Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

KDK Santika, Menghargai Proses dalam Mencapai Tujuan

Views: 18

Solidernews.com – Kelompok Difabel Kalurahan (KDK) Santika. KDK ini berada di Kalurahan Kaliagung, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Santika merupakan akronim dalam Bahasa jawa sanajan alpita nir tikel ing Kaliagung [meski memiliki kekurangan tetap bermanfaat di Kaliagung]. Sebuah nama yang syarat makna, sekaligus menjadi ruh dalam berkegiatan. Kelompok difabel kalurahan ini dibentuk pada 24 Agustus 2022, atas prakarsa SIGAB Indonesia didukungan Pemerintah Kalurahan Kaliagung.

 

Namun demikian, jauh sebelumnya KDK Santika sudah mulai dan menginisiasi pertemuan sejak 2018. Ketika itu belum ada kegiatan terarah. Dengan tujuan sederhana, menjadi wadah berkumpul dan berbagi pengalaman, diniatkan. Setelah satu tahun berproses, pada 2019, kelompok difabel ini mulai merencanakan program. Memandirikan difabel di wilayah Kalurahan Kaliagung, menjadi tujuannya.

 

Tersebut di atas mengemuka dari salah seorang pengurus bernama Winarno, yang akrab disapa Nano. Dia mengaku sempat pesimis. Pasalnya, pada awal pembentukannya, setiap kali pertemuan hanya dihadiri tidak lebih dari 10 orang. Namun begitu, kepengurusan tetap dibentuk. Ditunjuk sebagai ketua Ibu Keminem, sedang dia sendiri sebagai wakil ketua.

“Tak mudah pada awalnya. Sempat melintas rasa tak yakin (pesimis). Bagaimana tidak? kawan-kawan yang menghadiri pertemuan sangat minim pada awal-awal dibentuk,” Wakil Ketua KDK Santika mengawali kisahnya pada solidernews.com, Kamis (8/8).

 

Keterlibatan SIGAB Indonesia, diakui Nano, signifikan menunjukkan perubahan. Pemahaman demi pemahaman, informasi, penguatan, dibangun lembaga non pemerintah itu. Lama-kelamaan jumlah difabel yang hadir pun bertambah. Bagi Nano perubahan positif itu, membuatnya lega dan bahagia.

“Kondisi itu sangat menggembirakan, dan memberi energi tersendiri. Bagaimana pun KDK Santika diinisasi dengan tujuan menjadi wadah bagi difabel Kaliagung. Wadah untuk menghadirkan solusi bagi anggotanya. Minimal menjadi wadah mencurahkan pendapat, sharing pengalaman. Bisa juga menjadi tempat menempa diri, dan menunjukkan eksistnesi diri,” lanjut Nano.

 

Kegiatanpun bertambah. Yakni melakukan pendataan warga difabel di Kalurahan Kaliagung, dengan dukungan SIGAB Indonesia. Pada dua tahun lalu (2022), diperoleh jumlah data difabel sebanyak 155. Dari jumlah tersebut, 11 orang di antaranya, kini sudah meninggal.

 

Pada tahun yang sama, melalui Surat Keputusan (SK) Lurah Nomor 85 Tahun 2022, KDK Santika Kaliagung dikukuhkan oleh Pemerintah Kalurahan. Perhatian dan dukungan penganggaran dari pemerintah pun mulai mengalir.

 

Bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) dan bagian hukum Kabupaten Kulon Progo, Pemerintah Kalurahan Kaliagung menyusun Peraturan Kalurahan (Perkal) tentang Disabilitas. Perkal ini akan menjadi kebijakan yang melindungi dan menghormati hak serta martabat warga disabilitas. Penyusunan Perkal dilakukaan bersamaan dengan 5 (lima) kalurahan lain di Kecamatan Sentolo. Dukungan serius pemerintah ini dilakukan pada 2023, melalui Program Solider Inklusi yang digawangi SIGAB Indonesia.

 

Hingga saat ini, dukungan terus diberikan oleh Pemerintah Kalurahan Kaliagung. Di antaranya, pembangunan jalan landai (ramp) menuju ruang-ruang di Kalurahan. Sehingga mempermudah difabel mengakses kantor Kalurahan. Kini, Kalurahan Kaliagung tengah berproses membuat aksesibilitas pada mushola dan kamar mandi.

 

Update pendataan pun dilakukan pada 2024. Kini jumlah difabel dalam data sebanyak 167 orang. Terdiri dari 9 orang difabel netra, 3 orang tuli, 18 difabel intelektual, 73 difabel fisik, 46 difabel mental, dan 18 orang difabel ganda.

 

Menanam dan mengolah benguk

Sejak 2023, dengan dukungan pemerintah, KDK Santika melakukan budidaya benguk. Langkah ini sebagai cara mendukung ketahanan pangan, khususnya benguk di Kulon Progo. Satu catatan, salah satu makanan khas Kulon Progo adalah benguk. Tetapi, bahan baku benguk kurang di Kulon Progo. Mendatangkan benguk dari Jawa Timur, kini masih dilakukan para produsen makanan dengan bahan dasar benguk.

 

Sebagai upaya mendukung budidaya benguk, Pemerintah Kalurahan Kaliagung mengganggarkan 550 kilo gram bibit benguk, dengan sediaan lahan seluas 227 hektar. Dengan harapan, Kulon Progo bisa menjadi lumbung benguk.

 

Hasil panen para difabel yang membudidayakan benguk, akan dibeli dan ditampung KDK Santika Kaliagung. Ekosistem baru yang diciptakan untuk menjadi daya tambah ekomomi bagi KDK Santika.

 

Mucuna Chips

Salah satu kegiatan ekonomi KDK Santika, ialah mengolah tempe benguk menjadi olahan keripik yang memiliki nilai jual. Modal awal berasal dari patungan para pengurus. Seiring berjalannya waktu, dukungan dari berbagai pihak pun mengalir. Di antaranya, Dinas Sosial Kulon Progo, Dana Keistimewaan (Danais), Bank BSI Maslahat, sinergitas dengan Puskesmas Sentolo  serta dengan Mahasiswa UGM Yogyakarta.

 

Tempe benguk adalah tempe yang terbuat dari kacang koro benguk (Mucuna pruriens). Di tangan KDK Santika, tempe ini menjadi sebuah produk yang dinamai Mucuna Chips.

“Kara (koro) benguk mempunyai nama latin Mucuna pruriens. Nah kenapa kami mengambil nama Mucuna? Supaya produk kami akan mudah dikenal di luar negeri. Dan mudah-mudahan produk Mucuna Chips akan mendunia nantinya,” ujar Nano.

 

Benar adanya. Mucuna Chips ini memiliki cita rasa khas, unik. Keripik ini berbeda dengan keripik yang ada di pasaran. Proses pembuatan dilakukan oleh anggota KDK Santika di dapur Mucuna, Dusun Tegowanu, Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo. Yang sekaligus menjadi basecamp KDK Santika. Saat kunjungan solidernews.com, Kamis (8/8) dapur Mucuna sedang dalam masa renovasi. Sehingga berpindah di rumah Ketua KDK, Kaminem.

 

Hingga saat ini, KDK Santika sudah menggaji rutin 7 orang tim produksi. Dengan 8 orang pekerja cadangan, serta 10 petani difabel yang menanam benguk. Setiap hari berhasil memproduksi 5 kilo gram benguk, yang diolah menjadi 4,5 kilo gram Mucuna Chips.

 

Selain memproduksi keripik benguk, pertemuan rutin tetap diagendakan pada tiap hari Jumat. Selain itu ada juga pelatihan keterampilan, pendataan difabel secara periodik, posbindu difabel, serta pemberian makanan tambahan bagi anak difabel. KDK Santika juga menjadi salah satu tempat kunjungan mahasiswa. Satu di antaranya para mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

 

Menuai hasil dari berproses

Dan pada Kamis (8/8) KDK Santika mendapatkan kunjungan dari Kementerian PPN/Bappenas. Karena kelompok difabel ini, telah melakukan berbagai kegiatan yang mampu memandirikan anggotanya. Sekaligus mampu mempengaruhi cara pandang pengambil kebijakan, hingga lahir berbagai aksesibilitas dan kebijakan, yang berpihak pada difabel.

“Kini, saya dan kawan-kawan difabel diperhatikan. Masyarakat juga mulai terbuka dan memanusiakan kami para difabel. Di pemerintahan, suara difabel didengarkan. Kami dilibatkan dalam musyawarah di kalurahan, kapanewon. Selain itu saya dan kawan-kawan juga mandiri secara ekonomi. Saya pribadi, perubahan positif itu membuat kepercayaan diri saya lebih baik, lebih berani mengutarakan pendapat. Menuai hasil proses, itu kalua boleh saya sederhanakan,” ujar Ketua KDK Santika, Keminem, Kamis (8/8).[]

 

Reporter: Harta Nining Wijaya

Editor       : Ajiwan Arief

 

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air