Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Konser Panggung Talenta Ajang Difabel Ekpresikan Bidang Seni

Views: 16

Solidernews.com – Panggung Talenta, sebuah konser nasional yang mengumpulkan seniman dan musisi difabel dari seruluh Indonesia. Untuk kali kedua, panggung talenta telah berhasil menjaring 600 pendaftar peserta ragam difabel dari seluruh tanah air, baik seniman/musisi grup maupun individu yang berusia 13 hingga 50 tahun.

 

Wadah unjuk bakat untuk para difabel ini diprakarsai Perkumpulan Lions Indonesia 307A1 kali pertama di tahun 2023 lalu. Pendaftaran dibuka mulai tanggal 4 Desember setiap tahun dengan mengadakan audisi secara online, hingga karantina dan audisi offline.

 

Masih mininnya perhatian dari berbagai aspek dan terbatasnya ruang gerak difabel dalam turut berpartisipasi aktif pada pembangunan, unjuk potensi menjadi salah satu sarana difabel berkontribusi kepada negeri. Tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs (8) terkait pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat difabel, salah satunya dapat diadopsi melalui unjuk bakat seperti ini.

 

Setiap hambatan dapat diatasi dengan semangat tinggi

Konser panggung talenta tidak hanya menjadi ajang hiburan, tapi juga sebagai sarana edukasi dan advokasi yang dapat meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya dukungan juga kesempatan bagi para difabel.

 

Setiap peserta telah melewati proses panjang berkompetisi, saling dukung dan memberikan semangat belajar tampil di hadapan publik dalam unjuk bakat tersebut. Sebanyak 600 pendaftar offline dari ragam difabel, langsung diseleksi untuk mendapatkan peluang menuju 60 besar.

 

Eliminasi terus bergulir dari 60 peserta hingga tersisa 20 peserta terbaik yang akhirnya lolos untuk lanjut mengikuti proses karantina dan coaching selama dua minggu di Jakarta. Tidak hanya terhenti diposisi ini, dari 20 peserta dipilih untuk 12 besar, kemudian audisi lagi hingga lolos menuju 7 besar yang akan tampil langsung di atas panggung talenta.

 

Aksi seni dari 7 difabel di panggung talenta tersebut terpilih 3 terbaik. Mereka adalah Puser Bumi grup band asal Yogyakarta, Septian Aldien pemain saxophone asal Jakarta, dan Urba & Said penyanyi dan pianis asal Yogyakarta. Ketiganya berhak mendapatkan hadiah berupa uang tiga puluh juta rupiah.

 

Saling dukung di tengah kompetisi

Panggung talenta tidak mengikat peresta, konser tersebut murni untuk menampilkan banyak bakat yang dimiliki oleh para difabel di tanah air. Setiap peserta diharapkan bisa mandiri dalam berkarya selepas dari aksi unjuk potensi ini. Mereka tetap saling dukung untuk meneruskan langkah, seperti yang dikisahkan oleh Puser Bumi.

“Masa karantina menjadikan kita untuk saling belajar, saling mendukung dan menurunkan ego ditengan kompetisi yang sedang berlangsung. Puser Bumi ada di garda terdepan yang selalu memberi semangat pada rekan yang tereleminasi lebih dulu,” ungkap Arif Prasetyo.

 

Grup Band Puser Bumi asal Yogyakata, merupakan grup dengan personil yang terbilang banyak.  Mereka didominasi oleh difabel netra pria, dan hanya menempatkan satu perempuan difabel netra bernama Rizka.

 

Komposisi grup band ini di ketuai oleh Robi Agus difabel netra, dan dimanajeri oleh Jumarwan seorang nondifabel. Pendiri yang tersisa dan masih aktif adalah Arif Prasetyo, Ridwan Akbar, dan Robi Agus.

 

Pada ujuk bakat panggung talenta yang baru saja diikuti, grup band Puser Bumi membawa tim dengan pemain alat musik tradisional saron oleh Arif Prasetyo dan Jamil Akhmad, penabuh demung dan gendang oleh Robi Agus. Sedangkan pemain alat musik modern keyboard oleh Adlan, gitar oleh Deni, drump oleh Ridwan Akbar, bass oleh Jadid, biola oleh Fauzi, dan Rizka sebagai vokalis.

 

Mengaku senang dan bangga bisa dipertemukan dengan musisi se-Indonesia, Puser Bumi bersiap untuk selalu mengembangkan sayap baik di kancah nasional maupun internasional.

“Jarang banget musisi difabel disatukan, dipertemukan ditengah persaingan. Kita harus bisa saling mendukung untuk belajar bersama,” ujar Arif.

 

Dari tujuh peserta yang berhak tampil di panggung talenta, ada difabel netra, tuli, dan autis. Tiga difabel asal Yogyakarta yang ikut mendaftar, lolos menuju tujuh besar. Dua diantaranya menjadi tiga terbaik.

“Hadiah yang didapatkan Puser Bumi selanjutnya akan digunakan untuk membuat video klip, rekaman, dan promosi. Mungkin itu rencana terdekat setelah konser panggung talenta ini,” papar Arif.

 

Ditengah seringnya membawakan karya orang lain, baik itu lagu tradisional maupun lagu-lagu modern, Puser Bumi telah membuat satu karya single lagu, dan akan merilis video klipnya.

 

Tanpa berkenan membocorkan judul lagu tersebut, Arif menyampaikan isi tema dari lagu perdana milik Puser Bumi.

“Lagunya masih tentang cinta. Perempuan netra yang jatuh cinta pada laki-laki nondifabel, dan tokoh netra ini yang justru memiliki selingkuhan. Namun untuk selingkuhannya ini masih kita abstrakan,” terang ia.

 

Pesan yang ingin disampaikan oleh grup band Puser Bumi dalam karyanya nanti adalah individu difabel juga sama seperi manusia lainnya, difabel sering dianggap orang suci, terlebih difabel netra. Pesan lain yang tunjukan adalah, perselingkuhan bisa terjadi pada siapapun, baik difabel atau nondifabel bila kesempat itu datang.[]

 

Reporter: Sri Hartanty

Editor       : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content