Views: 16
SoliderNews.com, Yogyakarta – KAKI pengkor. Adalah istilah untuk menggambarkan kelainan kaki, yang biasanya muncul saat lahir, akibat kaki bayi terpelintir keluar dari bentuk atau posisi umumnya. Pada kondisi ini, jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang lebih pendek dari biasanya. Kaki pengkor juga dikenal sebagai clubfoot atau congenital talipes equinovarus (CTEV).
Kaki pengkor, merupakan kelainan lahir (bawaan) yang cukup umum. Bisa ringan atau parah. Sekitar 50 persen anak-anak dengan kaki pengkor, memiliki kondisi ini di kedua kaki. Kondisi kaki pengkor akan membuat anak kesulitan berjalan secara normal. Sehingga, dokter akan menyarankan pengobatan segera setelah lahir. Kaki pengkor biasanya dapat diobati secara total tanpa operasi, meskipun kadang anak memerlukannya di kemudian hari.
Saat ini, Clubfoot atau Kaki Pengkor menjadi kondisi medis yang banyak diidap oleh jutaan anak di seluruh dunia. Menjadi ancaman serius bagi langkah kaki anak. Merespon hal tersebut, Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah berkolaborasi dengan Miraclefeet meluncurkan program MENTARI Clubfoot.
Program ini diluncurkan secara resmi melalui Kick Off Program MENTARI Clubfoot yang dilaksanakan secara daring pada Selasa (10/10) melalui Zoom Meeting. MPKU PP Muhammadiyah, menggratiskan pengobatan kaki pengkor. Gratis atau tanpa dipungut biaya untuk seluruh biaya penanganan, termasuk transportasi.
Di hadapan seluruh Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (RSMA) di Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Ketua MPKU PP Muhammadiyah Mohammad Agus Samsudin menyampaikan komitmen MPKU untuk terus konsisten dan bersama-sama mendukung program-program kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas, salah satunya melalui Program MENTARI Clubfoot ini.
“Melalui kolaborasi dengan Miraclefeet, dan seluruh jajaran RSMA serta pihak terkait, supporting system ini menurut saya sangat penting sekali. Program ini bisa membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan bisa membantu mereka yang membutuhkan,” tutur Agus.
Lima rumah sakit
Agus juga menambahkan, pada tahap awal ini MENTARI Clubfoot telah menunjuk lima Rumah Sakit Mitra diantaranya RS PKU Muhammadiyah Jogja, RS PKU Muhammadiyah Bantul, RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, RSI Muhammadiyah Tegal dan RS ‘Aisyiyah Kudus.
Melalui kerjasama dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) PP Muhammadiyah, MENTARI Clubfoot juga saat ini tengah menjaring pasien anak di bawah lima tahun yang mengidap kaki pengkor. Penjaringan dilakukan melalui sosialisasi kepada pihak mitra seperti RSMA, majelis dan lembaga terkait di bawah persyarikatan Muhammadiyah, dan pihak-pihak lain secara umum.
Program Field Officer Miraclefeet, Tri Budiono berharap agar program kolaborasi dengan Muhammadiyah ini juga mampu menjawab kebutuhan bersama di Indonesia terkait layanan Clubfoot untuk kita perjuangkan bersama.
“Dengan adanya kerjasama dengan MPKU saya yakin dengan resources yang ada dan dengan jejaring yang ada serta dengan kekuatan-kekuatan modal sosial MPKU ini bisa semakin mencakup lebih banyak layanan untuk anak clubfoot,” tutur Tri.
Tri juga mengungkapkan masih banyak masyarakat yang belum tahu jika clubfoot (kaki pengkor) dapat disembuhkan. “Fokus kita melihat clubfoot sebagai disabilitas yang potensi penyembuhannya besar dengan investasi yang tidak terlalu banyak bahkan gratis melalui program MENTARI Clubfoot ini,” ungkap Tri.
Dengan mengangkat tagline “Peduli Sesama, Untuk Langkah yang Seimbang”, program MENTARI Clubfoot akan memberikan bantuan tatalaksana perawatan anak dengan Clubfoot (kaki pengkor) dalam bentuk seperti konsultasi dokter, pemasangan gips, operasi reparasi tendon (Tenotomy), dan pemasangan sepatu khusus (Brace). MENTARI Clubfoot juga memberikan bantuan untuk hal-hal yang tidak ter-cover oleh BPJS, seperti transportasi untuk pasien.
Satu catatan perlu digarisbawahi oleh para pembaca SoliderNews.com, bahwa, dari segi potensi penyembuhan, dianjurkan pengobatan dilakukan dini. Yakni di bawah usia 5 tahun.
Jika usia 7 tahun ke atas, dapat mengisi form online terlebih dahulu. Form online dapat diakses di: . atau menghubungi narahubung ke nomer whatsaap: 0812 2725 2121. Selanjutnya, rumah sakit mitra/dokter akan menentukan apakah dapat ditangani dengan metode ponseti atau tidaknya.[]
Reporter: Harta Nining Wjaya
Editor : Ajiwan