Views: 15
Solidernews.com – Pernakah Anda menganggap bahwa orang dengan pendidikan rendah sulit mendapatkan pekerjaan? Umumnya, orang dengan pendidikan tinggi saja sulit mencari pekerjaan, apalagi difabel dengan pendidikan rendah. Tentu, mereka lebih sulit lagi mendapatkan pekerjaan karena berbagai hambatan yang dihadapi. Namun, ada yang berbeda dengan kehidupan difabel fisik lulusan SD ini, namanya Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi. Ia adalah penulis terkenal yang telah menulis lebih dari 50 buku antologi dan solo yang salah satu bukunya pernah dibeli oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno. Selain itu, ia juga memiliki banyak pengalaman kerja, seperti pengalaman di sektor industri kerajinan tangan, wira usaha, dan administrasi. Bagaimana ia bisa mendapatkan semua itu? Yuk, simak perjuangannya berikut ini!
Perjalanan Hidup
Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi adalah gadis yang dibesarkan oleh Almarhum I Wayan Sumiana dan Ni Putu Supainten Kristin. Ia lahir pada tanggal 9 Oktober 1999 di kota Denpasar Bali. Ia terlahir sebagai orang nondifabel, tetapi ketika memasuki usia 7 tahun, ia mengalami kelumpuhan permanen pada tangan dan kaki kirinya akibat demam tinggi. Beruntungnya, ia bisa melanjutkan sekolahnya karena tangan dan kaki sebelah kanan tidak lumpuh. Setiap hari, ia rajin datang ke sekolah meski mengalami kondisi yang berbeda, tapi ketika ia kelas 4 SD, ia mulai jarang masuk sekolah karena masalah biaya. Sebab, ayahnya sebagai tulang punggung perekonomian keluarga telah meninggal dunia.
Akhirnya, setelah lulus SD, Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi tidak melanjutkan sekolah karena merasa tidak mampu.
“Saya tidak ingin melanjutkan sekolah karena tidak mampu mengikuti kegiatan sekolah yang terlalu berat dan tidak ingin sakit-sakitan lagi,” ungkapnya. Oleh karenanya, ia hanya menempuh pendidikan formal hanya hingga tingkat SD saja.
Setelah lulus SD, dirinya mendapatkan rekomendasi dari Henokh Setiawan, seorang difabel netra yang dikenalnya di Tabanan agar belajar di Yayasan Bunga Bali, suatu yayasan yang bergerak dalam pemenuhan hak dan perlindungan difabel.selama belajar di Yayasan tersebut, ia belajar kemandirian selama 3 bulan. Setelah itu, Nyoman Dana, pendiri sekaligus ketua yayasan Bunga Bali menawarkan sekolah lanjut paket c, atau kerja kepadanya dan dirinya memilih pekerjaan.
Selanjutnya, dirinya dipekerjakan sebagai pelayan toko. Di sana ia merasakan pengalaman kerja pertamanya. Ia menyatakan bahwa ia sangat menikmatinya.
“Pekerjaanku cukup mudah dan aksesibel karena aku hanya menempel barkot pada barang-barang di sana,” ungkapnya. Ia bekerja di sana selama 3 bulan sampai masa magangnya selesai.
Setelah selesai, Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi kembali lagi untuk belajar di Yayasan Bunga bali. Ia tinggal di sana selama kurang lebih 3 tahun. Di sana, ia membuat puzzle yang terbuat dari kayu. Tim marketing Bunga Bali sangat baik membantunya menjual kerajinan tangannya sehingga ia bisa mendapatkan uang.
Dianggap telah terampil, ia ditawari lagi oleh ketua yayasan untuk bekerja di sebuah pabrik perak. Di sana ia membuat perhiasan, seperti anting-anting, gelang, dan kalung berbahan perak, tapi ia hanya bisa bekerja selama 2 bulan karena COVID-19 melanda dan ia harus dirumahkan.
Sementara di rumah, Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi mengisi waktunya sebagai dropshipper parfum, mengikuti give away dari media sosial, dan membuat kerajinan tangan berbahan stik es krim. Saat menjadi dopshipper, ia banyak mendapatkan keuntungan. Jika harga satu botol parfum dijual dengan harga Rp80.000 maka ia akan mendapatkan keuntungan Rp40.000. Selanjutnya, ia berkata bahwa ia sering mengikuti program give away dari Youtube.
“Aku pernah mendapatkan uang Rp. 600.000 dan smartphone yang diberikan oleh salah satu youtuber,” katanya dengan semangat.
Selain itu, ia juga membuat kerajinan tangan dari stik es krim, seperti pot bunga, tempat pensil, dan pembatas buku yang dijualnya di toko online miliknya.
Selanjutnya di awal tahun 2021, Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi mencoba belajar puisi dari internet. Saat pertama kali menulis, ia merasa bahwa puisi itu sangat menyenangkan dan membuatnya semakin ketagihan.
“Ternyata menulis puisi itu menyenangkan, aku jadi ketagihan,” ungkapnya.
Kemudian, ia meningkatkan kemampuannya lagi dengan mengikuti pelatihan menulis buku dari internet. Sampai saat ini, ia sudah menciptakan lebih dari 50 buku antologi dan solo, bahkan salah satu bukunya pernah dibeli oleh menteri Sandiaga Uno.
Berikut ini beberapa judul buku solo dan antologi yang sudah ditulisnya di antaranya:
Buku antologi Cinta Dalam Diam
Buku antologi Puisi cerita Masa lalu
Buku antologi puisi Nostalgia
Buku Antologi puisi Para pejuang
Buku antologi Cinta
Buku antologi puisi Guru
Buku antologi Dimensi waktu
Buku antologi puisi Rindu
Buku antologi tema bebas
Buku antologi cerpen Swiss
Buku antologi sakitnya Patah hati
Buku solo Tugas Ngoyong
Buku solo Warang Titiang di Cahaya Silver
Buku solo Sotong Ane Gisengin
Buku solo Sejuta Goresan cerita
Pekerjaan Sekarang
Satt ini, pekerjaan Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi adalah bekerja sebagai admin di Trikaya Educare suatu tempat penitipan anak yang berlokasi di Denpasar, Bali. Sehabis pulang kerja, ia akan mengisi waktu luang dengan menulis, merajut, dan membuat kerajinan tangan yang terbuat dari stik es krim. Tidak hanya itu, ia juga aktif mengikuti organisasi atau yayasan yang bergerak dalam pemenuhan hak dan perlindungan difabel di antaranya:
- DNetwork
- Bunga Bali
- Puspadi Bali
- Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia
- (Christian Disability Community
Pesan yang Bisa Dipetik
Prima adalah difabel fisik lulusan SD dan dibesarkan dari keluarga tidak mampu, tetapi ia berusaha keras untuk memperjuangkan masa depannya, bahkan memiliki banyak pekerjaan, seperti pernyataan Bill Gates, If you are born poor it’s not your mistake. But if you die poor it’s your mistake.
Artinya, jika kamu terlahir miskin itu bukan salah kamu, tetapi kalau kamu mati dengan keadaan miskin itu salah kamu. Pelajaran apa yang bisa kita petik dari kehidupan Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi dan bagaimana cara ia mendapatkan pekerjaan?
Pertama-tama, perluas sosial pertemanan
Dirinya bisa mendapatkan banyak keterampilan dan mendapat pekerjaan semua itu karena mendapat rekomendasi dari Henok Setiawan, kenalannya untuk belajar di Bunga Bali.
Kedua, ikut banyak organisasi dan yayasan
Dirinya mengangap bahwa organisasi dan yayasan dapat memberikan banyak informasi seputar keterampilan dan pekerjaan. Oleh karena itu, ia mengikuti banyak organisasi dan yayasan.
Ketiga, gunakan kesempatan dalam kesempitan
Dirinya belajar menulis secara otodidat selama covid-19 dengan mencari artikel dan pelatihan menulis dari internet. selain itu, ia juga suka mencari give away yang diadakan oleh media sosial. Dengan begitu, ia bisa mendapatkan uang tambahan.
Keempat, terus belajar
Walaupun ia sudah belajar banyak kerajinan tangan di Yayasan Bunga Bali, sampai sekarang dirinya masih belajar keterampilan baru lainnya. Buktinya, ia baru saja menyelesaikan pelatihan merajutnya.
Kelima, Konsisten
Setiap hari, Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi rutin menulis. Ini bisa terbukti dari bukunya yang sudah mencapai lebih dari 50 buku selama 3 tahun.
Langkah yang Bisa Diambil oleh Pembaca
Jika Anda merasa sulit mendapatkan pekerjaan, ingatlah perjuangan Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi yang memiliki banyak pekerjaan. Mulailah dengan langkah-langkah sederhana, seperti yang dilakukan oleh dirinya. Tetap fokus pada tujuan Anda dan semangatlah dalam menjalaninya.
Itulah perjuangan Ni Putu Prima Terima Sanjiwangi yang menginspirasi. Semoga dari tulisan ini, perjuangan Anda mendapatkan pekerjaan bisa cepat terwujud. Tak lupa, jika Anda ingin mendukung dan membeli kerajinan tangan yang dibuatnya, Silahkan klik link berikut ini.
Dan jika Anda ingin berteman dengannya bisa klik link berikut ini: Instagram.[]
Reporter: Tri Rizky Wahyu Djari
Editor : Ajiwan