Views: 6
Solidernews.com – National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Sulawesi Barat tepat diresmikan baru dua bulan lalu, yaitu pada 12 Agustus 2024. Meski baru berusia dua bulan, akhirnya atlet dari provinsi Sulbar dengan ibu kota Mamuju ini dapat turut andil menjadi bagian dari peserta Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII Solo.
Meski baru bisa mengirimkan satu atlet, keikutsertaan kontingen Sulbar cukup mencuri perhatian banyak pihak, termasuk para awak media. Keberanian atletnya untuk maju dan tampil seorang diri di ajang olahraga tingkat nasional patut diapresiasi publik.
Shafar Malolo, sapaan akrab ketua NPCI Sulbar menyampaikan diawal rencana untuk kontingen Sulbar akan mengirimkan empat atlet, tapi karena keterbatasan dana baru bisa memberangkatkan satu atlet.
“Kami mempersiapkan empat atlet, tapi baru bisa mengirimkan satu atlet saja,” kata shafar.
Ia berharap masyarakat Sulbar memberi dukungan penuh agar atlet perwakilan daerahnya bisa mengikuti peparnas dengan maksimal, terus besemangat dan tidak patah arang.
“Kami minta doa dan dukungannya dari masyarakat Sulbar. Kami juga tidak menargetkan terlalu tinggi, karena atlet yang dikirimkan mewakili Sulbar akan berhadapan dengan atlet wakil daerah lain yang sudah berpengalaman di ajang seperti ini,” imbuhnya.
Harapan sebagai ketua NPCI Sulbar, dikegiatan peparnas empat tahun mendatang Sulbar akan meramaikan event dengan kehadiran atlet-atlet baru di beberapa cabang olahraga.
“Pemerintah juga akan mendukung NPCI Sulbar untuk melakukan kerja-kerja yang baik hingga dukungan membentuk NPCI di setiap kabupaten/kota,” pungkas Shafar.
Mengenal sosok Saparuddin atlet Balap Sepeda Roda Tiga dari Sulawesi Barat
Saparuddin, atlet satu-satunya yang mewakili kontingen Sulbar memang memiliki nyali dan keberanian besar untuk tampil pada nomor 100 meter putra kategori T52-53 cabang olahraga balap sepeda roda tiga di ajang Peparnas XVII Solo.
Atlet kelahiran Tapparang 2009 ini terbilang atlet dengan usia muda yang terjun di olahraga paralimpik tingkat nasional. Perjalanannya dari Sulbar menuju Solo hanya ditemani pelatih, official dan sekretaris NPCI Sulbar saja.
Pemuda berusia 15 tahun itu mengakui persiapan menuju peparnas sangat terbatas. Dirinya hanya memiliki waktu dua bulan saja untuk berlatih sebelum diberangkatkan ke Solo, setelah acara pelepasan yang dilakukan Dispora Sulbar pada 2 Oktober 2024.
“Saya senang sekali walau hanya baru satu atlet yang berangkat, dengan ikut partisipasi di peparnas sudah turut membawa mana daerah. Latihannya kemarin angkat barbel, push up seperti itu juga,” ungkap Saparuddin.
Tantangan saat berlatih seperti luka gesekan pada jari-jari tangan karena mengayuh kursi roda dengan kecepatan tinggi, tidak mengendorkan semangatnya. Ia sudah terbiasa dengan luka seperti itu, motivasi untuk berlatih pun tetap terjaga baik.
Menghadapi lawan dari kontingen Jawa Barat, Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan yang jauh lebih memiliki pengalaman di lapangan pertandingan memang terkesan timpang. Meski demikian, Saparuddin mengakui kesempatan yang didapatkan untuk ikut di peparnas sekarang malah menjadi cambuk untuk berlatih lebih keras lagi.
“Saya deg-degan bertanding dengan lawan yang jauh berpengalaman. Saya baru berlatih dua bulan dan mereka sudah tahunan. Saya akan terus kerja keras, semoga suatu saat nanti bisa seperti mereka,” ungkapnya.
Selesai Peparnas XVII Solo, Saparuddin memiliki keinginan untuk bisa tampil di event-event berikutnya. Ia juga berharap, kontingen dari Sulbar bisa lebih banyak mengirimkan atlet. Harapan terbesar pun ia lontarkan, ingin bisa meraih gelar juara untuk nama daerah dan kedua orang tua.
Butuh nyali besar untuk ikuti Peparnas perdana bagi kontingen Sulawesi Barat
Irwan Ridha, pelatih Saparuddin sangat paham perjuangan keras yang dilakukan atletnya menuju peparnas. Selain keterbatasan waktu dalam latihan, mengurus kelengkapan administrasi untuk ikut pertandingan, juga kondisi mental mengingat atlet yang ia latih akan berhadapan dengan atlet lain yang telah berpengalaman.
Sebelum dikirim ke peparnas, Saparuddin sempat menjadi wakil Sulbar di event Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2024, dan lepas mendapatkan medali hanya karena selisih waktu tipis dari wakil Jawa Tengah. Kekalahan tersebut menggugah Irwan yang melihat ada potensi besar dari atletnya.
“Usia Saparuddin masih muda, ada beberapa pilihan cabang olahraga yang bisa dia coba. Persiapan peparnas ini kami berlatih mandiri dengan stadion dan alat seadanya,” kata Irwan.
Menilai atletnya bernyali besar ikuti peparnas dan siap tanding dengan altet lain yang punya jam terbang lebih banyak, Irwan mengakui itu sebuah tantangan. Namun sebagai pelatih, ia dan tim kontingen Sulbar berkomitmen ingin membuat maju olahraga difabel di Mamuju agar bisa tampil optimal di event mendatang.[]
Reporter: Sri Hartanty
Editor : Ajiwan
.