Views: 12
Solidernews.com. KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta, berjibagu mewujudkan pemilu inklusif. Berbagai proses diupayakan. Satu di antaranya dengan berdialog dengan difabel pemilih. Langkah ini guna mengetahui kendala dan kesulitan yang dialami difabel. Belajar dari Pemilu Presiden lalu, pemilih difabel netra, terkendala dengan minimnya ketersediaan template braille.
Jelang Pilkada 2024, KPU Kota Yogyakarta mengaku optimis, seluruh difabel pemilih dapat terfasilitasi.
Terkait aksesibilitas bagi difabel pemilih, kini KPU tengah melakukan pencetakan alat bantu tuna netra (ABT). Menurut Ketua KPU Kota Yogyakarta, Harsya Arya Samodra, ABT tersebut tengah diproduksi di seluruh TPS di Kota Yogyakarta, melalui rekanan dengan mini kompetisi.
“Di Kota Yogyakarta terdapat 651 TPS. Dari jumlah tersebut, KPU Kota Yogyakarta telah melakukan pemetakan pemilih difabel. Jumlah difabel pemilih di Kota Yogyakarta sebanyak 3663. Dengan rincian: 1603 pemilih dengan disabilitas fisik, 194 difabel intelektual, 926 difabel mental, 272 difabel wicara, 96 difabel rungu, serta 272 difabel netra. Mereka tersebar merata di seluruh TPS Kota Yogyakarta. Karenanya, di tiap-tiap TPS akan disediakan ABT berupa template braille,” ujar Harsya melalui sambungan seluler, Kamis (7/11/2024).
Ketua KPU juga menjelaskan terkait pendistribusian ABT. Katanya, akan dilakukan oleh pihak rekanan pada H-1. Alur distribusi: dari Gudang KPU, menuju 45 Kelurahan Kota Yogyakarta. ABT akan diterima oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Selanjutnya, diserahkan kepada Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Ketersediaan aksesibilitas tersebut, kata dia, telah disampaikan melalui penguatan Bimtek PPK dan PPS se Kota Yogyakarta. Bimtek dilakukan oleh KPPS se Kota Yogyakarta.
Video sosialisasi
Kepada solidernews.com, Harsya menyatakan keseriusan KPU Kota Yogyakarta mewujudkan Pilkada inklusi. Terkait sosialisasi, dia contohkan. Kini, kata dia, KPU tengah mempersiapkannya melalui pembuatan video. Dua video akan diproduksi. Yaitu video tentang TPS akses dan pelayanan TPS akses.
“Beberapa difabel terlibat dalam pembuatan video. Bagaimana pun, yang paling tahu kebutuhannya adalah teman-teman difabel itu sendiri. Karena itu, kami melibatkannya dalam berbagai tahapan Pilkada. Termasuk dalam produksi video, yang diagendakan pada Sabtu, 9 November 2024 mendatang,” ujar Harsya.
Sedang sosialisasi bagi difabel mental, akan dilakukan melalui sekolah-sekolah luar biasa (SLB). Tiga SLB dijadwalkan dalam sosilisasi. Yaitu SLB Negeri 1 dan 2, serta SLB Pembina Yogyakarta.
Sosialisasi juga dilakukan di beberapa Forum Kemantren Inklusi (FKI). Yakni di FKI di Tegalrejo, Kraton, Jetis, serta Mantrijeron. Sedang, terkait sosialisasi kepada ODGJ, KPU mengaku memiliki problem dalam komunikasi.
“Terwujudnya Pilkada inklusif, diperjuangan KPU Kota Yogyakarta. Untuk itu, bekerja sama atau berkolaborasi dengan masyarakat sipil peduli inklusi, dilakukan. KPU Kota Yogyakarta, juga melibatkan kawan-kawan difabel dalam mewujudkan Pilkada inklusif tersebut. Sekali lagi kami optimis, seluruh difabel pemilih dapat terfasilitasi dengan baik,” pungkas Ketua KPU Kota Yogyakarta.[]
Reporter: Harta Nining Wijaya
Editor : Ajiwan