Views: 40
Solidernews.com Kota Jayapura. Komisi Pemilihan Umum Kota Jayapura melakukan Sosialisasi Pendidikan Pemilih kepada Difabel Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Pilkada serentak 2024.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Ketua KPU Kota Jayapura Dr Marthpina Anggai, SE, MM, MKes tersebut berlangsung pada (26/8) di Jayapura.
Dalam sambutannya Marthpina menyampaikan bahwa partisipasi politik adalah segala bentuk keterlibatan masyarakat dalam kegiatan kehidupan politik sebagai peran warga negara dalam pemerintahan. Partisipasi politik akan memberikan pengaruh dalam kebijakan pemerintahan suatu daerah contohnya dalam memberikan hak suara baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini sangat berpengaruh bagi terpilihnya pemimpin kepala daerah. Tahapan kebijakan dimulai dari penyaluran hak suara masyarakat dalam konstalasi Pilkada menjadi salah satu bentuk kegiatan politik ysng bertujuan pengambilan keputusan pemerintahan.
Sementara itu, ia juga menyampaikan mengapa penting melakukan sosialisasi pendidikan pemilih kepada difabel. ia menyatakan bahwa pendidikan politik bagi difabel sebagai salah satu entitas keberagaman dalam masyarakat dapat memberikan ruang politik kepada masyarakat difabel. hal ini merupakan sesuatu yang penting agar pemilih difabel dapat menyalurkan dan mengapresiasikan hak-haknya dalam pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kota Jayapura tahun 2024.
Selain itu pendidikan politik bagi difabel juga dapat memastikan aksesibilitas dalam Pemilihan Walikota di Kota Jayapura. Dalam hal ini, warga difabel dapat memastikan kesempatan, peluang atau kemudahan untuk memperoleh suatu pelayanan dalam penyaluran hak pilih mereka. “Harapan kita bersama semoga Pilkada serentak pada tanggal 27 November 2024 berjalan lancar, tertib, aman, damai dan sukses. Jayapura” paparnya.
Dalam Sosialisasi tersebut Narasumber langsung dari Komisioner KPU Kota Jayapura yakni Dessy Fredrica Itaar, Divisi Sosialisasi, SDM dan Parmas. Dalam paparan materinya lebih pada”Tahapan Pemutahiran Data Pemilih, dalamnya terdata pemilih difabel yaitu difabel fisik 95, difabel intelektual 34, difabel mental 64, difabel Wicara 28, Tuli 24, netra 48. Data Pemilih Sementara (DTS) tersebut tersebar di lima (Distrik) yang ada di Kota Jayapura.
Pada kesempatan tersebut juga Dessy menyampaikan jika ada yang terdata maka KPU akan segera mensimulasikan cek data online dengan link cekdptonline.kpu.go.id para peserta sosialisasi dari berbagai ragam difabel sangat antusias melakukan cek data. “kurang lebih 15 orang yang disimulasikan data online ada yang sudah terdata namun ada juga yang belum terdata. KPU siap membantu menginput data disabitas yang belum terdata yang memiliki NIK/KTP”. Ungkap Dessy.
Pada tersebut juga Dessy sebagai Narasumber membuka ruang dan kesempatan bertanya bagi peserta. Awaludin difabel fisik dalam pertanyaannya menyampaikan bahwa dilingkungan sekitarnya kurang lebih ada 10 orang difabel yang usianya sudah diatas 19 tahun tapi belum memiliki KTP, solusinya bagaima..?. Ronald Rumkorem difabel netra bertanya apakah bisa pindah TPS untuk bisah memilih di dekat rumah, karena TPS namanya terdata itu sangat jauh dari rumahnya..?. Berikutnya Roni Behuku difabel fisik, bertanya setiap Pemilu/Pilkada kertas undangan itu tidak sampai di rumah padahal sudah terdaftar sebagai pemilih di TPS dekat rumahnya bagaimana menyikapi hal ini?
Beberapa pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh Desi selaku Narasumber, pertanyaan Awaludin Dessy langsung konfirmasi dengan pihak Dukcapil Kota Jayapura via wapshap, pihak dukcapil langsung respon akan segera melakukan perekaman e-KTP bagai warga difabel yang belum memiliki KTP. Namaun untuk mempermudah perekaman KTP, mereka harus di kumpulkan satu tempat. Untuk Ronald KPU langsung menbantu perpindahan TPS. Untuk Roni Behuku, KPU kedepan atau hari H pencoblosan akan tidak menggunakan surat undangan lagi, tapi langsung dengan menunjukan KTP saja di TPS nantinya.
Masukan juga datang dari Roby difabel fisik dan pengurus Pusat Pemilihan Umum Akses Disabilitas (PPUAD) Papua, sekaligus menyampaikan hasil temuan dan catatan PPUAD sebagai pemantau Pemilu 2024 di 5 kabupaten/Kota di Provinsi Papua, dan setiap kabupaten/Kota 5 orang pemantau, masing-masing pemantau memantau 5 TPS di lengkapi dengan Quesinernya. Salah satunya adalah Kota Jayapura. Ternyata fokus KPU Kota Jayapura waktu Pemilu kemarin itu hanya di TPS di sekitar Yayasan Humania tempat tinggal difabel netra. Padahal di TPS lain juga ada difabel netra itu yang tidak tersedia alat bantu/template. Demikian pula dengan difabel lain juga mengalami kesulitan fi TPS karena tidak akses dan tidak ramah terhadap difabel. Ditambah lagi bilik suara itu hanya 4 saja, akhirnya terjadilah antrean panjang, dan difabel juga ikut dalam antrean tersebut. KPU seharusnya saat memberikan bimbingan teknis terhadap petugas KPPS/TPS agar paham dengan adanya instrumen TPS Akses.
Masukan dan saran dari Roby langsung ditanggapi oleh Ketua KPU, ia berterima kasih ada masukan seperti ini, biar kedepan dalam kepeminannya di KPU periode ini akan memaksimalkan kekurangan-kekurangan sebelumnya. “Kami akan usahakan kedepan dalam bimtek KPPS juga akan mengundang PPUAD memaparkan teknis TPS Akses. Dan juga memberi ruang dan kesempatan para difabel ikut sebagai penyelenggara/petugas TPS kedepannya” Pungkasnya.[]
Reporter: Roby Nyong
Editor : Ajiwan Arief