Views: 23
Solidernews.com, Yogyakarta – PASCA menggelar pameran pertama pada September 2023, Taman Budaya Yogyakarta kembali menggelar pameran Suluh Sumurup Art Festival (SSAF) 2024. Jika satu tahun sebelumnya pameran berskala lokal, dengan seluruh perupanya para difabel pelaku seni dari Kota Yogyakarta. Kali ini bertajuk JUMANGKAH, pameran melibatkan para difabel perupa dari berbagai kota di Indonesia. Pameran kedua berskala nasional ini, digelar selama 10 hari. Mulai 14 – 22 Mei 2024, bertempat di Hall Center Taman Budaya Yogyakarta.
Jumangkah. Adalah sebuah kata bahasa jawa. Dalam Bahasa Indonesia, jumangkah berarti mulai melangkah atau mulai mengerjakan. Berasal dari kata dasar jangkah yang mendapatkan sisipan um, menjadi jumangkah. Jangkah (bahasa Jawa) artinya jarak antara kaki kanan dan kaki kiri saat melangkah; langkah/melangkah. Jumangkah di sini berarti sebuah proses memulai langkah dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan kemampuan diri. Secara metafora, jangkah diartikan sebagai menuju cita-cita. Dalam Bahasa Jawa ada istilah jangka dan jangkah. Keduanya saling terkait. Jangka diartikan sebagai cita-cita/harapan. Sedangkan Jangkah, adalah melakukan sesuatu untuk mencapai cita-cita.
Tema “Jumangkah” dimaknai dengan mulai melangkah untuk mencapai harapan/cita-cita. Difabel pelaku seni, mesti terus bergerak bersama, menjadi bagian dari seni rupa Indonesia. Bagian dari kemajuan kebudayaan Indonesia. Optimisme pergerakan difabel pelaku seni, dimulai dari membangun kebersamaan, kolaborasi (jaringan), serta pameran seni inklusif.
Memperluas keterlibatan dan jaringan para difabel perupa di Indonesia, menjadi salah satu tujuan. Selain itu, pameran kedua kali ini merupakan respon, dari banyaknya animo difabel perupa dari luar Yogjakarta yang ingin mengikuti pameran.
Setiap karya yang dipamerkan dikuratori oleh para kurator yang memiliki pemahaman atau perspektif tentang seni dan difabilitas. Para kurator tersebut ialah: 1) Nano Warsono. Seorang seniman, kurator, Dosen Fakultas Seni Rupa Jurusan Seni Murni dan Jurusan Tata Kelola Seni ISI Yogyakarta, sekaligus Kepala Galeri RJ. Katamsi ISI Yogyakarta; 2) Budi Irawanto. Pengajar pada Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Program Studi Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Menjabat sebagai ketua Program Studi Doktor Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa; serta 3) Sukri Budi Dharma. Seniman yang juga Ketua Jogja Disability Art (JDA).
SSAF sengaja dihadirkan sebagai sebuah keberpihakan kepada para difabel perupa. Bukan tanpa sebab. Sejauh ini, kesempatan terlibat dalam pameran minim didapat oleh para difabel perupa. Baik di tataran lokal, apalagi nasional. Sehingga, Suluh Sumurup Art Festival (SSAF) diproyeksikan menjadi event pameran bagi mereka, para difabel perupa. berskala Nasional, sejak tahun ini (2024). Sebagaimana tema atau konsep pameran “Jumangkah”, SSAF 2024 dimaknai dengan mulai melangkah lebih jauh. Agar dapat menjangkau lebih banyak difabel perupa (seniman), di Indonesia.
Pameran diikuti difabel pelaku seni dari 12 provinsi, yaitu Yogyakarta, Bengkulu, Lampung, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, dan Maluku. Menampilkan lebih kurang 100 karya seni rupa dari 60 peserta perorangan dan komunitas. Terdiri dari karya dua dan tiga dimensi (2D dan 3D). Karya-karya tersebut disajikan atau didisplay, dengan mempertimbangkan beragam kebutuhan para pengunjung pameran. Inklusif dan aksesibel, diusung sebagai konsep pameran. Dengan demikian, karya-karya yang dipamerkan, dapat diakses dan dinikmati dengan mudah oleh semua. Selain itu, selama penyelenggaraan pameran, akan disediakan juru bisik bagi pengunjung difabel netra dan juru bahasa isyarat bagi pengunjung tuli.
Beragam workshop
Tak hanya menampilkan karya lukisa para difabel perupa. Selama pameran juga dilagsungkan beberapa agenda. Satu di antaranya workshop berbagai tema. Di antaranya: Workshop Galeri Sitter. Yakni, workshop pembekalan bagi penjaga atau pendamping pameran tentang penyelenggaraan pameran dan galeri yang inklusi bagi pengunjung. Pemateri workshop adalah seorang difabel.
Workshop Bahasa Isyarat. Workshop ini terbuka bagi masyarakat umum. Dengan tujuan semakin banyak masyarakat mempelajari bahasa isyarat, maka semakin terbuka komunikasi dan informasi bagi tuli. Pemateri workshop, adalah kelompok tuli Kota Yogyakarta.
Berikutnya, Workshop Batik Eco Print. Pemateri dalam workshop ini juga seorang difabel dari Rumah Batik Serodja. Pembuatan batik eco print dengan media kain. Diharapkan dapat menjadi sebuah peluang usaha mandiri bagi difabel.
Ada juga Workshop Literasi sastra untuk difabel. Literasi dinilai sebaga satui kegiatan yang sangat penting bagi orang dengan difabilitas. Dengan pemahaman literasi, diharapkan dapat membuja wawasan bagi para difabel. Sehingga tidak seorang pun tertinggal dalam berbagai interaksi sosial.
Agenda lain dalam pameran
Selain beragam workshop, selama pameran pengunjung juga dapat menikmati beragam kuliner dan karya kerajinan para difabel pelaku usaha. UMKM Corner, demikian sajian ini diberi label. Berwisata belanja dan kuliner, dapat ditemukan para pengunjung selama dilangsungkannya pameran. Sebab, UMKM corner adalah stand yang menjual produk dari difabel pelaku usaha kerajinan, sablon, batik, rajut, dan lainnya dari Yogyakarta. Sistem yang digunakan adalah penyelenggara memasarkan dan menjualkan produk-produk dari difabel.
Pengunjung juga akan disuguhi berbagai pertunjukan. Ada penampilan potensi pemusik dan band yang dimotori oleh para difabel pemusik. Band dan penyanyi solo, akan ditampilkan dalam pembukaan pameran dan pertunjukan harian.
Kegiatan berikutnya Galerry Tour. Kegiatan ini akan mengundang berbagai sekolah dan kelompok masyarakat umum, agar dapat mengetahu potensi-potensi yang ada pada difabel. Selain itu juga mengundang kelompok difabel netra, agar mendapatkan pengalaman baru dengan pameran senirupa.
Tak ketinggalan Artis Talk, Berdiskusi berbagi pengalaman proses kreatif yang dilakukan beberapa perwakilan difabel peserta pameran, merupakan bentuk kegiatannya. Kegiatan ini dapat diikuti oleh siapa saja, pengunjung pameran yang berminat mendapatkan sharing pengalaman para difabel peserta pameran.
Selamat menyaksikan pameran inklusif dan aksesibel, Suluh Sukmurup Art Festival 2024. Dapatkan (eksplorasi) pengalaman dan pengetahun tentang difabel dengan berbagai kemampuan yang mereka miliki[].
Reporter: Harta Nining Wijaya
Editor : Ajiwan Arief