Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Khutbah Solat Jum’at di Purwokerto Libatkan Jamaah Tuli

Views: 64

Solidernews.com – Setelah dimulai oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto melibatkan jamaah Tuli dan menghadirkan juru Bahasa isyarat pada solat dan khutbah Jum’at pada 2 Agustus 2024, kini semangat inklusif dilanjutkan oleh Masjid Ulul Albab yang terletak di kompleks Perumahan Griya Satria Bancarkembar, Purwokerto Utara. Pada solat Jumat dan khutbah pada 9 Agustus 2024, jamaah Tuli dan juru Bahasa isyarat diberikan ruang untuk berbaur, tanpa dipisahkan dengan Jemaah lain.

 

Ahmad Sabiq selaku khatib dan takmir Masjid Ulul Albab Perumahan Griya Satria Bancarkembar menyampaikan rasa syukurnya, “Alhamdulillah, pengalaman hari ini sangat berkesan dan penuh makna. Melihat teman-teman Tuli bisa ikut beribadah dengan lebih baik dan memahami khutbah adalah sebuah kebahagiaan tersendiri”, ungkapnya.

 

Pada khutbah yang disampaikannya, Ahmad Sabiq juga mengingatkan kepada semua jamaah bahwa Islam adalah agama yang inklusif, dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan setiap jamaah, tanpa terkecuali, bisa beribadah dengan khusyuk.

 

“Ini adalah pengalaman baru bagi Masjid Ulul Albab. Meskipun ini pertama kalinya, prosesnya berjalan lancar dan mendapat respon positif dari seluruh jamaah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika kita berusaha memahami dan merangkul keberagaman, hasilnya bisa sangat luar biasa”, imbuh khatib yang juga sekaligus dosen Ilmu Politik Fisip Universitas Jenderal Soedirman.

 

Dihadiri oleh 3 jamaah Tuli dan seorang juru Bahasa isyarat, ibadah solat Jumat dan khutbah berjalan lancar tanpa kendala. Jamaah sepakat bahwa melibatkan teman-teman Tuli dan JBI sangat penting, bukan hanya soal aksesibilitas tapi juga soal kesetaraan dan keadilan dalam beribadah. Meskipun awalnya kawan-kawan Tuli ragu apakah diterima dengan baik dan ada kekhawatiran mengganggu fokus jamaah lain karena cara komunikasi yang berbeda, namun atas dukungan dan terbukanya Masjid Ulul Albab, akhirnya memantapkan kawan-kawan Tuli beribadah disana.

 

Keraguan kawan-kawan Tuli dibantah oleh takmir masjid, “Saya rasa tidak menganggu. Justru, ini menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa perbedaan tidak harus menjadi penghalang. Dengan pendekatan yang tepat, perbedaan cara berkomunikasi ini bisa diterima dengan baik oleh seluruh jamaah, dan menjadi pengingat bahwa keberagaman adalah bagian dari rahmat Allah. Komunikasi saya dengan jamaah setelah Jum’atan menunjukkan bahwa mereka mengapresiasi kegiatan ini”, ujar Ahmad Sabiq.

 

Antusias dari Teja, Ryando, dan Reza terlihat jelas saat khutbah dialihbahasakan oleh Firman selaku juru Bahasa isyarat. “Tadi bercerita tentang sejarah ternyata di zaman nabi Muhammad juga ada teman teman disabilitas dan isi khotbah nya sangat bagus karena sebelumnya tidak ada juru bahasa isyarat jadi tidak memahami apa isi khotbahnya dan saat ini bisa menikmati isi khotbah dan lebih bagus dan merasa 100% bisa diterima khotbahnya”, jelas Teja menggunakan Bahasa isyarat.

 

Kawan-kawan Tuli berharap semangat melibatkan Tuli dan JBI pada akses ibadah tidak berhenti sampai disini. Selama ini mereka kesulitan mendapatkan akses informasi dan mengenal indahnya Islam. Dengan keterbukaan untuk menerima, ada rasa haru yang muncul karena tidak dibeda-bedakan dengan jamaah lain yang bisa mendengar.

 

“Biasanya kalau khutbah Jumat saya bosan karena tidak memahami apa yang disampaikan khotib. Kami berharap semoga kawan-kawan Tuli dan kawan-kawan disabilitas lainnya diterima di masyarakat dan bisa beribadah bersama, serta melibatkan JBI agar kami memahami ilmu yang disampaikan oleh khotib”, pungkas Teja.[]

 

Reporter: Ramadhany Rahmi

Editor       : Ajiwan Arief

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air