Views: 9
Solidernews.com – Lukisan merupakan hasil dari ekspresi visual dari para seniman untuk menggambarkan dunia mereka melalui penggunaan warna, garis, hingga bentuk dan ukuran. Seniman menggunakan medium kreatifnya untuk menyampaikan perasaan, pemikiran, dan atau pandangan mereka terhadap kehidupan.
Salah satu tujuan melukis adalah sebagai sarana penyaluran ekspresi para senimannya, karena dengan melukis, mereka bisa menyalurkan perasaan juga emosinya. Ada empat tujuan berkarya seni lukis, yakni; religius, magis, simbolis, serta estetik.
Lukisan sering ditampilkan dalam ruang pameran, baik kolaborasi maupun pameran tunggal, selain di galeri seni yang memang disediakan di ruang-ruang publik, seperti contoh di perkantoran, museum, restoran, mall, dinding-dinding taman dan jalan.
Seni lukis menurut sebagian para ahli
Menurut W. Setya R, seni lukis adalah suatu aktivitas berekspresi dari pengalaman estetik manusia yang dituangkan dalam bidang dua dimensi dengan medium rupa seperti garis, warna, bidang, tekstur, cahaya, dan ruang. Seni lukis menjadi representasi pelukis untuk menuangkan emosi dan ekspresi jiwanya.
Soedarso S.P juga berpendapat bahwa lukis merupakan cabang dari seni rupa yang cara pengungkapannya diwujudkan melalui karya dua dimensional dimana unsur-unsur pokok dalam karya dua dimensional ialah garis dan warna.
Aristoteles berpendapat bahwa seni lukis adalah sesuatu yang selain baik juga menyenangkan dan menggembirakan.
Seniman difabel dan ruang pamenan
Banyak seniman difabel yang tetap eksis hingga saat ini. Sebut saja Faisal Rusdi, difabel fisik dari Bandung yang dikenal sebagai seniman yang melukis menggunakan mulut. Membaca akun sosial media milik pribadinya, Faisal sudah sering mengikuti pameran lukisan, bahkan di tahun 1996, ia telah mengikuti pameran lukisan pelukis tuna daksa Indonesia yang pernah digelar di Gedung Sekretarian ASEAN, Jakarta (22-25/11/1996) yang di kuratori oleh Jim Supangat.
Faisal juga masih eksis mengikuti pameran hingga sekarang, seperti pada Februari 2024 di Changing Perspective dalam Art Exhibition di kota Madiun, kemudian pada 15 Agustus hingga 13 Oktober 2024 juga mengikuti pameran warna warna Vol ll di Puparagam Seni Disabilitas yang di kuratori oleh Agung Hujatnikajennong dan Nano Warsono.
Seniman difabel lainnya adalah Yeti Septiani dari Jakarta. Difabel fisik pengguna kursi roda ini juga memiliki profesi lain yaitu guru matematika dan membuka tempat les pribadi untuk siswa yang ingin belajar matematika.
Pameran yang diikutinya antara lain: Astra Infra Sustainability Fest 2024. Outsider Art Jakarta Exhibition 2024 Pameran Lukis Inklusi ‘Semua Karena Cinta,’ dari 4 Februari hingga 5 Maret 2024.
Pameran perdana yang diikutinya adalah Super Human Art (Atas Rasa Tjinta) merupakan Pameran Seni Rupa Inklusif, program Pembinaaan Kebudayaan dari Dinas Kebudayaan Pemprovinsi DKI Jakarta bersama Yayasan Danuraja Kreasi Indonesia di HUT Taman Ismail Marzuki Jakarta yang ke-55 tahun pada November 2023 lalu.
Peluang baru bagi seniman lukis difabel
Lukisan difabel kini tidak hanya dapat dinikmiti di ruang pameran saja. Peluang baru sekaligus pameran mobile yang bisa didapatkan sepanjang tahun, yang salah satunya melukis untuk karender tahunan, seperti yang dilakukan oleh Mitratel Telkom.
Disebar di akun media sosial milik @ksd.semarang ada informasi menarik untuk diketahui publik, khususnya bagi seniman lukis difabel.
Bertajuk ‘Dicari lukisan karya difabel untuk edisi kalender Mitratel Telkom tahun 2025.’ Bertema ‘Infrasruktur Telekomunikasi atau Pemandangan Alam.’ Ini bisa menjadi kabar baik bagi difabel yang punya hobi melukis di atas kanvas menggunakan cat air atau acrylic untuk ambil peluang.
Sebanyak 12 karya lukis terbaik akan mendapat apresiasi uang pembinaan dan hasil lukisannya akan dipajang di Kantor Pusat Mitratel Telkom, Jakarta dan menjadi kalender tahun 2025 Mitratel Telkom.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi email ksdsmg@gmail.com. Karya lukis dapat dikirim melalui email yang sama, sebelum tanggal 17 Desember 2024 pukul 00.00.
Di tahun 2023, sudah terpilih 6 lukisan terbaik dan dijadikan lukisan kalender meja 2024, dan di tahun ini memberi peluang lebih banyak lagi bagi pelukis difabel.[]
Reporter: Sri Hartanty
Editor : Ajiwan