Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Guru, Seni, dan Olah Raga Jadi Jalan Deni Septyan Nugroho untuk Aktualisasi Diri

Views: 61

Solidernews.com – Menjadi manusia yang dapat mengaktualisasikan diri di bidang yang diminati tentu merupakan hal yang seru. Menikmati proses, meninjau progres, dan dapat menggapai prestasi di berbagai bidang menjadi poin yang begitu diinginkan semua orang. Selain itu, dapat berkreasi tanpa adanya rasa minder dan rendah diri tentu akan menjadi fase yang mengikuti perjalanan setiap manusia.

Begitu pun kawan-kawan difabel. Mereka juga memiliki cara untuk mengaktualisasi diri, sehingga dapat mandiri dan menggapai potensi dalam berbagai lini yang mereka minati. Tentu proses kita sama, namun kawan-kawan difabel harus berjuang ekstra agar dapat mewujudkan potensi diri yang bermuara menjadi cara aktualisasi diri. Entah faktor lingkungan, hambatan, atau pun sebab lain. Namun, di luar sangat banyak kawan-kawan difabel yang terus berjuang dan tidak mau tunduk pada pelemahan atau dilemahkan.

Nah, dalam momen yang baik dan penuh sinergi semangat, solidernews.com berkesempatan berbincang dengan Deni Septyan Nugroho, pada 9  November 2024. Sosok ramah dan humoris ini merupakan difabel netra pecinta olah raga, figur pengajar, dan pelaku seni musik. Di sinilah ia yang akrab dipanggil “Deni,” menceritakan proses dan perjalannanya untuk menggapai potensi hingga berhasil meraih aktualisasi diri sampai mengukir berbagai prestasi dalam beberapa bidang.

 

Lebih Dekat dengan Sosok Deni

Pria humoris ini lahir di Wonosobo pada 4 September 1994. Masa kecilnya terjalin begitu seru di antara keindahan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Udara sejuk menemani masa kanak-kanak yang penuh berbagai keseruan. Deni kecil terlahir tanpa memiliki hambatan apa pun. Namun, keseruan itu harus usai sebab kebutaan yang Deni alami pada rentang usia 9-10 tahun. Hal itu disebabkan oleh demam tinggi yang dialaminya.

“Waktu itu aku sempat dilarikan ke rumah sakit, mas. Dalam ketidak sadaran itu, ternyata kondisi demam sampai menyebabkan seperti luka bakar pada kulitku. Saat sadar beberapa hari kemudian, kondisi masih baik-baik saja. Namun memang secara akurasi penglihatan kurasakan ada kabut tipis. Tapi ya, itu. Masa kecil yang tidak terlalu menyadari kalau itu indikasi awal aku mengalami kebutaan,” tutur Deni.

Seiring berjalannya waktu, ternyata pengobatan yang tetap dilakukan tidak terlalu membawa dampak positif. Hingga akhirnya penglihatan Deni kecil harus hilang. Butuh sekitar 2 sampai 3 tahun Deni kecil untuk berdamai dengan keadaan. Namun, tidak lama setelah itu, ia akhirnya memutuskan untuk sekolah di Purworejo.

“Aku merasa gamang. Rekan-rekan seusiaku pada sibuk sekolah, tapi kok aku tidak. Nah, dari kegelisahan itu, dan aku juga merasa hidup harus terus diperjuangkan, akhirnya aku memutuskan sekolah di Purworejo. Saat itu aku mendapat informasi kalau ada sekolah yang bisa mengakomodasi diriku,” ujar Deni.

 

Berproses Menggali Potensi untuk Masa Depan yang Cerah

Selama perjalanan di Purworejo, Deni kecil mendapat banyak semangat positif. Di situ ia berkenalan dengan banyak anak yang memiliki hambatan yang sama. Meski mereka difabel netra, ternyata banyak dari kawan-kawannya tetap berprestasi dan memiliki berbagai keahlian.

Dukungan orang tua serta lingkungan di fase ini, akhirnya membawa Deni kecil memiliki semangat tinggi. Ia belajar berbagai macam keahlian. Olah raga, seni musik, dan menulis. Puncaknya Deni alami saat ia akhirnya pindah ke YAKETUNIS Yogyakarta. Bakat musik, olah raga, dan kepenulisannya makin terasah dan mampu memberinya berbagai prestasi. Hingga membuatnya mampu lulus dari kampus UNY dari jurusan Pendidikan Luar Biasa dengan baik.

Bagi Deni, ia merasa harus memiliki berbagai keahlian guna menyiapkan masa depan yang baik. Hobi bermusik sedari SD terus ia asah. Hingga saat di Purworejo, ia mendapatkan wadah grub band yang mampu membawanya meraih di festival musik di Karesidenan Kedu, Purworejo. Saat SMP di YAKETUNIS, ia juga kembali memiliki dan tergabung di grup musik yang mampu membuatnya bersinar. Mulai Band Renaisance, Puser Bumi Band, dan sebagainya, mampu mengantarnya meraih prestasi dari kancah nasional sampai internasional hingga kini. Sebut saja Puser Bumi yang kemarin berhasil menyabet kejuaraan pada Panggung Talenta 2024 garapan Lions Club dan MetroTV.

Dari lini olah raga, mulai tenis meja, goalball, futsal, dan sejenisnya juga ditekuni Deni. Prestasi tingkat daerah, nasional, dan event organisasi difabel juga mampu disabetnya. Seperti juara tenis meja sewaktu di MTS YAKETUNIS pada ajang POPCADA (Pekan Olahraga Pelajar Cacat Daerah) sebelum berganti menjadi PERPAPEDA (Pekan Paralympic Pelajar Daerah). Goalball pun juga ikut menorehkan prestasi. Mulai turnamen garapan Sahabat Mata Semarang, kejuaraan non-NPC, hingga KEJURNAS Goalball NPC yang mampu mengantar Deni dan tim mendapatkan perak.

Pada sisi kepenulisan sosok humoris ini berhasil menerbitkan beberapa karya. Seperti Novel Tinta Cinta Maba dan Kanvas Cinta dalam Gelap yang belum lama terbit, menjadi dua saksi kepiawaian Deni dalam bersastra. Selain itu, ia juga memiliki beberapa buku antologi, puisi, dan beberapa karya tulis lain.

“Menulis bagi saya adalah hilling dari rutinitas sebagai seorang guru yang aktivitasnya itu monoton. Selain itu, juga menjadi tempat menuangkan berbagai kreativitas,” ujar Deni.

Semua keahlian itu Deni tekuni sampai detik ini. Hingga saat ia menjadi guru di SLB daerah Magelang semua ilmu itu sangat membantunya dalam membangun skill siswa-siswanya.

“tentu prestasi itu membuat diriku mampu memiliki beberapa keahlian. Sebagai tenaga pengajar, aku dituntut untuk menguasai beberapa bidang. Dengan keahlian seni, olah raga, dan sastra, hal-hal itulah yang juga kuajarkan kepada anak didik untuk memiliki skill yang dapat meningkatkan potensi mereka,” tutur Deni.

 

Berkreasi Bersama Siswa Siswi

Keahlian yang dimiliki Deni tidak lantas hanya menjadi sebuah kemampuan yang mengendap tanpa guna. Sebagai guru ia sangat terbantu dengan skill menulis, olah raga, dan  musik yang terus ia asah. Berbagai keahlian itu ia gunakan untuk mengenalkan berbagai macam keahlian yang bisa dikuasai murid-muridnya. Seperti mengenalkan olahraga yang dapat diakses oleh difabel netra, cara bermusik, dan sebagainya.

Deni juga bercerita bahwa ia menjadi guru yang memegang siswa satu kelas. Sehingga tuntutannya itu tidak hanya skill akademik, tapi juga keahlian yang juga dapat meningkatkan kualitas murid-murid SLB. Seperti mengajarkan berpuisi anak didiknya yang kelas 2 SD. Untuk anak SMP ia ajarkan mengarang cerita, dan sebagainya.

Siswa yang memiliki gairah kuat untuk belajar juga Deni ajak berkreasi. Saat ia menjadi pemateri di salah satu forum kepenulisan di Magelang bersama Forum TBM 2024, Deni turut menampilkan kemampuan siswa kelas 2 SD yang ia didik untuk berpuisi di hadapan hadirin. Di situ respons positif banyak diterima Deni dan siswanya.

“Tidak hanya itu, mas. Di ajang acara sekolah, murid-murid saya juga tak tampilkan. Bila punya kemampuan puisi saya tampilkan berpuisi, yang musik juga saya tampilkan bermusik, dan sebagainya,” ujar Deni.

 

Spirit dan Kekuatan Sosok Deni

Pria lulusan UNY ini menceritakan proses kreativitas yang ia jalani hingga mampu mengantarkan dirinya menggapai berbagai prestasi. Mulai kegamangan ditawari beberapa bidang keahlian, harus memanajemen waktu, hingga kedisiplinan yang harus ia tekuni. Semua menjadi perjalanan yang harus ia hadapi dengan sungguh-sungguh.

Bagi Deni kunci sukses yang ia gunakan adalah konsisten, mengenal potensi diri, dan terus disiplin. Karena keahlian apa pun bila tidak dibarengi konsisten dan disiplin itu hasilnya akan kurang bagus. Maka, saat menemukan keahlian yang diminati tentu harus kita perjuangkan dengan maksimal. Jangan setengah-setengah.

“Kunci dari semua itu adalah konsistensi, istikomah, dan mampu mengenali potensi diri. Pasti ada hal yang mampu kita jalani. Bila potensi itu sudah ditemukan, maka tinggal kita jalani semaksimal mungkin,” ujar Deni.

Deni meyakini bahwa setiap orang pasti memiliki keahlian dalam sebuah bidang. Tinggal kita mau atau tidak untuk menggali hal itu dengan totalitas. Saat sudah ketemu, apakah kita mampu bertahan dengan kegigihan, atau mudah terbawa arus untuk mencoba-coba yang tak pernah usai. Maka fokus, konsisten, disiplin, dan teguh niat menjadi mantra sosok Deni meraih prestasi hingga hari ini.

Bila kawan-kawan inklusif ingin berkomunikasi dan menjalin persahabatan dengan sosok inspiratif ini, silakan kunjungi akun instagramnya di @deni.septyanu. Semangat untuk terus meraih prestasi kawan![]

 

Reporter: Wachid Hamdan

Editor      : Ajiwan

 

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content