Views: 5
Solidernews.com. PERKEMBANGAN teknologi memengaruhi inovasi pada seluruh sektor, termasuk kesehatan pendengaran. Saat ini, orang dengan hambatan pendengaran (tuli), sudah dapat memanfaatkan implantasi koklea.
Sebelum membahas lebih jauh, mari menarik fakta mengenai kondisi hambatan pendengaran di Tanah Air. Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa Indonesia termasuk ke dalam empat negara di Asia, dengan angka gangguan pendengaran yang tinggi. Angka kejadian tuli di Indonesia pun diperkirakan sebesar 4,6 persen.
Di balik fakta itu, ada anggapan bahwa mereka yang mengalami hambatan pendengaran tidak akan bisa berbicara. Kalau pun bisa berbicara, biasanya tidak jelas. Hal tersebut mungkin terjadi karena proses berbicara atau berkomunikasi secara verbal dimulai dari proses mendengar. Atas dasar tersebut, deteksi gangguan pendengaran perlu ditangani sedini mungkin, menggunakan teknologi pendengaran yang sesuai.
Adapun, saat ini gangguan pendengaran ringan hingga berat masih bisa dibantu dengan Alat Bantu Dengar (ABD). Sedangkan implantasi koklea, lebih tepat bagi mereka yang sudah mengalami gangguan pendengaran berat hingga sangat berat.
Sedangkan implantasi koklea sangat baik dilakukan sedini mungkin. Yaitu, anak-anak yang sudah mengalami gangguan pendengaran sejak lahir, sebagai contoh. Dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi pendengaran, mereka mendapatkan input informasi suara untuk dapat mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa. Dengan begitu, mereka segera dapat berkomunikasi secara verbal dengan jelas saat beranjak dewasa selayaknya orang yang memiliki pendengaran normal. Kemampuan berkomunikasi verbal yang baik, diharapkan menjadi fondasi bagi mereka dalam menjalani kehidupan dan mengoptimalkan potensi. Pada masa mendatang, diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup dan memiliki kesempatan sama.
Aman
Dalam paparan materi berjudul Keamanan Operasi Implantasi Koklea, Dr dr Harim Priyono, Sp THTBKL, Subsp Oto (K) menyebut bahwa, implantasi koklea aman dilakukan. Hal itu disampaikannya saat sesi talkshow yang dihadiri orang dengan hambatan pendengaran. Hadir di antara mereka, para tuli sudah menjalani implantasi koklea.
“Para orangtua tidak perlu khawatir akan keamanan proses operasi implantasi koklea. Bahkan, tindakan operasi implantasi koklea lebih aman dibandingkan dengan operasi amandel,” ujarnya dalam rilis yang diterima solidernews.com, Sabtu (18/5/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Rika Nabila, tuli yang sudah menjalani implantasi koklea, memberikan semangat para peserta talkshow. Mereka adalah para orangtua yang hadir bersama anak–anak mereka, yang dengan hambatan pendengaran.
“Pesan untuk adik-adikku, perjalanan mungkin masih panjang. Apa pun jalan yang ditempuh, lakukan sebaik-baiknya, jangan patah semangat. Tidak ada yang tidak mungkin, apalagi jika Allah SWT sudah berkehendak. Bagi para orangtua, percayalah bahwa Tuhan memberikan ujian karena Dia percaya kalian mampu melewatinya, dan menjadi orangtua dari anak-anak ‘spesial’ adalah anugerah yang sangat besar. Tuhan tahu dan yakin bahwa ayah dan bunda mampu untuk merawat dan membesarkan mereka,” ujar Rika.
Sebagai informasi, selain Harim, dr Semiramis Zizlavsky, Sp THTBKL, Subsp K (K) membahas keamanan operasi implantasi koklea dan proses habilitasi pascaoperasi implan koklea. Acara diselenggarakan oleh Nobel Audiology Center, dan turut dihadiri oleh Direktur Nobel Lewis Brata dan Senior Direktur Advanced Bionics Asia Pasifik Sunil Kapoor[].
Reporter: Harta Nining Wijaya
Editor : Ajiwan Arief