Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Hukum Menjalankan Umrah dengan Kursi Roda bagi Difabel

Views: 10

Solidernes.com. DIFABEL dan lanjut usia (lansia) dengan kondisi tertentu, diperbolehkan menjalankan ibadah umrah menggunakan kursi roda. Pasalnya, tidak ada larangan menjalankan umrah menggunakan kursi roda. Penggunaan alat bantu kursi roda, juga tidak mengganggu rukun umrah. Demikian yang mengemuka dari Redaktur Keislaman NU Online, Ustad Alhafiz Kurniawan.

 

Ustad Alhafiz Kurniawan menyampaikan, umrah dalam seangkaian ibadah haji merupakan ibadah wajib yang agung, sebagaimana ibadah haji itu sendiri. Pelaksanaan umrah hampir sama dengan pelaksanaan ibadah haji. Hanya saja, pada ibadah umrah ini semua rukun ada minus wukuf di Arafah.

 

Rukun umrah

Ibadah umrah memiliki rukun atau bagian yang pelaksanaanya tidak dapat  ditinggalkan. Rukun-rujun dalam ibadah umrah wajib dilaksanakan tanpa kecuali. Bila salah satu tidak dilaksanakan, maka ibadah umrahnya tidak sah.

 

Ada lima rukun umrah yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji yakni: Ihram, tawaf, sa’i, ahalul dan tertib.

 

Ihram dalam umrah sejenis dengan takbiratul ihram dalam shalat. Ihram menandai masuknya seseorang dalam rangkaian manasik dengan niat umrah di dalam hati. Jamaah dianjurkan melafalkan niat ihram umrah secara lisannya. Sebelum niat, jamaah haji harus menyiapkan diri atas konsekuensi ihram. Jamaah haji dianjurkan mandi dan sudah mengenakan pakaian ihram terlebih dahulu sebelum niat ihram. Jamaah haji sudah harus segera meninggalkan larangan ihram setelah niat ihram.

 

Sedang tawaf, adalah mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali dalam keadaan suci yang diawali dari arah Hajar Aswad. Jamaah dianjurkan untuk membaca talbiyah ketika tawaf. Dan Sai, adalah jalan kaki antara Shafa dan Marwah. Sai dilakukan sebanyak tujuh kali dengan perhitungan yaitu jalan dari Shafa ke Marwah dihitung sekali dan jalan dari Marwah ke Shafa dihitung sekali.

 

Jalan pertama wajib dimulai dari Shafa ke Marwah. Jika sai dimulai dari Marwah ke Shafa, maka jalan pertama tidak dihitung. Sai harus dilaksanakan dengan tujuh kali dengan hitungan yang meyakinkan.

 

“Sai tidak boleh kurang dari tujuh kali. Sai dapat dilaksanakan dengan jalan kaki. Tetapi bagi lansia dan mereka yang memiliki uzur, sai dapat dilaksanakan dengan bantuan kursi roda,” kata Alhafiz mengutip NU Online, Jumat (19/4/2024).

 

Adapun ahallul, dilakukan dengan cara mencukur atau menggunting rambut. Minimal mencukur tiga lembar rambut. Afdalnya, jamaah haji mencukur secara merata rambutnya untuk tahallul umrah. Kelima ialah tertib. Rukun umrah ini harus dilaksanakan secara berurutan. Hal ini ditarik dari tata cara dan anjuran dari praktik umrah Nabi Muhammad saw.[]

 

Reporter: Harta Nining Wijaya

Editor    : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air