Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Festival HAM sebagai Ajang Kolaborasi dan Refleksi

Views: 4

Solidernews.com – HAM jangan dipikirkan sebagai sesuatu yang mengerikan. HAM adalah hak manusia  sehari-hari. HAM harus jadi perspektif termasuk soal menyusun penganggaran  dan jangan hanya soal kebebasan berekspresi yang membatasi HAM tetapi juga lainnya  misalnya masyarakat bisa mendapat hak pendidikan, perumahan yang layak, serta  kesehatan. Demikian dikatakan Prof. Rumadi Ahmad, Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) saat menjawab pertanyaan dari wartawan usai konferensi pers dalam pembukaan Festival HAM di Kota Bitung yang diselenggarakan 29-31 Juli 2024.

 

Rumadi ingin semua pihak menerjemahkan HAM  dalam cara pandang yang lebih rileks. “Dalam konteks festival  HAM kita ingin persoalan HAM bisa dilihat secara rileks dan implementasi bisa diterapkan sehari hari. Kota Bitung sebagai sebagai tuan rumah, teman difabel di festival ini kita penuhi hak dan kebutuhannya, “demikian ungkapnya.

 

 

Masih terkait Festival HAM 2024, Atnike Sigiro, Ketua Komnas HAM dalam konferensi pers menyatakan  sebagai festival HAM  sarana untuk  menguji platform ini sebagai arena untuk mempererat kolaborasi, berbagi praktik terbaik, dan mengembangkan solusi inovatif untuk tantangan HAM yang terus berkembang. Sebagai pemangku kewajiban, pemerintah daerah perlu diberikan lebih banyak ruang untuk bertukar ide dan pengalaman baik dalam praktik HAM, khususnya dengan pimpinan daerah lain dan peluang kolaborasi bersama mitra kunci lainnya. Sementara sebagai pemangku hak, masyarakat dan komponen kelompok/komunitas sipil juga perlu diberikan aspirasi bagi substansi HAM yang tidak hanya normatif namun juga mencakup pengalaman keseharian masyarakat.

 

“Festival HAM sejak awal digagas oleh masyarakat sipil, sehingga acara ini harus menjadi kesempatan dan hak penuh setiap warga untuk belajar isu HAM, mendapat perlindungan dan pemajuan HAM, memiliki kebebasan penuh untuk menyampaikan kritik, pendapat, atau solusi atas segala permasalahan HAM di sekitar kita,” demikian ungkap Khairani Arifin, Ketua Dewan Pengurus INFID.

 

“Sementara itu di tengah menurunnya skor indeks HAM dan demokrasi kita, masyarakat sipil tidak boleh diam. Negara pun harus menjadikan festival HAM Ini sebagai ajang refleksi dan menindaklanjuti catatan-catatan kritis dari masyarakat sipil menjadi kebijakan-kebijakan yang lebih menghormati, memajukan, dan melindungi HAM,” tegas Khairani Arifin.

 

Mengapa Bitung menjadi pilihan tuan rumah Festival HAM yang menginjak angka ke-11 ini? sebab banyak praktik-praktik  kebijakan  di  masyarakat yang mengakomodir semua lapisan masyarakat untuk bertemu tatap langsung dengan pemerintahnya. Di Bitung juga banyak inisiatif menghargai keberagaman dan mendukung masyarakat yang ingin maju.[]

 

Reporter: Puji Astuti

Editor     : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content