Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Ka Gi Ni, Kartu Inovasi Edukasi Kesehatan Gigi bagi Tuli

Views: 15

Solidernews.com. Edukasi dan promosi kesehatan mulut dan gigi pada anak, penting untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi dan perburukan penyakit.

Sebab, setiap anak berhak mendapat edukasi terkait kesehatan gigi dan mulut. Tanpa kecuali anak-anak dengan kebutuhan berbeda. Tuli, di antaranya.

Kartu edukasi kesehatan gigi warna-warni, yang diberi nama Kartu Ka Gi Ni, diluncurkan guna menjawab tantangan kebutuhan edukasi kesehatan gigi, bagi anak-anak Tuli. Seorang dokter gigi yang juga dosen di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI), adalah pionirnya. Amandita Parameswari, nama dokter gigi tersebut. Dia meluncurkan kartu inovasi edukasi berbasis penelitian.

“Kartu ini menjadi mediator pembelajaran yang efektif. Sebab, dengan kartu tersebut, para siswa tunarungu dapat mengenali berbagai cara perawatan gigi-mulut dan upaya pencegahannya. Kartu ini merupakan hasil penelitian tesis saya, sebagai metode inovatif dalam melakukan edukasi kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak tunarungu,” kata Amandita dikutip dari laman resmi UI.

 

Dosen FKG UI itu menambahkan, inovasi ini diimplementasikan melalui program pengabdian masyarakat (pengmas) yang digelar oleh Departemen Ilmu Penyakit Mulut (IPM) dan Departemen Ilmu Kesehatan Kedokteran Gigi Masyarakat dan Pencegahan (IKGMP) FKG UI.

Program tersebut sudah diaplikasikan kepada 28 siswa Tuli Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) Tunarungu Santi Rama, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Kamis (28/8/2024). Satu kegiatan, yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak Tuli.

 

Pendekatan visual

Amandita menambahkan, inovasi Kartu Ka Gi Ni diperkuat dengan pendekatan visual. Penggunaan gambar dan video yang disertai dengan bahasa isyarat, melengkapi aksesibilitas yang dibutuhkan siswa Tuli.

Video edukatif yang ditampilkan meliputi tiga topik utama. Pertama, video “Mari Belajar SAMURI (Periksa Mulut Sendiri)” yang mengajarkan cara sederhana bagi anak-anak melakukan pemeriksaan mulut secara rutin.

Kedua, video “Mengenal Penyakit Mulut Sederhana” yang mengenalkan siswa pada penyakit seperti sariawan dan penyakit gusi berdarah. Dan ketiga, video “Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut”. Video ini menjelaskan anatomi rongga mulut, perbedaan gigi susu dan gigi permanen, serta cara merawat gigi dan mulut secara efektif.

Edukasi berkesinambungan

Kontinuitas atau kesinambungan edukasi kesehatan mulut dan gigi dibutuhkan. Tak hanya di sekolah, tentunya. Dibutuhkan komitmen orang tua dan keluarga, agar edukasi Ka Gi Ni, menjadi kebiasaan sehari-hari.

Dengan kontinuitas dan komitmen kuat, maka edukasi berbasis visual tersebut, akan bermanfaat signifikan dalam meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta aplikasi dalam keseharian.

Bagaimana pun, edukasi inovatif, inklusif dan adaptif, sudah diterbitkan. Keberkelanjutan memajukan pendidikan kesehatan yang inklusif dan adaptif bagi Tuli, selayaknya mendapatkan dukungan secara komprehensif.

Kolaborasi para pihak, antara pusat layanan kesehatan, sekolah luar biasa, orangtua, dibutuhkan. Satu langkah maju yang menunjukkan komitmen, dalam menciptakan program-program yang aksesibel bagi semua, terutama Tuli.[]

 

Reporter ; Harta Nining Wijaya

Editor    : Ajiwan

 

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content