Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Elsa, Atlet Difabel Angkat Berat Gunungkidul yang Mendunia

Views: 22

Solidernews.com,Yogyakrta- Di era tahun 80-an Kabupaten Gunung Kidul dikenal sebagai daerah penghasil gaplek dan Asisten Rumah Tangga (ART). Namun, sekarang  predikat tersebut tidak berlaku lagi. Sekarang  Gunung Kidul dikenal sebagai tempat dengan berbagai destinasi wisata alam yang sangat menarik, sehingga banyak dikunjungi para pelancong dari berbagai daerah, Selain  Gunung Kidul saat ini dikenal sebagai daerah penghasil atlet difabel berprestasi baik nasional maupun internasional.

 

Salah satu atlet berprestasi asal Gunung Kidul tersebut adalah Elsa, seorang difabel fisik jenis amputasi kaki yang menekuni cabang olahraga (cabor) angkat berat, Usianya memang terbilang masih belia belum genap 20 tahun, tetapi segudang prestasi sudah berhasil didapatkan oleh Elsa. Tahun 2021 Elsa memperoleh medali perak di kancah Pekan Paralimpic Nasional (Peparnas XVI di Papua. Kemudian di tahun yang sama Elsa berhasil mempersembahkan medali emas di arena Asean Youth Paragame di Bahrain. Kedua medali tersebut diperolah Elsa pada kelas 80 kg putri.

 

Menariknya prestasi gemilang yang diperoleh Elsa ini terbilang istimewa, artinya dapat diperoleh dalam kurun waktu yang relatif singkat. Kepada kontributor Elsa bercerita bahwa ia mulai menekuni cabor angkat berat ini tahun 2020. Ketika itu dia baru duduk bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas 10. Padahal Peparnas Papua dan Asean Youth Paragame Bahrain diadakan akhir tahun 2021. Praktis dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun seorang Elsa sudah menorehkan prestasi gemilang yang mengharumkan Gunung Kidul bahkan  Indonesia.

“Awalnya saya ditawari salah seorang guru saya, untuk dikenalkan dengan temannya yang mengurusi olahraga difabel khususnya cabor angkat berat, Dan sebelum memberikan jawaban saya minta waktu untuk minta izin orang tua terlebih dahulu’, demikian pernyataan Elsa kepada solider beberapa waktu yang lalu.

 

Ditanya tentang prestasi yang sudah diperoleh ini, Elsa mengatakan belum puas dan ingin berprestasi lebih banyak lagi khususnya dikancah internasional, Dengan demikian Elsa dapat membuktikan kepada dunia bahwa wanita difabel di Indonesia juga mampu berprestasi tinggi dan secara tidak langsung dapat menepis predikat bahwa Kabupaten Gunung Kidul hanya bisa menghasilkan ART.

 

Prestasi terkini dari Seorang Elsa

Atlet difabel putri cabor angkat berat yang mempunyai nama lengkap Elsa Dewi Saputri ini, baru saja menerima anugerah penghargaan dari Pemerintah Propinsi DIY melalui National Paralympic Commitee (NPC). Penghargaan ini diterima Elsa karena keberhasilannya meraih dua (2) medali perak di ajang Asian Para Game (APG) Cambodia tahun ini. Adapun nominal penghargaan yang diterimma cukup besar yaitu berupa uang pembinaan sebesar Rp 112,5 juta.

 

Tentunya penghargaan ini akan menjadi semangat tersendiri untuk mewujudkan cita-citanya menjadi atlet difabel putri yang berprestasi dikancah internasional, demikian jelas alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Patuk Gunung Kidul ini.

 

Saat ini Elsa memang belum melanjutkan kuliah karena masih ingin fokus pada olahraga angkat berat, tetapi keinginan untuk dapat melanjutkan study ke bangku pergurua tinggi itu tetap ada.

Berbagai prestasi itulah yang saat ini sedang dikejar oleh seorang Elsa, sehigga dapat membuktikan bahwa seorang difabel mampu mandiri tidak membebani keluarga. Dan sekarang ini Elsa sedang mengikuti Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) untuk mengikuti Pekan Paralympic Nasional tahun 2024 di Medan. Tentunya apa yang sudah dilakukan Elsa ini dapat menjadi pemicu semangat tersendiri bagi teman-teman difabel lainya.

 

Prestasi olahraga hanyalah salah satu cara untuk mengangkat difabel agar tidak direndahkan oleh orang-orang pada umumnya. Apapun bakat yang dimiliki seorang difabel itu harus dikembangkan, sehingga akan membuahkan hasil yang optimal. Sekarang ini tidak ada lagi alasan bagi difabel untuk menutup diri, sehingga tidak mampu berprestasi dan hannya membebani keluarga dan masyarakat.[]

 

Reporter: Dwi Windarta

Editor       : Ajiwan Arief

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content