Views: 16
Solidernews.com – Pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia di dunia adalah sama namun manusia itu sendiri yang membedakan di antara manusia lain baik sikap perilaku dan perlakuannya. Perbedaan ini sangat dirasakan bagi difabel yang mengalami keterbatasan secara fisik dan mental serta fisik mental baik sejak lahir maupun setelah dewasa. Menurut data organisasi Penyandang Disabilitas Malaka (PERSAMA), ada 250 difabel di Malaka NTT. Dan perkembangan PERSAMA saat ini adalah membangun strategi bersama dalam penanganan perubahan iklim. Demikian dikatakan
Maria Yasinta dari Desa Kamanasa, Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka dan berasal dari organisasi PERSAMA sebuah organisasi di tingkat lokal di kabupaten Malaka dalam webinar mengenai keterlibatan difabel dalam gerakan perubahan iklim yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Jiwa Sehat (PJS).
Maria mengatakan latar belakang masalah yang dihadapi oleh difabel saat terjadinya bencana adalah : 1. Kurangnya perhatian dari keluarga difabel itu sendiri saat dievakuasi. 2. Kurangnya tempat inklusi bagi difabel di tempat pengungsian. 3. Difabel dan lansia sangat mengalami kesulitan besar saat bencana banjir bandang di Malaka 2021. Banyak korban termasuk difabel.
Di Kabupaten Malaka, difabel dan lansia sangat mengalami kerentanan apalagi keluarga difabel sangat abai pada difabel dibanding anggota keluarganya yang non difabel. Maria dan teman-temannya di PERSAMA melihat langsung korban yang mengalami banjir. Harapannya ke depan mereka bisa bersama -sama dan berfokus pada difabel dan juga di saat yang sama di tempat pengungsian, difabel sangat sulit mengakses toilet atau mengambil makanan. Misalnya pada difabel fisik pengguna kurai roda sangat merasakan kesulitan.
Beberapa strategi dan ide terkait fasilitas dan layanan bencana yang dapat diakses oleh difabel, dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang tepat dan mendesain pembangunan aksesibel.
Juga dengan cara mengidentifikasi hambatan dalam menggunakan sanitasi yang sehat serta mengidentifikasikan kemampuan rumah tangga dalam membangun sarana sanitas yang inklusif dan berketahanan perubahan iklim serta menyampaikan bantuan semoga bagi difabel yang terdampak banjir.
Strategi lainnya adalah dengan membangun kemitraan dan mempersiapkan bagaimana terkait pendidikan dan pelatihan bencana yang mampu mengedukasi agar difabel tidak tertinggal. Strategi terakhir adalah membangun kemitraan dengan media massa, terkait petunjuk dan informasi publik yang bisa diakses untuk peningkatan kesadaran.
Dari hal-hal di atas maka ada upaya memprioritaskan pencegahan, membangun infrastruktur monitoring dan melakukan pengawasan dengan mencari solusi permasalahan, penataan ekosistem gambut serta penegakan hukum.
Maria juga menekankan bahwa pengendalian perubahan iklim tidak bisa dilalukan difabel sendiri maka butuh harmonisasi dan dukungan pemerintah, swasta, masyarakat,dunia usaha dunia internasional
Pekerjaan-pekerjaan bersama telah dilakukan oleh PERSAMA dengan bermitra Plan Internasional, Pijar Timur Indonesia dan Pemkab Malaka yang berhasil menyusun roadmap dan implementasi perbup tentang sanitasi total berbasis masyarakat berkesetaraan gender inklusi (STBM-GESI) dengan penerbitan Perbup 27 tahun 2021.
Saat ini tantangan yang dihadapi : 1. Melawan stigma dan diskriminasi terhadap difabel dengan membangkitkan semangat percaya diri difabel. 2. Kurangnya sumber daya manusia dalam komunikasi difabel. PERSAMA masih banyak melihat teman difabel yang belum percaya diri namun setalah gabung organisasi PERSAMA mereka jadi percaya diri. Waktu bencana mereka belum percaya diri lalu setelah kolaborasi sehingga sampai sekarang mereka percaya diri.
Kabupaten Malaka termasuk wilayah yang masih terpencil, sehingga masyarakat kalau mengalami difabilitas banyak yang tidak percaya diri. Ketika bergabung dengan PERSAMA maka bisa kolaborasi dan pembelajaran yang diterima oleh mereka adalah difabel bukan sebagai objek tetapi subjek.[]
Reporter: Puji Astuti
Editor : Ajiwan