Views: 45
Solidernews.com – Berbicara mengenai dunia musik, tentunya sudah banyak yang mengetahuinya. Musik diartikan sebagai hasil pengolahan nada atau suara, harmoni, melodi, ritme, tempo, dan vokal. Menurut Jamalus, musik merupakan hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur pokok musik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan suara yang memiliki kesatuan dan kesinambungan. Sehingga dapat disimpulkan, musik adalah seni yang diatur menggunakan unsur-unsur pokoknya yang dapat membangkitkan perasaan tertentu para pendengarnya.
Seperti itu pula sosok Maya. Ia selalu berusaha untuk mempelajari musik guna menggapai jati diri. Dirinya sudah sejak usia 3 tahun memiliki minat untuk menggeluti dunia musik. Hingga kini ia mampu mengejewantahkan hobi bermusiknya itu menjadi karya yang dinikmati banyak orang.
Mengenal Sosok Maya
Perempuan yang sering disapa Maya ini memiliki nama lengkap Oktaviola Maya Tantri Ramadani. Ia asli orang Jogja yang lahir di Bantul, 7 Mei 2006. Sewaktu pertama kali berjumpa dengannya, keramahan, kelembutan, dan vibes positif begitu terasa. Disisi lain, ia juga memiliki prinsip yang kuat dan tegas. Bila ada yang tidak dimengertinya, ia tidak akan segan untuk bertanya.
Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga ini memiliki kondisi low vision. Kondisi tersebut sudah ia alami dari lahir. Low vision tidak sama halnya dengan totally blind. Sebab, Maya masih bisa melihat dengan jarak pandang terbatas. Artinya mampu menjangkau sekitar satu meter dengan bantuan lensa magnifier dan teleskop.
Sejarah low vision Maya disebabkan karena dulunya semasa dia masih berada dalam kandungan, ibunya terjangkit penyakit demam. Akibatnya, karena pengaruh dari penyakit tersebut, menyebabkan Maya yang masih dalam kandungan mengalami tekanan. Sehingga pembentukan janinnya kurang sempurna.
Maya juga mengungkapkan bahwa dulunya pernah mau dilakukan tindakan operasi untuk kondisi matanya. “Pernah mau dilakukan tindakan operasi tetapi terlalu riskan. Sebab dikhawatirkan akan merusak syaraf mata yang masih berfungsi. Alternatif lainnya yaitu dengan donor mata. Tetapi masih belum ada pendonor hingga sekarang.”
Meskipun keadaannya low vision, akan tetapi tidak pernah menyurutkan semangat Maya untuk mencapai cita-citanya. Maya justru merasa bersyukur dengan kondisi yang sekarang. Walaupun low vision tetapi ia memiliki teman-teman yang luar biasa. Teman-teman yang memiliki semangat juang tinggi, dan mampu mencapai cita-citanya dengan cara istimewa.
Perjalanan Maya Menyelami Dunia Musik
Bermusik merupakan kegiatan untuk menyampaikan emosi, perasaan, dan pikiran yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Musik sendiri juga bisa menjadi alternatif hiburan, ekspresi seni, dan memiliki dampak yang baik untuk psikologis dan emosional bagi para pendengarnya.
Bagi Maya, bermusik merupakan sarana untuk mengekspresikan sesuatu, serta mengembangkan bakat dan minatnya dalam bidang seni musik. Karena ketika ia bernyanyi, rasanya seperti menemukan sebuah risalah tersembunyi dalam dirinya. Contohnya seperti ketika sedang meluapkan emosi atau ada sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, bermusik adalah salah satu cara alternatifnya.
“Saya sangat bersyukur ketika bisa menyanyikan lagu yang berdasarkan pengalaman saya sendiri. Semoga dengan lagu tersebut nantinya dapat memberikan motivasi dan inspirasi kepada seluruh penikmatnya. Walaupun sejatinya saya masih mengawali dari skala tingkat pemula, tetapi saya akan memprioritaskan komitmen untuk senantiasa berdedikasi dalam dunia musik.” Tutur Maya pada wawancara via telepon pada 2 Desember 2024.
Dulu sebelum dirinya bisa berdamai dengan keadaannya sebagai seorang difabel, Maya masih terlalu banyak memikirkan stigma negatif dari para orang-orang yang belum bisa menerima keberadaannya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, ia jusru menjadikan cacian itu sebagai batu loncatannya mencapai kesuksesan.
Melalui lagu-lagunya ia mengungkapkan kegelisahan dalam hatinya. Lagu pertamanya dengan judul “Berubah” bercerita tentang ketika mendapatkan pengaruh yang menyakitkan itu tidak perlu dihiraukan, tetapi cukup diabaikan dengan berkarya sebagai ungkapan terbaik untuk pembuktiannya.
Selain itu, lagu lainnya yang berjudul “Seindah Langit Senja” bercerita tentang penerimaan diri, sejatinya kita semua bisa berkarya tanpa perlu menjadi sempurna, cukup dengan versi yang apa adanya. Karena dibalik skenario dari Sang Maha Pencipta pasti menyiratkan keajaiban terbaik seperti indahnya langit senja.
Di umur 3 tahun, Maya mengikuti lomba Pilihan Dai Cilik (pildacil) dan lomba hafalan doa tingkat kecamatan. Ia berhasil meraih juara 1. Usai acara, Maya tampil untuk menyanyikan lagu anak-anak dan mendapakan apresiasi yang sangat luar biasa dari para penonton. Dari situlah ia mulai aktif untuk bernyanyi di event ataupun perlombaan.
Kemudian saat Maya TK, ia mengikuti kegiatan ekstra kurikuler marching band. Selama ikut marching band, grup marching bandnya itu pernah ikut event dan mendapatkan juara 2 tingkat provinsi. Lalu saat Maya memasuki SD kelas 4, ia pernah ikut lomba menyanyi solo dan mendapatkan juara 1 tingkat kabupaten.
Tahun 2019, saat Maya mulai masuk SMP. Ia mengikuti audisi keberbakatan DIY program pemberdayaan difabel. Program itu merupakan penjaringan minat dan bakat dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY. Dalam program tersebut ada seni tari, musik, desain grafis, dan lukis. Ia pun lolos dalam seni musik.
“Ketika pelaksanaan program tersebut, kita ikut pelatihan selama 8 bulan. Kemudian kita berhasil berproses mendapatkan juara nasional dengan album perdana bertajuk “Hari Bahagia.” Isinya ada 5 lagu, salah satunya ada lagu saya yang berjudul “Berubah.” Tapi setelah itu, saya vakum di dunia musik selama 2 tahun karena pandemi. Kemudian tahun 2023, ikut lagi mewakili SMA. Dari situ saya merasa diberikan kesempatan untuk mengeksplor dunia musik dan benar-benar bisa menulis sebuah lagu dari hasil imajinasi saya sendiri. Lagu tersebut berjudul “Seindah Langit Senja.”” Tutur maya dalam wawancara via telepon pada 2 Desember 2024.[]
Reporter: Ajeng Safira
Editor : Ajiwan