Views: 49
Solidernews.com – Program Desa Inklusi yang dilakukan oleh Garamin NTT ( Gerakan Advokasi Tranformasi Disabilitas Untuk Inklusi) di Rote telah dilakukan sejak tahun lalu. Tujuan diciptakan desa inklusi agar menciptakan lingkungan yang kondusif dan mendorong munculnya keberagaman dalam masyarakat desa. Salah satu langkah yang dilakukan dengan mendorong difabel desa untuk membentuk satu wadah organisasi kelompok difabel desa (KDD). Hal ini sejalan dengan konsep desa inklusi yang meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam desa inklusi termasuk membangun wadah keterlibatan masyarakat, mengadakan pelatihan dan penyuluhan, membuka dialog dan ruang partisipatif, dan mengintegrasikan perspektif masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa.
Senin, 11 Maret 2024 melalui siaran RRI Rote dengan narasumber Narasumber Ketua KDD Oetutulu Elfri Eprilini Lilo, ketua KDD Bisa Boe Meriana Ndun, serta kepala desa Tolama Julius Elimanafe membicarakan peranan KDD dalam mewujudkan desa inklusi.
Mengawali diskusi, Elfri menyampaikan berawal dengan hadirnya Garamin untuk mengajak difabel di desa. Pertama fasilitator desa untuk mendata secara individu jumlah difabel di desa Oetutulu. Data difabel yang sudah ada kemudian menjadi landasan bagi desa di desa yang dahulu dianggap warga yang tidak mampu dan dikucilkan, kini mulai kemampuan dan mengerti hak kesetaraan dengan masyarakat lain.
“Kami mengerti apa itu kelompok rentan dan memiliki hak yang sama dengan kelompok lain,” ungkap Elfri.
KDD Bisa Boe memiliki kegiatan rutinan yang di dalamnya memanfaatkan pertemuan dengan meningkatkan pengetahuan dan kapasitas dari anggota KDD. Secara pribadi, Meriana mengalami stigma diri sebelum masuk KDD. KDD Bisa Boe juga memberikan himbauan kepada kepala desa untuk meningkatkan pemberdayaan anggota KDD dengan pelatihan pembuatan VCO.
“Ternyata saya ini juga bisa ketika ada keahlian yang dimiliki ini kalau tidak ada penghargaan dan dukungan dari orang terdekat maka kita tidak akan bisa. Dengan adanya KDD dan saya ketua apalagi perempuan dari situ saya himbau anggota difabel jangan cuman ketua tapi sama-sama bangkit satu sama lain”, terang Meriana.
Selanjutnya pernyataan dari Julius bahwa desa Tolama mendapatkan sosialisasi desa inklusi dari Garamin NTT. Pemerintah desa (pemdes) kemudian mendukung terbentuknya KDD Felaleo dengan ketua difabel seorang perempuan difabel. Pemdes Tolama mendapat dukungan dari Garamin dan SIGAB mendapat kesempatan juga belajar tentang praktik baik desa inklusi di wilayah lain.
“Melihat desa Oelatsala, adanya Perdes (peraturan desa) Desa Inklusi, maka saya dan pemdes membuat juga Peraturan Desa Inklusi, “ jelas Julius.
Dukungan pemdes Tolama memberikan bantuan kepada KDD sesuai dengan kebutuhan dari difabelnya. Dalam penjabarannya Julis mengungkapkan KDD menyiapkan data difabel dan potensinya. Dukungan difabel disesuaikan dengan kemampuan masing-masing difabel. Adapun berbagai bantuan berupa ternak ayam, hortikultura, pelatihan menjahit dan mesin jahit. Pemdes juga melakukan advokasi kepada Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil) untuk mendorong pihak disdukcapil dapat memiliki identitas dan layanan kependudukan.
“Peranan difabel desa dalam pengambilan keputusan dalam pertemuan rutin dan pertemuan desa. Dalam setiap pertemuan difabel harus ada catatan dari keinginan dari difabel. Jadi keinginan difabel dapat diketahui pemdes sehingga selanjutnya ada tindakan untuk kebijakan bagi KDD, “ terang Julius.
Julius berpendapat adanya keterlibatan semua elemen masyarakat dalam pembangunan desa. Keterlibatan dan partisipasi aktif sudah mencerminkan aksi nyata inklusi. Meriana dan Elfri sebagai perempuan difabel juga mengungkapkan bahwa keterlibatan di KDD memiliki pengaruh baik bagi kehidupan sehari-hari. Stigma diri mulai berkurang dan mau belajar dengan pengetahuan yang lebih luas.
Harapan dari Julius dengan adanya langkah baik di desa Tolama yang sudah dilakukan di desa dapat ditiru di desa lain di wilayah Rote. Meriana dan Elfri juga memberikan pesan semangat kepada teman difabel tidak menyembunyikan bakat dan talenta bagi agar dapat setara dengan masyarakat lain. Dukungan penuh dari berbagai elemen di desa, keluarga difabel menciptakan kesempatan serta melibatkan difabel dalam proses pembangunan supaya difabel mandiri dan berdaya.[]
Reporter: Erfina
Editor : Ajiwan Arief