Views: 9
Solidernews.com, Yogyakarta. PERSATUAN Sepakbola Amputasi Indonesia (PSAI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), secara resmi melakukan audiensi ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Jl, Cendana No. 9, Yogyakarta, Senin (25/3/2024). Audiensi diterima langsung oleh Kepala Disdikpora DR. Didik Wardaya, SE., M.Pd.. Membersamai audiensi hari itu, Ketua DPRD DIY Nuryadi, S.Pd. Pertemuan digelar di Ruang Rapat Lantai I Kantor Disdikpora DIY.
Hadir pada kesempatan itu, lima orang pengurus PSAI DIY. Mereka adalah I Made Sujana (ketua), Faris Fadli (bendahara), Shofhal Jamil (tim medis) dan dua pengurus lain. Audiensi pada siang hari itu, didampingi Staf Badan Pemuda dan Olahraga (BPO) DIY, Danang Nur.
Pada kesempatan itu, Ketua PSAI DIY, I Made Sudana atau yang akrab disapa dengan nama Bli Made, memperkenalkan PSAI. Satu organisasi olahraga yang memberi ruang bagi difabel fisik, khusus amputasian, bermain dan bertanding sepakbola. Yaitu, mereka para difabel yang kehilangan anggota tubuh (lengan dan/atau kaki) karena amputasi.
Disampaikan pula, beberapa kegiatan yang sudah diikuti PSAI DIY. Bli Made juga menginformasikan agenda besar PSAI DIY. Yaitu pertandingan (laga) nasional yang dihelat rutin (tahunan), Piala Kemenpora, pada November mendatang. Disampaikan pula, kompetisi dan latihan reguler bagi para atlet amputasian DIY. Untuk itu PSAI, mengajukan permohonan dukungan, untuk keberlangsungan (eksistensi) PSAI DIY, dengan beberapa agenda yang disusunnya.
Butuh induk organisasi
Merespon apa yang disampaikan PSAI DIY, kedua petinggi pemerintahan DIY itu memberikan apresiasi, atas eksistensi klub sepak bola para ampusian. Terkait dukungan finansial, Pemerintah DIY akan memberikan supportnya. Namun tidak bersifat reguler (rutin). Yang dapat diberikan dukungan rutin, adalah organisasi yang telah diakui secara hukum oleh pemerintah. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Didik Wardaya, bahwa PSAI perlu bekerja sama dengan NPC DIY.
Dalam wawancara khusus dengan Solidernews.com, Didik Wardaya menyampaikan beberapa hal. Pertama, dia mengapresiasi keberadaan PSAI. Karena selama ini, kata dia, olahraga sepakbola disabilitas amputasi, belum ada yang mengurusi, belum ada induknya. Sedangkan yang ada adalah NPC atau National Paralimpic Committee. Dan saat ini, NPC belum mengembangkan olahraga ini. Yang ada goalball yaitu olahraga khusus bagi disabilitas dengan Cerebral Palsy (CP).
“Wadah olahraga PSAI ini baik. Karena, PSAI mewadahi para pecinta olahraga sepakbola, khususnya amputasi. Para amputasian dapat menyalurkan hobi atau bakat mereka, dalam bermain sepakbola. Mereka harus tetap sehat dan sejahtera. Ini sangat bagus,” ujar Didik Wardaya’
Lanjutnya, supaya eksistensi PSAI DIY ini dapat berlangsung, sebaiknya PSAI bekerja sama dengan NPC. “Bagaimana PSAI bisa bergandengan tangan dengan NPC DIY, ini penting. Karena sama-sama olahraga untuk disabilitas. Sekali lagi, saya berharap, PSAI bisa menjadi bagian dari NPC. Perkara, PSAI berjalan sebagaimana aturan yang telah dibangun, tidak ada masalah. Yang penting bisa bekerja sama lah,” tandas Kepala Disdikpora DIY itu.
Sedangakan Nuryadi mengatakan, “Cabang olahraganya itu olahraga biasa. Sama-sama sepakbola. Pelaku atau atletnya saja yang beda. PSAI ini atlenya difabel. Sehingga, kita pasti akan mensuport keduanya. Karena prinsipnya, difabel harus bisa berbuat apa saja, sebagaimana orang pada umumnya,“ ujarnya.
Akan tetapi, di sisi lain, kita (DPRD DIY) masih terdapat kendala. Yaitu menyangkut regulasi. Kelompok-kelompok atau organisasi yang akan dibantu, harus ada induknya. Namun, PSAI DIY belum ada induknya. Prinsipnya, kami sebagai dewan yang notabene wakil rakyat, bisa mensuport. Tapi jangan sampai timbul masalah di belakang hari, akibat permasalahan regulasi atau hukum.
Canadian prioritas
Terkait Canadian, Nuryadi mengatakan bahwa itu bagian dari tanggung jawab pemerintah DIY. Sebisa mungkin pemerintah akan memenuhi. Karena daerah harus bertanggung jawab dan memberikan suport untuk itu. “Yang urgent, ialah bagaimana teman-teman PSAI ini bisa bergabung dengan lembaga yang secara hukum sudah dianggap legal oleh pemerintah. Bagaimana regiulasi itu aman. Sehingga ketika pemerintah memberikan bantuan, tidak ada masalah di kemuduan hari,” tegas Nuriyadi.
- Canadian atau Krug Lofstrand. Adalah jenis krug yang digunakan pada siku tangan. Krug ini memiliki kelebihan, ringan, mudah diatur ketinggiannya, tangan bebas bergerak. Sedangkan kekurangannya, perlu teknik khusus dalam menggunakannya, memerlukan kekuatan lengan bawah dan kekuatan batang tubuh. Canadian tidak cocok bagi yang mengalami kelemahan pada dua daerah ini. Bagi atlet sepakbola amputasi, Canadian adalah prioritas utama. Menopang tubuh, dan menjadi sarana mobilitas atau bertanding.[]
Reporter: Harta Nining Wijaya
Editor : Ajiwan Arief