Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

para anggota Dis-Collection
Peserta perempuan memamerkan hasil karya dompet perca

Dis-Collection dan Haswa: Tas Kain Perca Yang Kurangi Limba Fashion

Views: 45

Solidernews.com – Gerakan organisasi difabel sampai dengan sekarang, telah dan akan terus mendorong pemenuhan hak bagi pekerja difabel. Khususnya dalam hal penyediaan fasilitas, aksesibilitas, akomodasi yang layak dan penerimaan pekerja difabel tanpa stigma serta diskriminasi. Sejumlah regulasi dirancang dan dipantau, agar benar-benar terimplementasi dan memenuhi hak bekerja dengan layak bagi para difabel.

Namun tak bisa dipungkiri, minimnya kepercayaan sebagian penyedia lapangan kerja terhadap pekerja difabel, sampai dengan sekarang masih menjadi tantangan besar. Sembari terus mengadvokasi pihak-pihak terkait, sejumlah langkah prepentif seperti pemberian keterampilan pun terus dilakukan. Baik itu oleh pemerintah, mitra pembangunan, organisasi gerakan difabel sampai dengan lembaga swadaya masyarakat lintas isu.

Haswati Hasan, perempuan difabel fisik tanpa kedua tangan, yang menjadi salah satu peserta pelatihan jahit tas kain perca yang diadakan oleh Rappo Indonesia pada tahun 2024 lalu tak henti berupaya untuk terus berdaya. Hasswa menjahit menggunakan kedua kakinya dan bisa sangat mahir dalam aktivitas jahit menjahit. Karena itu, Saiful Samad (kepala Sentra Bau Mabaji) kemudian juga memberikan bantuan usaha berupa mesin jahit portabel dan bahan-bahan permulaan usaha kepadanya. Modal dari Sentra Bau Mabaji dan Rappo Indonesia itulah yang kemudian mendorong Haswa dan kawan-kawannya untuk membuat usaha bernama Dis-Collection, merupakan singkatan dari disabilitas collection.

Ada enam difabel yang memotori Dis-Collection. Tiga orang difabel perempuan yang bertugas sebagai perancang model tas, manager keuangan dan marketer. Penjahit, sementara ini, terdiri dari tiga orang lelaki difabel. Yang bertugas untuk memproduksi tas-tas pesanan pelanggan, ataupun yang akan dipasarkan secara mandiri.

“Tapi soal penjahitan kadang masih kita kerjakan bersama karena banyaknya pesanan. Kita semua juga disabilitas fisik. Termasuk saya yang dua tangan lumpuh, juga ikut menjahit karena banyaknya pesanan,” ucap Haswa pada wawancara yang dilakukan solidernews (07/01/2025).

Haswa juga berbagi cerita bahwa Dis-Collection sejauh ini, telah mendapat dukungan melimpah dari sejumlah pihak. Salah satu dukungan yang mereka dapatkan adalah dari pemerintah kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, tempat di mana usaha mereka bermukim. Berkat modal yang diberikan oleh Rappo Indonesia dan Sentra Bau Mabaji, Dis-Collection akhirnya berjalan konsisten sejak dimulainya pada september 2024 dan mendapat omset jutaan di setiap bulannya.

“Selain tas kain perca, kami juga memproduksi pouch. Kedepannya rencana kami akan membuat aksesoris yang juga berbahan dasar kain perca,” ujar Haswa.

Kain perca dipilih sebagai bahan baku utama dalam usaha Dis-Collection dalam rangka mendukung gerakan jaga bumi, dengan mengurangi limbah sampah usaha fashion. Banyaknya pelatihan jahit yang diberikan oleh pemerintah pada difabel fisik, juga memudahkan Dis-Collection dalam mendapatkan bahan baku kain perca.

“Dari pada dibuang, kan. Akhirnya sekarang kain-kain sisa jahitan teman-teman bisa kita minta, terus kita pakai untuk bahan baku. Kadang juga ada yang mau kasih tapi dijual. Tapi dijualnya juga tidak mahal sih,” ungkap Ros, perancang model Dis-Collection.

Pelatihan yang diadakan oleh Rappo Indonesia sepanjang Juli sampai dengan September 2024, yang dihadiri oleh 20 difabel fisik itu dan bantuan modal usaha dari Sentra Bau Mabaji telah melahirkan Dis-Collection yang semoga, akan bertumbuh besar dan memberdayakan lebih banyak pekerja difabel. Kedepannya tentu kita berharap stigma terhadap pekerja difabel dapat segera terhapuskan dan lebih banyak lagi pihak yang melaksanakan peningkatan kapasitas bagi masyarakat difabel, khususnya yang berada di daerah-daerah yang belum banyak tersentuh program pembangunan sumber daya manusia.[]

 

Reporter: Nabila May

Editor     : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content