Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Borderline Personality Disorder (BPD) Gangguan Mental Kepribadian Ambang

Views: 76

Solidernews.com – Borderline Personality Disorder adalah gangguan mental yang mempengaruhi perasaan dan cara berfikir.  BPD merupakan salah satu jenis gangguan kepribadian dengan memiliki cara pandang dan berfikir berbeda dengan orang pada umumnya. BPD dialami oleh 1-4% orang di dunia yang biasanya muncul pada masa remaja akhir dan dewasa muda. BPD lebih banyak dimiliki oleh Perempuan.

 

Terdapat faktor yang dapat meningkatkan risiko BPD yaitu : Pewarisan sifat, seseorang lebih resiko memiliki BPD jika memiliki keluarga yang memiliki gangguan serupa. Seseorang yang mengalami Trauma masa kecil juga memiliki resiko tinggi memiliki BPD ketika beranjak remaja atau dewasa.

 

BPD merupakan kepribadian ambang dimana suatu kondisi yang mempengaruhi perasaan seseorang terhadap diri sendiri dan orang lain. Individu dengan BPD cenderung mengalami kesulitan untuk beraktivitas dalam sehari-hari, karena memiliki pola hubungan tidak stabil dan impulsif. Impulsif melibatkan emosi ekstrim dan bertindak sesuatu tanpa memikirkan terlebih dahulu konsekuensi dari perbuatannya.

 

Individu dengan BPD memiliki ketakutan akan ditinggalkan sendirian, rasa takut ini menyebabkan perubahan suasana hati yang cepat dan kemarahan yang meledak. Sikap ini erat kaitannya dengan impulsive dan melukai  diri sendiri hingga membuat orang lain menjauh.

 

Gejala BPD   

BPD mempengaruhi perasaan terhadap diri sendiri dan hubungan dengan orang lain, serta perilaku yang kerap berubah. Gejala BPD meliputi :

  • Takut akan ditinggalkan, individu dengan BPD cenderung akan melakukan Tindakan ekstrim agar orang lain tidak meninggalkannya meskipun ketakutan itu tidak nyata adanya.
  • Memiliki hubungan yang tidak stabil dan intens. Dapat sangat mempercayai seseorang tetapi di lain waktu akan sangat mengacuhkannya dan bersikap tidak peduli.
  • Memandang diri sendiri dengan perubahan yang cepat. Perubahan yang dilakukan mencakup perubahan tujuan dan nilai, seperti terkadang melihat dirinya menjadi seseorang yang buruk.
  • Impulsif yang mengakibatkan resiko buruk dalam hidupnya. Seperti makan berlebihan dan belanja dengan jumlah yang banyak tanpa memikirkan kondisi ekonomi.
  • Melukai diri sendiri atau self-harm bahkan merasa ingin bunuh diri. Respon ini karena ketakutan akan perpisahan dan penolakan.
  • Merasa hampa berkelanjutan.
  • Tingkat kemarahan ekstrim. Seperti seringkali kehilangan kesabaran, bersikap sinis hingga bertengkar secara fisik.

Hubungan social individu dengan BPD

Hubungan dengan orang lain akan berdampak ketika kita memiliki perilaku yang tidak stabil. Individu dengan BPD biasanya bermula ketika awal dewasa dan pada umumnya akan membaik seiring bertambahnya usia jika ditangani dengan tepat.

 

BPD memiliki sikap takut diabaikan oleh orang lain, pada suatu tahap rasa takut akan berkembang menjadi obsessive love disorder yaitu sikap bergantung atau obsesi terhadap seseorang. Tetapi, dilain waktu individu dengan BPD akan merasa risih atau tidak nyaman ketika ada seseorang yang dekat dengannya. Hal ini akan merusak hubungan individu dengan BPD dengan orang lain.

 

BPD tidak hanya mempengaruhi individual tersebut saja, namun akan mempengaruhi orang yang tinggal dengan mereka. Individu dengan BPD kesulitan mengatur emosi dan perilaku. Hal ini menyebabkan banyak masalah yang terjadi dalam hidup mereka. Individu dengan BPD memiliki masalah emosi dan sangat sensitive. Hal kecil akan memberikan reaksi berlebihan dan cenderung sulit menenangkan diri. Ketika suasana hati tidak baik, emosi mereka akan mempengaruhi hubungan dengan orang sekitar. Mereka akan cenderung mengucapkan perkataan yang tidak pantas serta berbuat sesuatu diluar nalar.

 

Berhubungan dengan seseorang BPD perlu menetapkan Batasan sehat agar lebih bisa memiliki hubungan yang baik. Salah satu caranya dengan mengatur emosi dan perilaku mereka. Serta menciptakan hubungan yang sehat dan kuat. Menetapkan batasan yang sehat terkadang menjadi salah tafsir bagi individu dengan BPD. Respon yang mereka berikan terkadang tidak sesuai dengan batasan  yang ditetapkan. Menjaga batasan bukan berarti menjauhi individu dengan BPD. Support system dari orang terdekat akan membuat individu dengan BPD akan merasa lebih baik.

 

Berhubungan dengan individu dengan BPD membutuhkan lebih banyak perhatian dan usaha daripada biasanya. Namun bukan berarti tidak bisa menjalin hubungan baik dengan mereka. Perlunya kita mencoba memahami bahwa yang mereka lakukan adalah dampak dari mental yang tidak stabil. Apabila gejala sudah dapat teratasi, individu dengan BPD akan bersikap sama dengan orang kebanyakan. Mereka akan menjadi individu yang menyenangkan dan dapat memberikan manfaat untuk orang sekitar.[]

 

Penulis: Emsa

Editor     : Ajiwan  

 

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content