  “Maju Bersama Indonesia Raya” , yang mencerminkan harapan terhadap generasi muda untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan bangsa.

Tema ini menekankan pentingnya persatuan di tengah keberagaman, menegaskan bahwa generasi muda Indonesia adalah pilar utama dalam menjaga persatuan nasional. Logo yang dirilis oleh Kemenpora menggambarkan pemuda gagah yang mengibarkan bendera Merah Putih, simbol dari tekad bangsa melahirkan generasi yang tangguh, visioner, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

 

Makna dari Elemen Logo

Logo Hari Sumpah Pemuda 2024 terdiri dari berbagai elemen yang sarat makna. Tiga pemuda dalam logo, yang digambarkan dalam warna-warna berbeda, melambangkan keberagaman yang ada di Indonesia. Keberagaman ini justru menjadi kekuatan yang menyatukan untuk maju bersama membangun bangsa. Warna merah dan putih yang dinamis menunjukkan semangat yang tak pernah padam, serta tekad untuk terus maju.

Salah satu elemen menarik dari logo adalah posisi pemuda yang melompat, melambangkan energi, keberanian, dan kemampuan pemuda untuk membawa Indonesia ke puncak prestasi. Selain itu, penggunaan warna  cosmik dalam logo melambangkan usia muda yang penuh potensi dan harapan. Warna emas muda dan emas juga merepresentasikan visi menuju Indonesia Emas 2045, sebuah harapan besar terhadap peran generasi muda dalam mewujudkan Indonesia yang lebih makmur dan sejahtera di masa mendatang, tidak terkecuali peranan para pemuda difabel.

 

Sejarah Singkat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 

Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda II yang diadakan pada 27-28 Oktober 1928 di Batavia (sekarang Jakarta). Kongres ini dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda dari berbagai daerah yang memiliki tujuan sama, yaitu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tokoh-tokoh penting yang terlibat dalam peristiwa ini termasuk Soegondo Djojopoespito, Mohammad Yamin, dan Wage Rudolf Supratman yang mempersembahkan lagu Indonesia Raya.

Pada kongres tersebut, pemuda-pemudi dari berbagai latar belakang etnis, budaya, dan agama sepakat untuk menyatukan tekad mereka dalam sebuah sumpah yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Ikrar ini terdiri dari tiga poin utama:

  1. Bertanah Air Satu, Tanah Air Indonesia : Semua pemuda Indonesia, tanpa memandang latar belakang suku, mengakui Indonesia sebagai tanah air mereka.
  2. Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia : Pemuda-pemudi menyatukan diri sebagai satu bangsa, tanpa terpecah oleh perbedaan etnis.
  3. Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia : Bahasa Indonesia dijadikan sebagai alat pemersatu dan simbol identitas nasional.

Sumpah ini menjadi momentum penting dalam sejarah Indonesia, karena menciptakan kesadaran kolektif akan pentingnya persatuan nasional, yang kemudian menjadi dasar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

 

Hubungan Sumpah Pemuda dengan Perjuangan Inklusi Difabel

Semangat persatuan yang digelorakan dalam Sumpah Pemuda juga relevan dalam konteks perjuangan hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia. Dalam beberapa dekade terakhir, pemuda difabel yang visioner telah menunjukkan peran signifikan dalam mendorong inklusi dan kesetaraan bagi seluruh warga negara, termasuk   difabel. Mereka turut berjuang untuk memastikan bahwa nilai-nilai keadilan dan kesetaraan yang diwariskan dari Sumpah Pemuda dapat dirasakan oleh semua kalangan, tanpa memandang kondisi fisik atau mental.

Gerakan inklusi difabel, yang dipelopori oleh berbagai organisasi pemuda difabel, telah menginspirasi perubahan di berbagai sektor, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan aksesibilitas publik. Para pemuda difabel berperan aktif dalam memajukan kebijakan inklusi sosial, dengan menuntut akses yang sama dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Salah satu simbol perjuangan mereka adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, yang menjadi landasan hukum untuk melindungi hak-hak penyandang disabilitas.

Sejalan dengan tema  “Maju Bersama Indonesia Raya”  di tahun 2024 ini, pemuda-pemudi difabel terus berperan aktif dalam memperjuangkan inklusi sosial dan menegaskan bahwa keberagaman, termasuk disabilitas, adalah bagian dari kekuatan bangsa. Para pemuda difabel visioner ini mencerminkan semangat yang sama dengan Sumpah Pemuda 1928: semangat persatuan, kesetaraan, dan cinta tanah air yang inklusif.

Pendapat Beberapa Tokoh Pemuda  Difabel  Tentang Peringatan Hari  Sumpah Pemuda

Solidernews.com telah mewawancarai  dua tokoh pemuda difabel mengenai keterkaitan antara momen  peringatan sumpah pemuda dengan pergerakan pemuda difabel untuk mewujudkan inklusifitas.

Pertama, Afif Husain Rasyidi. Ia adalah Ketua Umum Komunitas Peduli Inklusi Nusantara (KOPINUS).

Kedua, Yoga Indar Dewa yang merupakan Ketua DPD Pertuni Sulawesi Selatan.

Menurut Afif, terdapat banyak persamaan antara perjuangan inklusi difabel dan butir-butir yang ada dalam teks Sumpah Pemuda. Ia menyoroti aspek kesamaan tumpah darah, persatuan, serta bahasa yang sama, yang menjadi ruh dari pergerakan tersebut. Sumpah Pemuda menjadi momentum penting karena mengumpulkan para pemuda dari berbagai golongan tanpa membeda-bedakan. “Ruh dari perjuangan inklusi terletak pada upaya untuk mengajak yang berbeda itu menjadi satu,” ungkapnya. Cara untuk mencapai hal tersebut, menurut Afif, adalah dengan saling memahami dan menghargai keberagaman, sebagaimana yang tercermin dalam semangat Sumpah Pemuda.

Dalam konteks pemuda difabel, Afif menekankan bahwa banyak yang masih bergerak atas dasar golongan masing-masing, seolah-olah terkotak-kotakkan. Ia menegaskan bahwa dalam organisasi, kebersamaan adalah hal yang harus diperjuangkan, bukan sekadar egosektoral. “Ketika lingkungan diperjuangkan, maka secara otomatis difabel juga akan merasakan dampaknya, karena difabel merupakan bagian dari lingkungan tersebut,” jelasnya.

Di akhir pernyataannya, Afif dengan tegas menyampaikan, “Melawan stigma, melawan diskriminasi, itu perlu berjuang, gitu. Karena kalau diam, semakin kuat stigma itu, semakin kuat tidak akses itu. Semakin memvalidasi bahwa dunia ini tidak ideal, gitu. Jadi, nggak pernah diam untuk itu, untuk merubah. Nah, untuk kepemudaan, menurutku punya potensi besar, karena dia, karena mereka, karena kita, ada energi untuk itu. Buat nggak pernah diam!” tutupnya dengan semangat.

Sementara itu, menurut Yoga, “Sumpah Pemuda adalah karya monumental dalam sejarah perjalanan bangsa ini.

Sebuah karya yang mampu memproklamasikan bahwa negara ini besar karena keragamannya,” ungkapnya.

“Negara ini kuat karena kesadaran bahwa perbedaan adalah kekuatan jika dimaknai dengan kesetaraan hak. Dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Papua,

hingga Sunda Kecil, deretan pulau besar ini dihiasi oleh ribuan pulau kecil, diisi oleh ribuan suku dengan ciri fisik yang beragam, serta banyaknya bahasa

daerah yang bersatu dalam naungan ibu pertiwi,” terangnya.

Sumpah Pemuda, menurutnya, adalah simbol kebesaran Indonesia yang menjunjung tinggi kesetaraan atas hak hidup dan kehidupan. “Adalah sebuah penghianatan

jika kesetaraan itu dinodai dengan pikiran dan tindakan ableis. Kita adalah Indonesia, manusia beradab, bukan Homo sapiens yang menghancurkan Neanderthal

hanya karena perbedaan,” lanjutnya.

Pada akhirnya, Yoga menutup dengan ajakan, “Mari kita sama-sama menggaungkan semangat kepemudaan dengan satu kalimat, ‘Indonesia adalah tanah air yang

satu, tanah air tanpa diskriminasi!'” tutupnya dengan tegas dan lugas.[]

 

Reporter: Andi Syam

Editor     : Ajiwan

 

Referensi :

 

– Kemenpora. (2024). Makna Tema dan Logo Hari Sumpah Pemuda 2024. Diakses dari: https://www.rri.co.id/daerah/1072449/makna-tema-dan-logo-hari-sumpah-pemuda-2024. Pada Senin, 28 Oktober 2024.

– Ini Isi Sumpah Pemuda Serta Teks Asli Tahun 1928*. Diakses dari: https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/712860/ini-isi-sumpah-pemuda-serta-teks-asli-tahun-1928. Pada Senin, 28 Oktober 2024.

Sejarah Sumpah Pemuda – Museum Sumpah Pemuda. Diakses dari : https://museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id/sejarah-sumpah-pemuda/. Pada Senin, 28 Oktober 2024.

– Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. (2016). Diakses dari: https://jdih.kemenkumham.go.id.

Wawancara dengan dua tokoh pemuda difabel. Pada Senin, 28 Oktober 2024

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content