Views: 7
Solidernews.com – Jendela Dunia Literasi adalah kegiatan yang diusung dan diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan kota Makassar, untuk merayakan hari membaca dan hari disabilitas internasional 2024. Menyatukan semua unsur kemasyarakatan di dalam satu ruang yang sama, tentu saja bukan hal yang mudah. Tetapi pembahasan mengenai kesetaraan bagi difabel yang telah menjadi isu global, mendorong pemerintah kota Makassar untuk semakin gencar mengkampanyekan inklusifitas di ranah-ranah yang beragam. Tak terkecuali dalam ranah minat baca dan menulis. Jendela Dunia Literasi berlangsung dua hari, Selasa 3 Desember dan Rabu 4 Desember 2024, bertempat di pelataran Mall Ratu Indah Makassar,.
Dinas Perpustakaan kota Makassar berharap, Jendela Dunia Literasi 2024 kali ini dapat menjadi metode yang ampuh dalam melibatkan difabel dan mengajak difabel untuk turut mengunjungi perpustakaan kota. Bukan hanya itu, beberapa stand UMKM dan komunitas yang beragam di lokasi kegiatan, dibarengi pula dengan undangan terbuka ke setiap SD, SMP dan SMA menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah untuk mengajak masyarakat luas untuk berbaur dan merayakan keberagaman difabel di kota Makassar.
Kesetaraan hak bagi difabel, literasi, pariwisata, sejarah, kuliner sampai dengan adat istiadat dipadu menjadi satu dalam acara yang berlangsung hanya dua hari tersebut. Dinas Perpustakaan kota Makassar tidak lupa menggandeng representasi dari setiap unsur yang berusaha untuk diangkat. Ini terlihat dari hadirnya sejumlah nama seperti Ibe Sina Palogai (Penulis & Penyair), Al Adi Fitrah (Founder Gerakan 1001 Buku), Nur Syarif Ramadhan (Aktivis Difabel), Nurmadia Syam (Pendongeng), Rezky Nur Amelia (Duta Pariwisata Kuliner Indonesia 2024), Feby Putri (Artis) dan masih banyak lagi. Dalam kesempatan yang sama, Dinas Perpustakaan kota Makassar pun mengadakan banyak perlombaan yang bertujuan untuk mengasa minat literasi dan berkarya masyarakat. Beberapa perlombaan yang diadakan di antaranya seperti lomba antar band lokal, musikalisasi puisi dan gagasan kreatif anak muda Makassar.
Di hari pertama, selain menghadirkan Nur Syarif Ramadhan sebagai representasi masyarakat difabel, Dinas Perpustakaan kota Makassar pun menggandeng seorang seniman difabel dan tak henti-hentinya menyuarakan isu kesetaraan bagi difabel.
“Sekarang zaman sudah canggih, ya. Pemerintah kota Makassar melalui Dinas Perpustakaan, juga sangat berharap ada peningkatan membaca di kalangan masyarakat tanpa terkecuali. Untuk difabel juga tentunya. Semua orang harus setara. Dan literasi, ini jendela dunia. Kita beri akses ke semua orang, tidak terkecuali difabel untuk membaca buku. Ayo ke perpustakaan. Karena buku adalah jendela dunia,” ucap Andi Pattiware (Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar) dalam sesi sharing session.
Selain itu, pada talk show inspiratif, Nur Syarif Ramadhan menyampaikan pentingnya literasi bagi masyarakat difabel. Seperti tajuk kegiatan yang diadakan oleh Dinas Perpustakaan kota Makassar itu, literasi adalah jendela dunia. Syarif juga menyinggung soal akses terhadap literasi yang masih terbilang minim di kalangan difabel.
“Tapi tetap, ya, literasi itu penting. Karena proses produksi pengetahuan kita bisa terjadi lewat mengakses bacaan-bacaan yang berkualitas,” ungkapnya.
Pada penutupan di hari Rabu, 4 Desember 2024. Dinas Perpustakaan kota Makassar juga menyerahkan alat bantu bagi dua orang difabel terpilih. Yaitu Samsuddin (difabel netra) yang menerima tongkat putih dan Hasbulla (difabel fisik) yang menerima kursi roda.
Jendela Dunia Literasi yang diadakan oleh Dinas Perpustakaan kota Makassar, menunjukkan ketertarikan pemerintah kota Makassar untuk terlibat dalam perayaan dan pemberdayaan keberagaman di masyarakat. Semoga, pengarus utamaan isu inklusi difabel di kota Makassar seperti ini, terjadi lebih sering lagi dan berkelanjutan. Dan semakin banyak masyarakat difabel yang menjadi berdaya.[]
Reporter: Nabila May Sweetha
Editor : Ajiwan