Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Pertemuan antara PPRBM dan peserta dialog dari berbagai pihak, Sunarman selaku fasilitator utama menerangkan materi

Kolaborasi PPRBM Solo dan PR Yakkum Gelar Dialog Multipihak Dorong Layanan Inklusif bagi Difabel Psikososial

Views: 35

Solidernews.com, Kebumen 25 Juni 2025 – Upaya untuk mendorong layanan yang inklusif dan responsif terhadap hak-hak difabel psikososial  terus dilakukan. Salah satunya melalui kegiatan Dialog Multipihak untuk Perlindungan dan Layanan Inklusif bagi orang dengan difabel pikososial (ODDP) yang digelar di Kebumen.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (PPRBM) Solo bersama Pusat Rehabilitasi YAKKUM dan didukung oleh Kemitraan Pemerintah Australia melalui Program DIGNITY. Peserta hadir dalam dialog ini mewakili beberapa lembaga atau instansi yakni Peradi, Migraint Care, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Sosial, Rusi Dosaroso, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Pemerintah Desa Grogolbeningsari, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) kecamatan Petanahan, Bidan Desa dan perwakilan Kecamatan Petanahan.

Direktur PPRBM Solo, Sunarman Sukamto, hadir sebagai fasilitator utama dan memberikan tanggapan terhadap paparan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait praktik baik layanan inklusif. Dalam forum ini, para peserta yang terdiri dari unsur pemerintah daerah, organisasi masyarakat, tokoh desa, hingga kelompok swadaya atau dikenal Self Help Group (SHG) berdiskusi aktif mengenai kebijakan yang telah berjalan dan tantangan di lapangan.

“Tantangan yang paling sering di hadapi adalah pemahaman pemangku kebijakan dan penyedia layanan terhadap isu kesehatan jiwa dan Orang Dengan Difabel Psikososial (ODDP) yang masih partial sebagai isu kesehatan saja. Strategi kita selalu mempromosikan isu kesehatan jiwa sebagai isu lintas sektor, dan ODDP merupakan bagian dari difabel mental / psikososial yang memiliki hak yang sama dengan semua penyandang disabilitas yang lain, kita mendorong adanya tim atau forum koordinasi lintas sektor, seperti sektor adminduk, kesehatan, ketenagakerjaan, perlindungan hukum, pemberdayaan masyarakat desa, politik dan sebagainya.  Dalam waktu bersamaan kita melakukan pengorganisasian dan pemberdayaan kepada ODDP dan keluarganya dengan membentuk SHG ODDP di desa”, ungkap Sunarman dalam wawancara melalui sambungan jarak jauh.

Kegiatan yang berlangsung sejak pagi pukul 09.00 hingga jam 16.30 WIB, menjadi ruang strategis untuk mengidentifikasi kesenjangan layanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, serta administrasi kependudukan bagi ODDP. Selain itu, sesi diskusi kelompok menghasilkan rekomendasi konkret terkait sinergi antar sektor dan peningkatan kapasitas aparat desa dalam menanggapi kebutuhan warga difabel psikososial.

Dalam kesempatan yang sama, pihak PPRBM menegaskan bahwa tujuan utama dari dialog ini adalah menciptakan sistem perlindungan yang inklusif, menghilangkan stigma dan diskriminasi, serta memastikan ODDP memiliki akses yang setara terhadap pelayanan dasar.

“Kita mendorong dan memfasilitasi adanya forum koordinasi lintas sektor, untuk mengidentifikasi kebijakan dan layanan inklusif kesehatan jiwa dan ODDP, misalnya dari sektor administrasi kependudukan (adminduk) punya kebijakan gerakan peduli Adminduk kelompok rentan termasuk ODDP dan layanan untuk jemput bola ke rumah atau ke komunitas ODDP dalam rekam biometric Adminduk, dan begitu pula sektor lain, juga cukup banyak mengidentifikasi kebijakan dan layanan afirmatif dan inklusif kesehatan jiwa dan ODDP”, ungkap Sunarman.

Dalam percakapan dengan fasilitator utama, Sunarman menitikberatkan bahwa keterlibatan dan partisipasi ODDP pada awalnya tidak dipikirkan oleh pemangku kebijakan dan kepentingan. PPRBM mencoba untuk memberi ruang agar ODDP mulai diberikan kesempatan tetapi masih butuh peningkatan kapasitas dan pendampingan, baik teknis maupun nonteknis.

“Pendampingan teknis terkait mobilitas dan non teknis terkait pemahaman terhadap konsep inklusi, partisipasi dan substansi tentang masalah dan kebutuhan nyata dari kawan-kawan ODDP itu sendiri”, terang Sunarman.

Harapan besar dari tindak lanjut dialog ini ialah agar kolaborasi lintas sektor yang telah dimulai dapat ditindaklanjuti dalam bentuk kebijakan dan program yang berkelanjutan, serta mendorong Kebumen menjadi daerah yang lebih ramah difabel.[]

 

Reporter: Erfina

Editor       : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

berlangganan solidernews.com

Tidak ingin ketinggalan berita atau informasi seputar isu difabel. Ikuti update terkini melalui aplikasi saluran Whatsapp yang anda miliki. 

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content