Views: 10
solidernews.com – Forum Masyarakat Pemantau untuk Indonesia Inklusif Disabilitas (FORMASI Disabilitas) bersama Komisi Nasional Disabilitas (KND) dan SIGAB Indonesia menyelenggarakan Diskusi Terfokus bertajuk “Memperkuat Catahu dan Rekomendasi Advokasi Disabilitas 2024–2025”. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Pra Temu Inklusi 2025 yang akan dilaksanakan pada tanggal 2-4 September 2025 mendatang di Cirebon.
FORMASI Disabilitas saat ini tengah menyusun Catatan Tahunan (Catahu) 2024–2025 sebagai hasil pemantauan situasi dan kebijakan bagi difabel di Indonesia. Proses ini diawali dengan survei yang melibatkan jaringan anggota FORMASI di 30 provinsi. Survei tersebut menghimpun informasi berbasis pengalaman dan pengamatan para aktivis serta organisasi difabel di Indonesia.
“Diskusi ini penting untuk memastikan bahwa temuan Catahu tidak hanya berdasarkan data lapangan, tetapi juga dikonfirmasi dan diperkaya oleh perspektif para pemangku kepentingan lintas sektor,” ungkap Nur Syarif Ramadhan selaku ketua eksekutif nasional FORMASI Disabilitas.
Untuk itu, forum ini menghadirkan masukan dari pemerintah daerah, kementerian dan lembaga nasional, serta lembaga-lembaga hak asasi manusia seperti Komnas HAM, Komnas Perempuan, Komnas Anak, dan KND. Keterlibatan para pihak ini diharapkan mampu memperkuat validitas data sekaligus mempertajam rekomendasi kebijakan dalam Catahu.
Sebagai lembaga negara non-struktural, KND berperan mengawal pemantauan, evaluasi, dan advokasi terhadap pelaksanaan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas. Kolaborasi dengan FORMASI Disabilitas dalam penyusunan Catahu dipandang strategis untuk memperkuat gerakan advokasi hak difabel di tingkat nasional maupun daerah.
“Dengan diadakannya diskusi ini menjadi aksi nyata hadirnya pemerintah selaku pemangku kebijakan untuk hadir dalam pemenuhan hak disabilitas,” tegas Jonna A. Damanik selaku Komisioner KND.
Adapun tujuan kegiatan ini adalah memvalidasi temuan awal Catahu 2024–2025, memperkuat proses penyusunan melalui masukan para pemangku kepentingan, serta mengembangkan rekomendasi kebijakan yang lebih terarah.
Diskusi terfokus ini diharapkan menjadi ruang konsolidasi menuju Temu Inklusi 2025, sekaligus menegaskan pentingnya kolaborasi lintas aktor dalam memperjuangkan Indonesia yang lebih inklusif.[]
Reporter: Erfina
Editor : Ajiwan
