Views: 14
Solidernews.com – Setiap gelaran ajang pesta olahraga, baik di tingkat daerah, nasional, regional, maupun internasional selalu menghadirkan maskot sebagai identitas sebuah entitas dari tempat yang ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggara. Maskot ini pun yang kemudian akan diberikan pada atlet juara bersamaan dengan momentum pengalungan medali.
Maskot yang umum digunakan adalah berupa boneka dengan ragam karakter, atau berupa buket bunga. Simbol ciri khas dari event tersebut dapat juga diproduksi masal untuk dijadikan souvenir yang diperjual belikan secara limited edition hanya pada saat ajang berlangsung di sekitar lokasi penyelenggara.
Seiring perjalanan sejarah dunia pesta olahraga, dalam melaksanakan pertandingan olahraga selalu di awali dengan ajang olahraga untuk atlet nondifabel, lalu diikuti oleh event olahraga khusus untuk atlet difabel.
Misal, Pekan olahraga daerah (Porda) yang disusul Pekan paralimpik daerah (Peparda), Pekan olahraga nasional (PON) kemudian ada Pekan paralimpik nasional (Peparnas), Sea games olahraga di tingkat Asia Tenggara, lalu Asean para games olahraga untuk difabel di tingkat Asia Tenggara, hingga Olimpiade dan Paralimpiade untuk ajang pertandingan tingkat dunia. Dan tahun ini paralimpiade ke 17 di Paris sedang berlangsung.
Mari mengenal maskot paralimpiade Paris 2024
Maskot olimpiade dan paralimpiade Paris 2024 dikenal dengan nama Phryge yang terinspirasi oleh topi Frigia yang ikonik, simbol historis kebebasan dan kemerdekaan. Dikenal karena sejarahnya yang kaya dan representasi kebebasan, topi frigia telah menjadi bagian dari banyak momen penting dalam sejarah Prancis.
Phryge dengan warna dominan merah merupakan karakter yang bersemangat dan energik, dikenal karena sportivitas dan keberanian, sehingga menggalang semua orang dengan antusiasmenya dalam berkompetisi. Phryge juga mengeksplorasi berbagai olahraga dan kegiatan yang mewujudkan kegembiraan dan semangat.
Tersirat sebuah pesan dari Phryge adalah: ‘Olahraga dapat mengubah segalanya, hidup kita, kesehatan kita, hubungan kita dengan orang lain, cara kita berhubungan dengan alam. Saatnya untuk menyambut lebih banyak olahraga dalam hidup kita.’
Maskot dengan warna biru, putih dan dominan merah, tiga warna dari bendera Prancis, dan logo paris 2024 berwarna emas terpampang di dada, berbentuk seperti topi frigia, karena visi Paris 2024 adalah untuk menunjukan bahwa olahraga dapat mengubah kehidupan dengan memimpin revolusi melalui olahraga.
Moto dari paralimpik phryge adalah: ‘Sendiri kita melaju lebih cepat, tetapi bersama kita melaju lebih jauh.’ Moto ini mengambarkan cara-cara masyarakat di dunia dapat saling membuat satu sama lain lebih baik dengan bekerja berdampingan.
Keunikan maskot phryge paralimpiade
Ada keunikan tersendiri pada maskot paralimpiade Paris 2024. Pada umumnya maskot untuk ajang pesta olahraga nondifabel dan difabel biasanya sama persis, dan hanya dibedakan oleh nama serta urutan event yang tengah diselenggarakan. Namun, untuk olimpiade dan paralimpiade Paris 2024 ini maskot phryge ada perbedaan yang kontras.
Pada maskot olimpiade, phryge ditampilkan dengan sepasang kaki utuh layaknya nondifabel, sedangkan pada maskot paralimpiade, phryge ditampilkan dengan satu kaki utuh di kiri dan satu kaki besi di kanan.
Maskot paralimpiade phryge memiliki esensi nilai-nilai dari semangat inklusivitas yang ingin diwujudkan di Prancis, selain menyoroti kekuatan transformasi aktivitas fisik terhadap kesehatan, hubungan dan masyarakat melalui olahraga.
Paralimpiade phryge pun bangga mewakili atlet-atlet difabel dalam mempromosikan nilai-nilai paramilpiadenya dengan lambang bilah pisau yang terikat, merayakan altet di semua arena untuk merayakan kemenangan atau menatasi kekalahan.
Keunikan lain dari phryge yaitu membawa atlet paralimpiade untuk tahu pentingnya mengukur semua parameter yang berbeda untuk mencapai tujuan, dengan pemikiran yang tajam, rendah hati, dan lebih suka menyembunyikan emosinya.
Sekilas sejarah suku Frigia
Bangsa Frigia memiliki garis keturunan yang panjang, karena topi frigia merupakan bagian dari semua peristiwa dalam sejarah Prancis. Arsip Nasional Prancis menunjukan catatan tentang topi frigia yang dikenal selama pembangunan katedral Notre-Dame di Paris pada 1163, selama revolusi tahun 1789, selama pembangunan Menara Eiffel, dan selama olimpiade Paris 1924.
Topi frigia juga diabadikan di atas kepala tokoh ikonik Marianne, atau benda unik seperti prangko dan koin. Topi ini menjadi simbol kebebasan internasional yang dikenakan oleh para budak yang dibebaskan pada zaman Romawi dan muncul sebagai lambang di Amerika Utara dan Selatan, kemudian dikenal sebagai simbol Republik Prancis.[]
Reporter: Sri Hartanty
Editor : Ajiwan