Views: 13
Solidernews.com, Bantul- Olahraga bagi difabel bukan lagi menjadi sarana rekreasi, bahkan oleh sebagian orang dianggap sebelah mata. Namun, sekarang ini olahraga difabel sudah dianggap sebagai prestasi yang sejajar dengan olarrga yang dilakukan oleh orang nondifabel. Sudah banyak atlit difabel berprestasi yang mengharumkan nama daerah hingga bangga dengan menyumbagka sejumlah medali. Bahkan, mereka juga mendapatkan bonus ratusan juta rupiah, sehingga dapat digunakan untuk modal usaha.
Pernyataan terebut pernah disampaikan oleh Yulianto (50), ketua National Paralympic Commitee (NPC) Kabupaten Bantul, saat meninjau atlit catur yang sedang berlatih. Ketika itu Yuli, sapaan akrap dari Yulianto belum menjabat sebagai ketua, tetapi masih menjadi sekretaris mendampingi Sihmanto selaku ketua NPC Bantul di Stadion Sultan Agung (SSA) Pacar Bantul.
Terinspirasi dari pernyataan Yuli tersebut, saat ini banyak difabal yang kemudian menekutni olahraga. Bahkan para difabel yang sebelumnya sama sekali tidak tertarik olahraga, sekarang ini sudah mulai berlatih olahraga secara rutin. Kemudian para atlit difabel Bantul yang sebelumnya memang sudah menjadi atlit, sekarang ini semangat berlatinya juga meningkat. Hal ini dapat dipahami karena sebentar lagi akan digelar perhelatan olahraga tingkat provinsi yaitu Kujuaraan Daerah (Kejurda 2023). Rencananya Kejurda akan digelar pada Bulan Oktober tahun ini dari tanggal 3 sampai dengan 7.
“Nanti semua atlit boleh maju di ajang Kejurda ini, sehingga tidak ada seleksi di tingkat kabupaten seperti saat gelaran Pekan Paralimpic Daerah (Peparda) tahun 2022 kemarin”, demikian ujang Idiharjo, pelatih cabang olahraga (cabor) catur.
Semangat berlatih atlit Difabel Bantul
Dari pantauan kontributor solider, semangat berlatih atlit difabel Bantul memang meningkat jelang Kejuarda 2023 ini. Salah satu cabor yang dikunjungi kontributor adalah lawnballs, sebuah cabor baru yang baru disosialisasikan oleh NPC Indonesia pada tahun 2022 kemarin. Dan sampai saat ini baru NPC Bantul dan Sleman yang sudah memiliki cabor ini, mengingat cabor ini membutuhkan lintasan tempat yang panjang yaitu 40 sampai dengan 50 meter. Setiap Rabu Siang NPC Bantul mengadakan latihan di gedung olahraga milik Pemerintah Kalurahan Pleret.
Menariknya lagi di cabor ini banyak nama-nama difabel yang sebelumnya tidak pernah terjun di dunia olahraga, tetapi sekarang mereka rajin berlatih cabor lawnballs ini, Salah satu nama atlit baru ini adalah Sri Lestari, yang sekarag ini menjabat sebagai Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Propinsi DIY. Padahal sebelumnya ia sama sekali belum pernah menekui olahraga difabel. Wanita difabel ini sebelumnya lebih memilih beraktifitas di dunia Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli dengan difabel khususnya Jogja,
Kemudian nama atlit baru lainnya di NPC Bantul Adalah Nany Istiningtyas. Wanita difabel asli Grobogan ini tinggal di Jogja karena mengikuti suaminya. Sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Sebelumnya juga belum pernah aktif terjun di dunia olahraga. Satu-satunya aktivitas pada dunia difabel hanya di HWDI yang kebetulan sekarang menjabat sebagai ketua di Kabupaten Bantul. Dan sekarang tertarik terjun di dunia olahraga karena besarnya bonus yang diterima jika menjadi atlit berprestasi, sehingga bukan hanya dilihat tetapi untuk dibelaskasihani, seperti olahraga difabel di era sebelum tahun 2000. Demikian ujar wanita difabel alumni Pusat Rehabilitasi Yakkum dan Rehabilition Center Solo ini.
Sementara itu, cabang olahraga lain yang mengalami peningkatan jumlah atlitnya adalah catur. Cabor ini semua hanya diikuti empat orang pecatur 3 difabal leki-laki dan 1 difabel perempuan. Namun, sekarang ini jumlah atlit yang ada sebanyak 12 orang. Dan setiap diadakan latihan pada hari selasa, hampir semua pecaturnya datang dengan semangat berlatih yang tinggi.
Apalagi menjelang digelar Kejurda, yang menurut jadwal cabor catur ini tangga; 5 sampai 7 Oktober, maka berbagai upaya dilakukan oleh para pecatur NPC Bantul untuk menjadi yang terbaik, mengingat di cabor catur ada seorang mantan pecatur nasioanal yang sekarang menjadi seoran difabel, dan memperkuat salah satu daerah lain di wilayah propinsi DIY.[]
Reporter: Dwi Windarta
Editor ; Ajiwan Arief