Views: 26
Solidernews.com—berseru kompak, penuh canda tawa, dan teriakan bahagia terdengar riuh saat kaki-kaki kelompok difabel netra di bawah naungan Badan Sosial Mardiwuto, tiba di pelataran parkir di Pantai Sundak, Gunung Kidul, Yogyakarta. Tepat pada Sabtu, 3 Agustus 2024 Badan Sosial Mardi Wuto mengadakan kegiatan bersama difabel netra untuk lebih dekat mengenal alam bebas.
Dalam agenda ini sebanyak 40 difabel netra ikut berpartisipasi pada acara yang dicanangkan oleh BSMW, dalam program kerjanya. Agenda yang memiliki tajuk untuk mengenalkan, mengorientasi, dan akrab dengan alam bebas, serta untuk membangun kemandirian. Sebanyak dua bus dikerahkan untuk membawa rombongan ini dari BS Mardiwuto yang berada di kompleks Yap Square, Jl. C. Simanjuntak, Terban, RT:30/RW:06, Kelurahan Terban, Kemantren(Kec.) Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Menuju Pantai Sundak, Gunung Kidul.
Kegiatan ini ditujukan agar para difabel netra dapat mengenali, memahami, dan tahu kondisi alam bebas. Hal ini dilaksanakan dengan mengadakan oreintasi medan di sekitar pantai, game kelompok, dan menyentuh langsung bibir pantai dengan berjalan-jalan bersama. Selain itu outbond juga menjadi pelengkap pada agenda pagi ini.
“Agenda ini diadakan memang sudah menjadi program tahunan Mardi Wuto, mas. Selain itu, memang kami berupaya untuk mengajak serta membangun kemandirian difabel netra lewat program outbond dan pengenalan lingkungan alam bebas ini. Selain itu, kegiatan ini juga untuk melawan stigma masyarakat yang kurang respek bila mengajak difabel berwisata di alam bebas itu merepotkan,” ujar Sugeng, seorang pegawai administrasi BS Mardi Wuto, sekaligus yang mengatur kegiatan difabel netra. Pada 3 Agustus 2024.
Kegiatan Rutin Dengan insight Difabel Netra
Sebuah acara dengan konsep sosial inklusif, menjadi poros utama dalam terselenggaranya acara oreintasi alam bebas di Pantai Sundak. Penyiapan dari segi relawan, tim kesehatan, dan bekal interaksi langsung dengan masyarakat sekitar pantai, turut dijelaskan dalam instruksi panitia acara pagi ini.
Saat apel persiapan keberangkatan, ada beberapa hal yang disampaikan oleh perwakilan panitia acara. Hal itu meliputi pengecekan kembali kebutuhan personal, seperti pakaian ganti, berganti menggunakan seragam dari BS mardi Wuto, dan obat-obat yang harus diminum oleh para peserta, yang memiliki konsumsi obat dari dokter.
Selain itu, zona lokasi yang dipilih juga merupakan ide dan saran dari teman-teman difabel netra dari BS Mardi Wuto. Mereka dengan antusias ingin mengadakan acara tahunan ini di daerah pantai. Setelah melewati diskusi, terpilih lah lokasi di Pantai Sundak atas persetujuan dari pengurus dan panitia acara oreintasi alam ini.
“Selamat pagi teman-teman! Terimakasih untuk kehadirannya dalam rangka oreintasi alam yang akan kita laksanakan di pantai Sundak, Gunung Kidul. Jadi, nanti kita akan membiasakan diri membaur dengan masyarakat umum di tempat wisata, mengexplor pantai, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Saya harap teman-teman semua mempersiapkan diri dengan baik. Kemudian tetap jaga kekompakan dan solidaritas selama nanti kita menjalankan acara,” jelas perwakilan panitia yang memimpin apel, pada 3 Agustus 2024.
Membangun mental dan meningkatkan Kemandirian
Sewaktu solidernews.com berkesempatan memewawancarai salah satu pegawai yang mengurus acara difabel netra ini, Sugeng menjelaskan bahwa agenda ini jelas bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, melatih bersosial di masyarakat umum, dan menguatkan mental para rekan difabel netra.
Selain itu, para peserta yang ikut adalah mereka yang masih berusia muda. Bukan bermaksud pilih-pilih. Melainkan, BS mardi Wuto tidak ingin ada kejadian-kejadian yang disebabkan oleh faktor usia. Karena acara oreintasi alam ini memang sangat melibatkan fisik secara maksimal. Jadi, ini juga untuk menambahkan faktor keselamatan bagi peserta itu sendiri.
“Memang yang kami ajak via undangan sebanyak 40 orang adalah mereka yang masi berusia muda. Selain itu, juga guna mengantisipasi hal-hal yang di luar dugaan karena faktor usia,” imbuh Kres, pegawai BS Mardi Wuto. Pada 3 Agustus 2024.
Dalam acara ini, tentu BS Mardi Wuto tetap memperhatikan dari segi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bagi para peserta. Tim medis, relawan, dan tenaga bantu dipersiapkan untuk menyiagakan acara di Pantai Sundak ini. Termasuk faktor lokasi yang harus lolos survei dari tim Mardi Wuto.
“Sebelumnya malah ada yang menyarankan untuk ke gua pindul, Yogyakarta. Namun, setelah kami survei lokasinya, tempat itu terlalu berbahaya untuk rombongan difabel netra, mas. Mulai zona yang licin, banyak bebatuan, dan berbagai hal yang memperbesar kemungkinan cedera. Jadi, kami lebih memilih pantai,” jelas Sugeng.
Acara ini berjalan dengan lancar. Mulai apel, keberangkatan, outbond&game, serta oreintasi di pantai berjalan tanpa halangan. Semua peserta terlihat begitu ceria, terutama saat mereka di ajak untuk menikmati sapuan ombak di bibir pantai.
“Saya sangat senang mas. Semoga acara seperti ini terus di adakan guna menambah wawasan para teman-teman difabel mengenai alam bebas,” jelas Fauzi, difabel netra yang ikut dalam acara ini.[]
Reporter: Wachid
Editor : Ajiwan