Views: 22
Solidernews.com – Tanggal 19 November diperingati sebagai Hari Jurnalis Sedunia, sebuah momen untuk mengapresiasi peran jurnalis dalam membangun masyarakat yang kritis dan terinformasi. Di Indonesia, peringatan ini juga menjadi pengingat pentingnya keberagaman dan inklusivitas dalam dunia media, terutama terkait difabilitas.
Jurnalis memiliki tanggung jawab besar untuk menyuarakan isu-isu yang sering terabaikan, termasuk kehidupan difabel di Indonesia. Sayangnya, komunitas difabel kerap kali hanya muncul sebagai objek pemberitaan, bukan subjek yang diberi ruang untuk berbicara dan didengar. Hal ini menunjukkan masih adanya tantangan besar dalam mewujudkan media yang inklusif.
Difabel dan Representasi dalam Media
Menurut data Kemenko PMK tahun 2023, Indonesia memiliki lebih dari 22 juta difabel. Namun, realitas mereka jarang terwakili secara adil dalam media arus utama. Liputan mengenai difabel sering kali berfokus pada sisi keterbatasan atau kisah inspiratif yang menggugah emosi, tanpa menggali lebih dalam soal hak-hak mereka sebagai warga negara, seperti aksesibilitas, pendidikan, dan pekerjaan.
Cheta Nilawati, seorang jurnalis difabel yang aktif di Tempo, menilai bahwa media harus mengubah cara pandangnya terhadap difabel. “Media harus kembali pada fungsinya untuk mendidik masyarakat, mengurangi stereotipe, dan menyuarakan kelompok yang sering kali termarjinalkan,” ujarnya.
Jurnalis Difabel di Indonesia: Suara dari Dalam
Di tengah tantangan tersebut, kehadiran jurnalis difabel di Indonesia menjadi angin segar. Mereka tidak hanya berkontribusi sebagai pembawa berita, tetapi juga sebagai agen perubahan. Dengan pengalaman langsung sebagai penyandang disabilitas, jurnalis difabel mampu menyampaikan isu-isu yang relevan dengan sudut pandang yang lebih mendalam dan autentik.
Hamdan, jurnalis Solider yang juga seorang difabel, mengatakan bahwa profesi jurnalis memberi ruang untuk menyuarakan isu-isu disabilitas secara lebih efektif. “Lewat karya jurnalistik, kami bisa menyampaikan aspirasi komunitas difabel kepada publik dan pemangku kebijakan. Ini adalah langkah nyata untuk menciptakan perubahan,” jelasnya.
Namun, Hamdan juga menyoroti kendala yang dihadapi jurnalis difabel, seperti aksesibilitas tempat kerja, stigma, hingga kurangnya dukungan teknis di lapangan. “Kami masih membutuhkan lebih banyak ruang dan dukungan agar bisa berkontribusi secara maksimal,” tambahnya.
Langkah Menuju Media yang Inklusif
Hari Jurnalis Sedunia harus menjadi momentum bagi media di Indonesia untuk meningkatkan inklusivitasnya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Memberikan Ruang bagi Difabel
Media perlu melibatkan difabel tidak hanya sebagai narasumber, tetapi juga sebagai pembuat berita. Ini akan membantu menciptakan representasi yang lebih autentik dan mengurangi bias dalam pemberitaan.
- Meningkatkan Sensitivitas Jurnalis
Pelatihan tentang isu-isu difabel harus menjadi bagian dari kurikulum jurnalisme. Jurnalis harus memahami cara meliput isu difabel dengan perspektif yang sensitif dan inklusif.
- Menghapus Stereotipe dalam Pemberitaan
Narasi media harus fokus pada potensi dan hak-hak difabel, bukan sekadar menyoroti keterbatasan atau menjadikan mereka objek simpati.
- Mengembangkan Teknologi Aksesibilitas
Media perlu berinvestasi dalam teknologi yang mempermudah difabel untuk bekerja di bidang jurnalistik, seperti perangkat lunak pembaca layar atau alat bantu lainnya.
Membangun Masa Depan yang Inklusif
Hari Jurnalis Sedunia adalah pengingat bahwa media memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat yang inklusif. Dengan melibatkan difabel secara aktif, baik sebagai pelaku maupun subjek pemberitaan, media di Indonesia dapat menjadi katalisator perubahan menuju kesetaraan.
Sebagaimana disampaikan Firdaus Abdul Rahim, jurnalis kananews.net, “Kalau bukan kita yang bersuara, siapa lagi? Media harus menjadi ruang bagi difabel untuk berbicara dan didengar.”
Pada akhirnya, media yang inklusif tidak hanya mengangkat isu disabilitas sebagai berita, tetapi juga mengintegrasikannya sebagai bagian dari percakapan yang lebih besar tentang keadilan dan kesetaraan di Indonesia. Selamat Hari Jurnalis Sedunia! Mari bersama membangun dunia yang lebih ramah bagi semua, termasuk bagi difabel.[]
Reporter: Andi Syam
Editor : Ajiwan
Referensi:
- https://www.detik.com/jabar/jabar-gaskeun/d-7644587/sejarah-dan-makna-hari-jurnalis-internasional-perjuangan-di-balik-berita
- 2. Kemenko PMK 2023